「53」 : Identitas

61 2 0
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Siang hari ini makin terasa panas. Rasanya seperti menyala membara membakar suasana sepi di kantin.

Makin panas lagi kalau lihat kelakuan Azazel dan Azalea yang saling pangku di kursi kantin. Sambil bercerita tentang dokter Fauzan. Bima Farel Xeno Yoga dan Zay pun ikut menonton dan mendengarkan.

Tiba-tiba saja Fajar datang ke kantin. Melihat pemandangan yang membuatnya sakit mata, Fajar langsung menghampiri mereka. Dengan gelagatnya yang angkat dada, sambil wajah semrawut.

"Enak ya, mesra-mesraan di kantin begitu? Ga inget perjanjian lo sama Bu Tetty?" celetuknya menyita perhatian mereka.

Beberapa siswa lain yang ada di sekitar pun ikut menoleh. Perseteruan antara Fajar dan Azazel selalu menjadi topik menarik yang di nantikan semua orang.

"Iri aja lo!" balas Azalea singkat.

Denger-denger, hubungan Fajar dan Irene sedang tidak baik. Mungkin itu benar. Lihat saja, dia datang sendirian ke sini. Azazel pun tersenyum miring dengan tatapan sengit ke arahnya.

"Wahh! Oh ya, gue jadi inget sesuatu." timpalnya menarik bahasan lain. Suaranya yang lantang seolah mengajak seisi kantin untuk mendengarkan dengan seksama.

Jari telunjuknya dengan lancang menunjuk kasar ke arah wajah Azalea. Kemudian dengan penuh percaya diri, dia mengumandangkan, "Jadi ini wajah AZA leader Calvaride?"

Yah, semua orang jadi serius menanggapi Fajar sekarang. Lihat saja dua siswi yang duduk di meja sebelah. Mereka langsung beradu pandang setelah mendengar hal itu.

"Lo nyerah dan minta Azazel buat bongkar kebenaran tentang lo, malam itu. Is it right?" tambah Fajar menuduh sembarangan, sesuka hatinya.

"H-ah? Azalea tuh si AZA AZA yang viral itu?" entah siapa yang nyeletuk begitu.

Azalea bangun dari posisinya. Azazel men-sial-kan hal itu. "Jangankan minta Azazel buat ngelakuin itu, Gue sama sekali ga pernah ngasih celah buat Azazel." balasnya dengan nada bicara yang kian turun.

"Tapi kenyataannya, lo ngasih.. gue juga yakin lo udah kasih semuanya buat Azazel. " Fajar makin berulah. Ucapan itu diakhiri dengan lirikan mata angkuh yang menyapu dari atas ke bawah. Tidak luput senyuman miringnya yang seolah minta di tabok.

Tidak, dia belum selesai. "Lo ga sepolos yang gue kira!" tambah Fajar menekankan ucapannya.

Mendengar kalimat merendahkan yang terus-menerus keluar dari mulutnya, Azazel reflek bangkit dari duduknya. Tangannya sudah mengepal, bersamaan dengan rahangnya yang mengeras, tatapan matanya pun tajam menusuk lawannya.

Senyuman di wajah Azalea menahan geraknya. Goresan teduh, raut yang indah, dalam paras yang cantik. Emosinya mereda sedikit. Berganti dengan semangat menggebu saat Azalea berkata, "Biar gue sendiri yang lawan."

Bima, Farel, Xeno Yoga dan Zay ikut tercengang mendengarnya. Mereka terbelalak, bersamaan dengan Azazel yang menyunggingkan senyuman miring. Farel menoleh ke belakang. Rasanya ingin memesan beberapa popcorn lagi. Kali ini dua bungkus pasti tidak akan cukup.

Azazel pasti menghabiskan satu bungkus untuk dirinya sendiri. Lihat saja nanti. Itupun kalau Farel beli popcorn beneran.

Dengan wajah gugup, batinnya tersentak, Fajar masih bisa meninggi. "Wahh, dengan senang hati gue terima. Kapten AZA."

Tantangan itu mendapat dukungan dari orang-orang sekitar yang mulai membentuk kerumunan. Sorak-sorai pun mulai meramaikan kantin yang tidak begitu padat pengunjung. Orang-orang penggemar mie instan itu sudah datang dan mulai memenuhi kantin.

Langit Asmara Azalea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang