「10」 : Lion

207 3 0
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Matahari sudah hampir terbenam, langit juga hampir gelap. Sepertinya lelaki itu kebablasan tidur di perpustakaan. Bu Hani yang tutup mulut mampu membuat Zay, Xeno, Yoga, Bima dan Farel kesulitan menemukan Azazel.

"Apa Azazel diculik wewe gombel?" cetus Farel nethink sendiri. Sampai-sampai berfikir dan mencurigai makhluk apapun yang disebutnya.

"Emang bisa?" Bima yang tak percaya makhluk bertanya.

"Jangan-jangan gitu, kann!!" kata Farel menegaskan.

"Coba telepon lagi, udah mau jam 5 ini. Dimana tu anak ?" usul Xeno sekalian bertanya. Setelah debat panjang tentang siapa yang akan menelepon, akhirnya Zay yang menelepon.

Drrrrt!
Dering dan getaran panggilan itu sampai ke ponsel yang ada disaku Azazel. Sudah waktunya pangeran satu ini untuk bangun dari tidur tampannya yang nyenyak.

Lelaki itu perlahan membuka matanya, beranjak bangun dari duduknya diatas bangku di perpustakaan. Dengan tangan yang sibuk menggosok-gosok matanya, Azazel melangkah keluar perpustakaan sambil meregangkan tubuhnya.

"Gila gue tidur 3 jam." gumam Azazel kala melihat jam dilayar ponselnya. Azazal tak berniat untuk mengangkat panggilan mereka.

Azazel bertemu 3 orang siswi kelas 10 yang sedang melintas didepannya. Azazel menghampirinya.

"Hey Ladies! " seru Azazel dengan suaranya yang meresahkan karena bangun tidur. Seketika gadis-gadis itu menoleh kompak.
"Liat anak-anak gue gak?" lanjutnya bertanya.

"H-hah? " sahut mereka kompak, bukannya menjawab malah pada pingsan. Azazel menatap mereka penuh tanda tanya, alisnya tampak mengkerut heran.

"Anjir ko pada pingsan?" gumamnya merasa aneh. Dia bahkan sampai berfikir, apa mulutnya bau karena bangun tidur?

"Hah hah!" lelaki itu mencoba. "Ga bau tuh!" katanya menyimpulkan.

"Mau kemana bang Zel ? Ditunggu tuh sama squad BFXYZ di parkiran." cetus Joy—teman sekelasnya (kalau kalian lupa). Kebetulan Joy sedang melintas disana.

"Oh.. thanks! " sahut Azazel berterimakasih. Seketika Joy tersentuh kala mendengar suara Azazel. Dia jadi ngeri sendiri.

"Orang-orang pada mabok apa gimana sih?" gumam Azazel sambil melanjutkan langkahnya meninggalkan Joy.

Azazel segera menghampiri teman-temannya yang katanya menunggu diparkiran. Mengabaikan kondisi mukanya yang khas banget kaya orang bangun tidur.

Lelaki itu sudah sampai di parkiran, mencari dimana keberadaan Xeno, Yoga Zay, Bima dan Farel. Sontak Azazel menjadi pusat perhatian, semua orang menoleh ke arahnya. Tak begitu lama, karena mereka tak ingin berurusan dengan sang dewa kematian satu ini. Lihat saja wajah datarnya yang menyeramkan.

"Nginep di hotel mana lo?" cetus Zay bertanya.

"Bacot, buru balik!" sahutnya kasar.

"Bahaya nyetir sambil ngantuk, gitu!" kata Xeno perhatian.

"Ya, gue tunda dulu ngantuknya." jawab Azazel sesuka hati.

"Emang bisa?" Farel tak percaya.

"Mau balik ga? Apa mau dijemput wewe gombel?" ucap Bima mendukung Azazel. Dia sangat bersemangat sampai-sampai sudah siap duluan diatas motornya.

"Iya iya hayu balik..." sahut Farel, diikuti yang lain.

Brummmm! Azazel menarik gasnya kuat-kuat, menyusuri jalan raya yang lumayan ramai karena jam pulang kerja. Salip sana, salip sini, belok sana, belok sini, maju ugal-ugalan menembus jalan yang 70% dilanda macet itu.

Langit Asmara Azalea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang