「34」 : Teori

58 3 0
                                    

🍁🍁🍁

Rapat gabungan antara SMA Wiraya dan SMA GALAXi akhirnya di mulai. Tepat beberapa menit setelah Azazel datang ke sekolah dengan mendadak. Pastinya karena Azalea mendengar percakapannya dengan Bima di telepon tadi pagi.

Dua jam berlalu, dan akhirnya rapat itu pun selesai. Menggabungkan 40 pengurus OSIS, 20 dari GALAXi dan 20 lainnya dari Wiraya. Orang-orang sebanyak itu pastinya memiliki berbagai perbedaan pendapat, sudut pandang, dan penanganan masalah. Di tambah orang-orangnya elit egois semua. Jadi lama, deh.

SMA Wiraya datang dengan Bus sekolah berwarna merah dengan lencana Wiraya sebagai corak di salah satu sisi bagian bus. Pastinya mereka pun akan pulang dengan itu. Sebelum pulang, Antacessia Eunika atau yang di kenal Cessi, datang menghampiri Azazel.

Lelaki tampan yang sedang bersandar di dinding di tepi loby sekolah itu sedikit terkejut dengan kedatangan Cessi yang tiba-tiba. Begitupun dengan teman-teman yang sedang berkumpul dengannya.

"Azazel!" ujar Cessi menyerukan namanya. "Thanks buat hari ini. See you next event!" ucapnya dengan semeringah.

Dari banyaknya orang-orang di sana, Cessi hanya terfokus menatap ke wajah Azazel. Parasnya yang cantik elegan, membuat Azazel tersenyum kepadanya sebagai bentuk penghormatan. "Hm,"

"Cessi-Cessi itu kayanya naksir sama lo." bisik Yoga sangat pelan pada Azazel. Meski begitu, tanpa perlu mendengarnya, Farel, Bima Xeno dan Zay sudah tau apa yang Yoga katakan.

Di tengah pamitan itu, Azalea datang menghampiri Azazel dan teman-temannya di loby. Gadis itu dengan riang berlari ke arah Azazel. Sontak Cessi melirik ke arahnya. Keduanya tampak beradu pandang sengit. Siapa sangka kalau mereka saling mengenal?

Dua tatapan sengit itu tak luput dari kesadaran mereka yang ada di loby. "Hai, Lea!" sapa Cessi dengan wajah semeringah. Bahkan terukir senyumannya yang manis dengan sempurna. Rambut depannya pun tampak maju menutupi wajahnya.

Azalea membalas sapaannya. Lalu mereka saling mengampiri dan berpelukan singkat. "Hallo, Cessi!" balas Azalea dengan manis.

"Kak Cessi! Ayo!" panggil Laura dengan kencang. Sambil tangannya melambai dengan langkahnya yang terhenti di lawang bus.

"Buset!!" batin Bima, Farel, Xeno, Yoga, Zay, dan Azazel reflek. Tidak hanya mereka, bahkan Aira, Sonia dan 12 orang lainnya ikut terkejut.

"Cessi duluan ya! Byebye!" pamit Cessi dengan ramah dan rendah hati pada Azalea. Mereka tercengang melihat Azalea begitu akrab degan Cessi. Tak pernah di sangka sebelumnya.

Cessi pun masuk ke dalam bus. Lalu tak lama setelah itu, bus pun berangkat kembali ke sekolah. Tampak Cessi melambai ke arah Azazel dan Azalea. Azazel mengira bahwa lambaian itu hanya untuk Azalea, padahal untuknya juga.

"Lea kenal Cessi?" tanya Farel dengan sopan dan lembut.

"Diem-diem sakti amat." cetus Bima terkagum dengan Azalea.

Azazel mendekat pada Azalea, lalu memberikan puk-puk manis di atas pucuk rambutnya. "Gimana tesnya?" tanya Azazel.

Azalea memiringkan kepalanya spontan. "Gak tau. Nanti besok katanya."

"Berapa soal?" tanya Xeno penasaran. Azalea pun menjawab dengan cepat, "Seratus," katanya.

"Dua jam beres? Edan!" celetuk Yoga terkejut sendiri mendengarnya.

Dering bel berbunyi. Pertanda bahwa sudah waktunya ganti mapel, ganti guru juga sih. "Mau pulang atau mau nongkrong dulu?" tanya Azazel menawarkan.

"Nongkrong dulu lah, gue kangen sama Azazel," jawab Yoga kontan.

Langit Asmara Azalea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang