33.

1K 112 15
                                    

Seluruh masyarakat Hogwarts, kecuali Umbrige. Benar-benar merasa muak dengan berbagai peratura yang di berikan Umbrige. Banyak yang memberi Protes, terutama kepada Dumbledore, tapi nihil, kakek tua itu tidak merespon sama sekali.

Terakhir kali Harry bertemu denganya adalah saat Umbrige memecat dan mengusir Proffesor Trelawney, tapi berhasil di cegah Dumbledore. Dan setelah itu tidak ada lagi.

"Kita tidak bisa seperti ini terus, Har." Kata Hermione. "Kau tau sendiri, untuk melawan Voldemort dan pengikutnya kita harus benar-benar melatih mereka semua."

"Aku setuju dengan Hermione. Dan menurut ku mantra yang kita butuhkan bukan hanya Riddikulus." Kata Ron, menatap kedua sahabatnya, berharap mereka mengerti dengan apa yang dia maksud.

Harry diam, kepalanya hampir meledak karena terlalu banyak pikiran. Mereka berhasil mengumpul orang-orang yang ingin bergabung bersamanya untuk melawan Voldemort yang mereka beri nama Laskar Dumbledore. Dia pikir bebanya sudah lebih berkurang. Tapi karena ucapan Ron barusan, beban baru timbul di hatinya.

"Kita butuh seseorang yang bisa membantu." Kata Hermione, "Dan satu orang terpikirkan oleh ku."

"Aphrodite?." Harry memastikan. Kedua sahabatnya mengangguk. "Apa dia mau?. Itu yang menjadi masalahnya sekarang."

"Kita bisa bicarakan hal ini dengannya." Kata Ron.

"Sekarang?." Tanya Harry lagi.

"Tentu saja sekarang, tidak bisa di tunda. Ayo." Hermione langsung menarik kedua tangan sahabatnya untuk mencari keberadaan Aphrodite.

Ron dan Harry saling bertatapan, mereka merasa gugup, berbicara dengan Aphrodite sama saja simulasi mati. Terutama menatap mata gadis itu. Tidak baik untuk kesehatan mental mereka. Tapi mau bagaimana lagi, mereka membutuhkan gadis itu.

Dan disinilah mereka sekarang, berdiri di hadapan Aphrodite dengan detak jantung yang tidak karuan, dan rasa takut berlebihan.

Aphrodite mengangkat alis bertanya, melihat ketiga manusia dihadapatnya tajam dengan wajah datar super lempeng. Dia bahkan bisa mendengar jelas bisikan-bisikan ketiga manusia ini. Mungkin sebentar lagi salah satu rak didalam perpustakaan melayang dengan keras ke arah ketiganya karena tak kunjung berbicara.

"Jadi kalian menganggu ketenangan ku hanya untuk melihat perdebatan kalian?." Suara ketus nan dingin itu membuat ketiganya langsung diam dan memberanika diri menatap Aphrodite.

"Maaf---" Kata Harry.

Aphrodite membuang nafas kasar, "Aku tidak butuh kata maaf, Potter." Serkas gadis ini. "Jangan membuang waktu ku, cepat katakan atau ku buat rak di ujung melayang ke kepala kalian sekarang!."

Ron langsung melindungi kepalanya, sungguh perkatan gadis gila dihadapatnya bukan sekedar omong kosong belaka. Karena tidak mau hal itu sampai terjadi, dia mendorong Harry, memberi isyarat agar dia saja yang menjelaskan semuanya. Harry yang selaku di jadikan tumbal pun menurut.

"Jadi kami ingin meminta bantuan mu." Kata Harry, Aphrodite diam, menunggu kalimat yang akan di katakan anak James Potter ini. "Kami membuat sebuah kelompok untuk berlatih bersama. Dan----"

"Dan kau meminta ku untuk bergabung? Begitu?." Sela Aphrodite, di angguki ketiganya. "Kenapa aku harus bergabung?. Bukanya ada sahabat prempuan mu yang Jago dalam menguasai mantra?." Entah lah, Hermione merasa senang atau sedih karena pujian yang mengangandung unsur ejek dari Aphrodite.

"Kami membutuhkan mu, dari semuanya, kau yang paling pandai bermain Matra." Kata Harry. Berharap Aphrodite setuju dan bisa bergabung.

Aphrodite bersikap dada. "Apa Collin ikut?."

"Yah, dia ikut. Dia yang menjadi anggota pertama kami." Jawab Ron cepat. Berakhir dia mendapat tatapan tajam dari Aphrodite.

Aphrodite terdiam sebentar, menatap mata Harry intes membuat sang empu gugup setengah mati. Tidak lama Aphrodite mengangguk, "Baik, kabari aku jika ingin berlatih." Ketiganya hampir melompat senang, tapi mereka tahan untuk sementara.

"Kami berlatih mulai besok sehabis makan malam di ruang kebutuhan." Kata Harry cepat.

"Hm." Tanggap Aphrodite, "Sudah kan?. Kalian boleh pergi." Usir gadis ini.

Ketiganya mengangguk, padahal Hermione berharap setelah ini ada obrolan panjang antara mereka berempat. Bukan hanya Hermione, tapi ada Harry juga yang berpikir sama. Sungguh pikiran konyol menurut mereka, keduanya lupa jika ini adalah Aphrodite. Tapi lain halnya dengan Ron yang memang ingin capat-cepat keluar dari sana, dia bisa mati sesak nafas karena gugup. Ketiganya keluar dari perpustakaan dengan hasil yang memuaskan.

"Akhirnya aku bisa bernafas dengan baik." Kata Ron, langsung menghirup banyak pasokan udara.

"Diam, Ron." Jengah Hermione. Berlalu dari sana meninggalkan kedua sahabatnya.

"Ada apa dengannya?." Heran Ron.

Harry mengangkat kedua bahunya. "Tidak tau. Ayo menyusul."

°°°°°

Setelah kepergian Harry dan kedua sahabatnya, Aphrodite lanjut fokus membaca, mengabaikan seseorang yang baru saja duduk di hadapannya dan menatap dirinya intes. Dan karena itu juga semua yang ada di sana menatap penasaran ke arah dua remaja itu. Bertanya-tanya mengapa tiba-tiba seorang Jaegar yang anti sekali berdekatan dengan prempuan tiba-tiba duduk di dekat Aphrodite, padahal selama ini mereka tidak pernah bertegur sapa.

"Jangan menatap ku." Ketus Aphrodite.

Jaegar tertawa, tidak merasa takut sama sekali dengan nada bicara gadis dihadapatnya. "Kenapa? Kau tidak suka aku tatap?."

Aphrodite menatap tajam sosok di hadapanya. "Diam, kau berisik!."

"Ok, tapi sebelum itu aku ingin bertanya." Aphrodite tidak menjawab apapun, dia menggu pemuda ini berbicara sendiri. "Anak James Potter, apa benar dia menyukai mu?." Jaegar melebarkan senyumnya, tidak peduli jika sebentar lagi rak atau buku dilempar ke arahnya.

"Tidak tau." Jawabnya dingin. "Kalau pun benar, kau sudah tau jawabannya."

Jaegar mengangguk-angguk, "Ok."

Aphrodite yang merasa ketengangannya hilang entah kemana beridir dari sana. Mengabaikan Jaegar yang bertaya kemana dirinya akan pergi. Aphrodite keluar dari perpustakaan, menatap sekilas pada pemuda yang duduk dan di ujung meja.

Pemuda itu berali menatap Jaegar yang ternyata menatap dirinya. Melihat bagaimana senyum ejek Jaegar di lempar ke arahnya. Dia tidak peduli, ikut keluar dan menyusul Aphrodite untuk meminta penjelasan kenapa dia mau berbicara dengan si brengsek Jaegar.

°°°°°

Publikasih : Kamis, 27 Juli 2023.

APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang