06.

1.9K 249 2
                                    

Seluruh peserta tunamen sudah kembali ke asrama masing-masing. Tidak, belum semua. Aphrodite masih harus berhadapan dengan kedua orang tua nya.

"Sweetheart, bagaimana ini?" Athena hampir tidak bisah menahan air matanya. Dia menatap cemas Aphrodite. "Bagaimana bisah nama mu ada di sana?"

"Mum, aku baik-baik saja." Kata Aphrodite mencoba menyakinkan Athena. "Aku hebat mum, aku sudah menguasai semua mantra, bahkan yang belum di ajar sekali pun." Ujar nya lagi, sedikit pamer.

"Tetap saja, turnamen ini beresiko---" Mata nya berkaca-kaca, "Kau dalam masalah besar, love"

Ares merangkul Athena, bantu menjelaskan dan menyakinkan anak mereka akan baik-baik saja. Meskipun didalam hatinya, Ares tengah ketakutan setengah mati. Takut kejadian lima tahun lalu terulang kembali. Dia membuang jauh pikiran jelek barusan, menatap putrinya.

"Daddy akan mengirim Damian untuk melati mu." Kata Ares.

Damian adalah tangan kanan Ares yang setia. Ares mengirim Damian keluar negeri untuk belajar dan berlatih. Dia di latih oleh parah master dan Proffesor terbaik di akademi nya. Bisah di bilang, Damian sudah menjadi bagian dari keluarga Paseidon.

Aphrodite menggeleng, dia menolak, "Tidak, Dad." Katanya, "Aku bisah berlatih sendiri. Percaya pada ku."

Ares mengehal nafas, "Sweetheart, untuk kali ini daddy mohon menurut."

"Benar apa yang di katakan daddy mu love, untuk kali ini saja." Athena ikut membujuk, "Ini untuk kebaikan mu."

"Tapi semua orang akan curiga---" Aphrodite menatap lemah, "Mereka pasti kenal siapa Damian."

"Aphrodite to------"

"Mr. Paseidon----Mrs. Paseidon tolong jangan memarahi kakak ku, dia sungguh tidak memasukan namanya ke dalam piala api."

Ketiganya sedikit terkejut dengan kedatangan Colin. Pemuda itu langsung berlari ke sini saat Harry memberitau jika Aphrodite masih berada di ruangan kepala sekolah, Colin yang panik tanpa pikir panjang langsung berlari ke sini.

"Aphrodite----dia tidak mungkin melakuka hal konyol seperti itu, meskipun sangat pintar dia menjadi salah satu manusia mageran yang ada di Hogwarts------dia, Aphrodite, percayalah terkadang aku harus menyeret paksa saat dia tidak mau makan dengan alasan malas, dan tidak masuk akal jika dia memasukan namanya kedalam sana dan mengiku Turnamen ini. " Colin terus berbicara tanpa henti, tidak memberi kesempatan untuk Ketiganya membuka mulut."Dan meskipun tampang nya galak, ketus, tidak ramah, dan suka berkata kasar tapi Aphrodite adalah gadis yang baik. Dia tidak mungkin melakukan hal itu, meskipun dia pernah melanggar aturan dengan membolos ke perpustakaan."

"Colin"

"Diam Dite, aku sedang membantu mu"

"Colin"

"Tolong percayalah pada ku Mr----"

"COLIN!"

"APA HIKS-----" Tangisan pemuda tampan itu pecah dihadapan ketiganya, "Kakak ku tidak melakukan hal itu, jangan memarahi nya apalagi mengeluarkan dia dari sekolah, aku tidak punya siapa pun selain Dite di sini. Kakak ku ti----"

"Astaga Colin berhentilah menangis-----" Aphrodite memijat pangkal hidungnya, "Aku tidak di keluar kan dan tetap disini, jadi hapus ingus mu sekarang!"

Colin menatap mereka bergantian, seakan tatapanya bertanya 'Benarkah'. Athena dan Ares mengangguk dan tersenyum menatap bocah tiga belas tahun itu.

"Benar-----." Kata Athena, "Kami hanya ingin mengucapkan selamat kepada kakak mu."

"Jadi pemuda tampan, jangan menangis lagi." Kata Ares. Colin mengangguk dan mengucapkan maaf karena sudah tidak sopan.

APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang