「6」 : Ragu

396 4 0
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Gathra hanya terdiam dan mendengarkan tawa orang disekitarnya. Kemudian dia menyadari, jangankan oleh mereka semua, dia bahkan bisa mati ditangan Azazel seorang.

Gathra menyudahi tatapan sinisnya pada Azazel, bagaimanapun dia tetap tidak terima dengan apa yang dia lakukan pada Azalea. Azazel senang kala melihat lelaki itu menyerah.

"HAHAHA, cukup-cukup.. kasiann.." ucapnya menginstruksi. Sontak tak ada lagi gelak tawa yang terdengar dari puluhan orang yang memenuhi tempat tersebut.

"Lea pasti kagum sama orang yang bisa jadi panutan, bisa mimpin banyak orang, bisa dihargai kaya Azazel, ga kaya gue..." batinnya pesimis terhadap rasanya untuk Azalea.

"Lagi baik nih gue," lanjut Azazel menambahkan. Kini Azazel melepaskan tangan nakalnya dari Azalea, langkahnya juga mulai mendekat pada Gathra.

Dengan memandang rendah Gathra, dan sifat arogan yang mulai menyelimutinya, Azazel berkata, "Ati-ati ucapan itu doa!"

Gathra terkejut mendengar hal itu. Bagaimana Azazel bisa mengatakan hal itu? Apa Azazel bisa membaca pikirannya?

"Yo cabut!" ujar Azazel menginstruksi. Satu persatu orang-orang itu mulai bubar dan kembali bersinggah diatas motornya masing-masing.

"See you sayang.. gue pastiin lo bakal jadi milik gue, gue bakal rebut lo dari siapapun yang halangin gue!" lanjut Azazel menambahkan, bagaimana bisa lelaki satu itu melupakan hal yang paling penting baginya.

Setelah mengucapkan kalimat itu, kini Azazel pergi meninggalkan Gathra dan Azalea. Azalea menatapi kepergiannya dengan rasa kesal yang tersembunyi didalam hatinya.

"Kalo lo bukan leadernya LION gue ga akan segan-segan.. sayangnya lo bagian penting dari kepura-puraan ini .." batin Azalea dengan netra bulatnya yang masih menatapi Azazel yang melangkah menjauh.

"Lea Lo gapapa?" Gathra bertanya. Pandangannya beralih pada Gathra, kemudian Azalea tersenyum dan mengangguk.

"Azazel emang kurang ajar, gabisa dibiarin!" lanjut Gathra turut emosi, tangannya kembali mengepal kuat.

"Tu anak emang kadang-kadang." ucap Satria, satu sisi dia kesal, satu sisi juga dia malu karena tak bisa berbuat apa-apa.

"Bukan kadang-kadang Sat, emang emang tu anak!" kata Rey membenarkan. "Apaansih kalian??" Alex menengahi, selalu.

Gathra menatap Azalea serius. Hal itu memancing Azalea untuk membalas tatapannya.

"Azazel ngincer lo, lo pulang sama gue ya," usul Gathra mengajak Azalea.

Sebenarnya Azalea sudah faham kemana maksud Gathra, tapi dia ingin memastikannya lagi. Makanya dia bertanya, "Kemana?"

Gathra menjawab, "Kerumah gue, ada mama yang nemenin lo kalo gue ga ada."

Dugaannya benar, Azalea tak tahu bagaimana harus menanggapinya. Gadis itu hanya berucap, "Lea gamau ngerepotin kalian.. " katanya lembut.

"Ga repot kok, Lea. Gue gasuka kalo dia seenaknya sama lo kaya gitu." jawab Gathra memberikan pengertian pada Azalea yang tampak ragu. Gathra juga sadar, Azazel tetaplah orang yang lebih kuat diatasnya. Gathra harus berjaga dan berhati-hati.

"Ga akan gue biarin dia nyentuh Lea lagi.." katanya menambahkan. Mendengar respon Gathra yang sangat melegakan , Azalea tersenyum.

Langit Asmara Azalea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang