「36」 : Firasat

69 3 0
                                    

🍁🍁🍁

Azazel membawanya ke mobil, lalu menjatuhkan Azalea dengan posisinya yang nyaris berbaring. Bersandar pada kursi mobil. "Mau apa di mobil? Hm?" katanya dengan meresahkan. Bahkan Azazel terus mendekatkan dirinya pada Azalea.

"Aza nakal. Lea takut, " gumam Azalea dengan polosnya. Sambil kedua tangannya terangkat menutupi wajahnya yang memerah.

"Gue suka kalo lo takut, makanya gue nakal. " ucap Azazel semakin menjadi-jadi. Satu kecupan manis mendarat di punggung tangan yang menutupi pipinya.

"Tapi Lea gak sukaa!" katanya merengek menolak Azazel. "Ih, lucuu," Azazel ikut merengek manja, menggoda gadisnya.

Azalea makin merengek, "Azaaa!" rengeknya sambil makin menjauhkan diri dari Azazel. Hangat nafas lelaki itu terasa terhembus mengenai permukaan kulit di tangannya.

"Iyaiyaa, buka dulu dong. Gue mau liat cantiknya Lea." sahut Azazel mengalah. Perlahan, Azalea mulai menurunkan tangannya dari wajahnya.

"Nah, gitu dong sayang." tutur Azazel memujinya. Wajah cantik Azalea pun muncul dari balik tangannya. Memang terlihat merah seperti tomat.

"Azaa, Lea mau ngomong boleh?" tuturnya pelan, terselip keraguan.

Azazel menjawab dengan semangat. Sambil iris hitam pekatnya terus memandang ke dalam mata Azalea. "Boleh banget,"

"Aza suka Lea?" tanya Azalea. Terlihat Azazel tampak mengangguk dingin. Azalea kembali bertanya, "Kenapa Aza suka Lea?" tanya Azalea lagi.

Azazel tersenyum, lalu sedikit menjauh. "Kenapa gue harus jawab?" balas Azazel.

"Karena Lea pengen tau." timpal Azalea.

"Kenapa Lea pengen tau?"

"Siapa tau bisa jadi motivasi Lea buat bales perasaannya Aza."

"Kalo ditanya kenapa, gue gatau. Tapi gue suka Lea, beneran."

"Ih aneh. Yaudah deh...,"

"Gue punya jawaban, tapi gabisa gue kasih tau sama lo sekarang."

"Iyaiya deh. Nanya sama kamu mah ga pernah bener."

Azazel mulai kembali bermanja. Menjatuhkan kepalanya di atas pangkuan Azalea. Di tambah matanya tidak bisa lepas dari Azalea. Membuat wajahnya semakin memerah. Bahkan tubuhnya mulai terasa panas.

"Lea coba kesini," pinta Azazel bisik-bisik. Azalea ragu untuk memenuhi permintaannya. Tapi, dia juga tau, kalau tidak menurut nanti akan lebih runyam.

Azalea pun menurut, wajahnya mulai tertunduk, menatap balik ke dalam mata Azazel. Clup! Azazel melahap bibir ranum gadisnya dengan lembut.

Dan, Dendra datang dua detik kemudian. Tiba-tiba saja dia masuk dan duduk di depan stir. Terkejutlah dia saat melihat kelakuan anaknya. "Kasian Lea nya atuh, Jang." ucap Dendra miris.

"Udah,udah! Mau lo, gue laporin ke polisi?" sambungnya gemas sendiri. Gak liat apa perban di kepala Azalea?

"Yang ada juga Lea yang di laporin!" timpal Azazel egois.

"Lah? Kenapa?" sahut Dendra tidak terima.

"Karena dia telah mencuri hatiku" balas Azazel sambil tersenyum meresahkan ke arah Azalea.

Azalea tersenyum miring. Pertama kalinya gadis itu menunjukkan senyum jahatnya pada Azazel dan Dendra. "Tendang aja dia keluar, yu!" ujar Azalea dengan semangat.

"Boleh, tuh!" sahut Dendra dengan semangat.

Nyatanya mereka tidak sejahat itu. Azazel tetap ikut pulang bersama mereka. Sepertinya, keduanya kelelahan karena kesibukannya masing-masing. Azalea yang ikut tes, dan Azazel yang memimpin rapat bersama Cessi.

Langit Asmara Azalea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang