Sudah seminggu ini Harry tidak melihat Aphrodite, kecuali saat didalam kelas. Saat makan malam pun Harry jarang dan hampir tidak pernah melihat Aphrodite, gadis itu seperti kembali pada kebiasaan nya yang suka menyendiri.
Harry pernah sekali bertanya pada Colin mengenai perubahan sifat Aphrodite yang menurut nya tiba-tiba, akan tetapi Colin malah merengut heran atas pertanyaan Harry.
"Berubah?" Bingung Colin, "Harry, bukankah Dite memang seperti itu, suka menyendiri di perpustakaan atau di bawah pohon dan membaca buku."
Seperti nya Colin tidak begitu paham maksud Harry, jadi dia hanya tersenyum dan membiarkan Colin melangkah Kan kakinya menuju Perpustakaan, tempat Aphrodite berada.
Tepat pada malam ini Pesata Yule Ball di selenggarakan. Kebetulan hari ini kelas di tidakan, semua orang sibuk menyiapkan diri dan pakaian Yang akan mereka kenakan nanti malam.
Karena tidak mungkin dia pergi ke acara itu tanpa gandengan. Harry mengajak Parvati Patil, teman asrama nya untuk pesta dansa Yule Ball, saat pesta dansa natal nanti malam, dan berakhir dengan Ron mengajak Kembaran Parvati, Padma Patil untuk menjadi pasanganya setelah dia gagal mengajak Hermione.
*****
Malam ini, tepatnya di Great hall tempat Pesata berlangsung terlihat sangat ramai. Harry dan Ron berdiri di dekat pintu, tepat di tangga, menunggu pasangan mereka masing-masing.
Ron tidak hentinya mengeluh tentang pakaian Yang dia kenakan. Mengutuk setiap orang yang tertawa ke arah nya.
"Demi Merlin, aku ingin segera pergi dari sini." Kesal Ron, apalagi saat melihat Pasangan Hermione yang ternyata adalah Victor Krum.
"Wou----Kalian berdua terlihat keren."
Colin berdiri di hadapan kedua pemuda itu, menilai pakaian Ron yang terlihat seperti Abad pertengahan.
"Terima kasih Colin" Kata Harry memberi senyum manis. Colin hanya mengangguk dan melirik sekitar.
"Dimana Pasangan kalian?" Tanya nya.
"Tidak tau, mungkin kabur saat melihat pakaian ku." Ujar Ron asal membuat Colin terkekeh, merasa terhibur.
"Pakaian mu tidak buruk, Ron."
"Yah semogah kau benar."
"Memang benar."
Harry hanya tersenyum memperhatikan kedua nya. Tidak lama sepasang saudara kembar mendatangi ketiga pemuda itu, benar kata Ron, Padma memasang wajah kecewa saat melihat pakain nya, tapi untung saja dia tidak kabur.
Mereka berbaur bersama yang lain. Saling bercerita dan memuji.
Suasana Great hall perlahan menjadi sunyi saat Aphrodite berdiri di depan pintu masuk dan melangkah anggun menuruni tangga. Gadis itu sangat----benar-benar sangat cantik, gaun hitam tanpa lengan sebetis, rambut hitam nya terurai dan sedikit riasan. Oh---jangan lupakan kalung cantik yang dia kenakan pada leher Jenjangnya.
Mereka semakin menahan pekikan saat Pangeran Slytherin, Draco Malfoy, mendekat pada Aphrodite, menyambut kedatang gadis itu dengan menggandeng tangan kananya lalu memberi kecup singkat pada punggung tangan Aphrodite.
"Ternyata kau bisah cantik juga." Bisik Draco tepat pada telinga Aphrodite.
"Aku selalu terlihat cantik." Aphrodite berkata apa adanya.
Mengabaikan tatapan mata di dalam sana, keduanya mendekat pada Colin yang menahan nafasnya. Colin menatap Harry, pemuda itu terlihat marah dan kecewa. Mau bagaimana lagi, Colin juga sama terkejut nya.
"Kau cantik sekali, Dite." Colin tidak berkedip. "Dan bagaimana kau bisah berakhir bersama Malfoy?" Tanyanya sedikit berisik yang masih terdengar jelas oleh Draco.
"Dimana pasangan mu?" Bukanya menjawab, Aphrodite balik bertanya.
Colin menggaruk leher nya yang tidak gatal, cengengesan menatap Aphrodite, "Tidak punya."
"Kalau kau mau aku bisah bersama ku sekarang." Aphrodite menawarkan hal yang membuat kedua pemuda itu menatap nya tidak percaya.
"Kau gila, tidak mau!." Tolak Colin.
"Kau ingin mecampakan ku?!." Draco menatap sinis dan siap melempar gadis ini ke Azkaban sekarang juga.
Aphrodite hanya memutar bola mata malas. Tidak lama dari itu suara Dumbledore terdengar, memberi sedikit pidato dan memulai acara malam ini.
Para juara dan pasangan dansa mereka melangkah berbaris ke depan panggung. Mereka yang akan pertama memulai dansa.
Dari depan panggung, Ares dan Athena tersenyum bahagia melihat putri mereka malam ini. Aphrodite mengingat Kan Ares saat Athena remaja dulu.
"Dia cantik sekali." Atlanta hampir tidak dapat menahan air matanya.
"Persis seperti mu." Athena memukul pelan lengan suaminya, lihat akibat ulah Ares, pipinya terlihat merah merona.
Keduanya bergabung bersama yang lain untuk berdansa. Mengumbar keromatisan mereka, membuat beberapa orang yang memperhatikan mereka berteriak heboh dan menggoda. Aphrodite memutar bola mata malas melihat kedua orang tua nya.
Para juara mulai berdansa bersama pasangan mereka. Para penonton sepertinya terlalu kagum dengan seorang Aphrodite pada malam hari ini. Bagaimana tidak, gadis itu terlihat bahagia berdansa bersama Draco sampai dia sering tersenyum kecil atau lebar.
Akibat nya Harry menjadi tidak fokus dan dua kali menginjak kaki pasanganya. Dia menatap kesal pada Draco, entah apa yang pemuda itu katakan pada Aphrodite, sampai gadis itu sering tersenyum. Senyuman yang tidak pernah Aphrodite berikan pada siapuan, kecuali pada Draco malam hari ini.
Colin tidak hentinya memotret Aphrodite dengan kamera barunya yang dia dapatkan dari Aphrodite sebagai hadia natal. Colin sedikit senang saat ini, setidaknya dia bisah melihat gadis itu bisah tersenyum tulus walau mungkin hanya malam ini saja.
"Bagaimana dia bisah begitu cantik dan mempesona." Ron berujar tidak percaya dari tempat dia berdiri.
Sedangkan di depan sana seseorang yang tengah menjadi bahan perbicaraan malam ini masih asik berdansa. Tidak mempedulikan mereka.
"Banyak yang memuji mu." Bisik Draco tepat pada telinga gadis itu. "Kau terlalu cantik malam ini."
"Aku tau." Aphrodite menyergai, "Seharusnya kau bersyukur bisah menjadi pasangan ku."
Draco terkekeh, "Tentu saja." Dia tenyum dan menatap lirih Aphrodite. Gadis itu membalas senyumnya, tentu senyum yang tidak pernah dia tunjukan pada siapapun kecuali keluarga dekat nya.
Acara berlangsung meria, musik bergender Rock menambah kemerihan acara malam ini. Colin, Aphrodite dan Draco bergoyang bersama, Colin dengan semangat menunjukan gerakan konyol nya membuat Aphrodite hampir tidak dapat menatap tawa, sedangkan Draco sudah tertawa dari tadi.
Dari meja bundar, Harry dan Ron menatap ke arah panggung. Harry yang masih merasa marah dan cemburu pada Draco dan Aphrodite, dan Ron yang kesal melihat Hermione. Tidak beda jauh dari meja mereka, para sahabat Draco, kecuali Theodore Nott dan Blaise Zabini, menatap tidak percaya pada Draco.
"Sejak kapan dia mau bergaul dengan para Munggle?" Tanya Daphne Greengrass.
"Tidak tau." Jawab Gregory Goyle.
Sedangkan Pansy Parkinson tidak berkomentar seperti biasanya, dia diam dan hanya memperhatikan ketiga manusia di depan sana. Sejak menerima surat dari kakek nya dan melihat seluruh keluarga besar Paseidon dan Atalanta hadir di Turnamen pertama Triwizard, Pansy memilih mengikuti instingnya untuk tidak bermain-main dengan Aphrodite, gadis misterius Gryffindor itu.
Blaise dan Theodore saling melirik, lalu tersenyum jahil. Membiarkan yang lain berbicara dan menebak-nebak tentang Draco dan pasangan Munggle nya.
*****
Publikasih : Jumaat, 12 Mei 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery
RastgeleREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. Berkisah tentang seorang gadis pendiam berwatak kasar yang gemar mengahabiskan waktunya sendiri bersama setumpuk buku. UNTUK MANUSIA TITISAN ALIEN YANG HOBBY JIPLAK, JAUH-JAUH LO OR...