26.

1.2K 171 9
                                    

"Colin apa yang kau lakukan? Kenapa belum siap?."

"Dite, aku tidak usah pergi saja yah?."

"Apa maksud mu?!. Sekarang bersiap, tiga puluh menit lagi aku kembali ke sini!."

BRAK..

Colin menatap dengan senyum tertekan ke pintu kamar yang baru saja di tutup dengan keras oleh Aphrodite. Colin membuang nafas untuk kesekian kalinya, padahal dia tidak mau ikut, tapi Aphrodite terus memaksa dan berakhir mengancam dirinya.

Tadi pagi Colin benar-benar di buat syok dengan penyapainya Ares tentang pesta para Penyihir kelas atas yang akan di selengarakan malam ini. Sudah pasti tamu yang datang adalah kalangan pureblood, bukan Penyihir muggle seperti dirinya, Colin di buat overthingking karena itu. Tapi yang lebih menghawatirkan adalah para gadis-gadis yang sering mengikuti dirinya di Hogwarts, bagaimana kalau mereka ada di sana dan kembali menganggu Colin?.

Malas memikirkan hal konyol, dia segera beranjak ke kamar mandi sebelum Aphrodite, manusia tergalak setelah Saverus Snap mulai marah-marah lagi.

°°°°°

Suasana pesta sangat mewah dan ramai. Para Penyihir kaya raya ada di mana-mana. Colin gugup sendiri dan semakin mengeratkan gandengan pada Aphrodite. Ini pertama kalinya dia mengikuti pesta para pureblood, ternyata tidak ada bedanya saat dia menemani orang tuanya untuk datang ke acara para pemimpin perusahaan di dunianya.

"Dite jangan pernah meninggalkan aku sendiri di sini." Bisik Colin, hanya di balas deheman oleh Aphrodite.

Athena dan Ares sudah hilang entah kemana. Damina pun sama, dia juga hilang bergabung bersama para sahabatnya. Di tegah keramaian ini benar-benar hanya Aphrodite dan Colin yang berdiri persis seperti anak hilang.

Di tengah-tengah umpatan kekesalan Aphrodite pada Damian dan orang tuanya, munculah Alex dan dua orang pemuda di sisi kanan dan kiri pemuda itu.

"Kenapa kalian berdua berdiri di sini?." Tanya Alex yang di balas tatapan sinis sang sepupu, dan cengiran lebar Colin.

Alex membalas cengiran Colin, lalu menatap Aphrodite, "Jangan sering-sering menatap kakak mu seperti itu. Dasar adik durhaka."

Gadis ketus itu tidak peduli. Matanya sibuk berkelana di sekitar, mencari keberadaan beberapa orang. "Sialan, dimana mereka?." Gumam Aphrodite kecil tapi masih bisa di dengar keempat pemuda di dekatnya.

"Siapa?." Tanya Alex dan Colin kompak.

"Jangan kepo!." Serkas Aphrodite.

Alex menggeleng kepala sembari berdecak, "Anak nakal----" Katanya. Dia menatap Colin. "Colin bukankah kau dan kedua sahabat ku belum berkenalan?."

Colin pun baru sadar, dia belum sempat menegur dua pemuda tampan yang datang bersama Alex tadi. Tanpa berkenalan pun dia sudah tau siapa kedua pemuda ini.

"Aku sudah kenal mereka, Lex." Kata Colin.

"Sudah?." Bingung Alex, "Bagaimana bis---Ohh benar kalian satu sekolah." Alex menertawakan kebodohannya. "Tapi sepertinya hanya kau yang mengenal mere---"

"Aku juga sudah mengenal Mr. Creevey." Sambar pemuda di sisi kanan Alex.

"Benarkah?." Colin kaget di buatnya. Tidak menyagangka pangeran Revenclaw ini mengenal dirinya. "Bagaimana bisa?."

"Tentu saja bisa, kaukan adik Mis. Paseidon." Jawabnya, melirik sekilas pada Aphrodite.

"Wahh sungguh bagus. Jadi sekarang Silahkan berkenala secara resmi." Kata Alex.

Colin dengan semangat mengulurkan tangan untuk menjabat kedua pangeran Revenclaw ini. "Aku Colin Creevey."

"Kevane Blayjen." Kata Kevane, pemuda yang tadi berbicara dengan Colin.

"Jayan è Dalmos." Kata Seorang pemuda di sisi kiri Alex.

Lihat, bahkan wajah datarnya tidak mengurangi ketampanannya ini ckckck ~~~ Batin Colin, terkagum-kagum.

Kavane terkekeh kecil melihat raut kekaguaman Colin, "Kau berada di tahun ke keempat kan sekarang?."

"Yah, benar." Jawab Colin, "Kalian tahun kelima kan?."

Kavane mengangguk, "Yap."

Ketiga pemuda itu asik bercerita, kurang Jayan, karena dia hanya diam dari tadi. Sakin serunya, mereka sampai tidak sadar kalau Aphrodite sudah tidak ada di sana beberapa saat lalu. Kecuali Jayan yang memang melihat gadis berwajah datar itu pergi tanpa mengatakan satu kata pun.

Blaise dan Theodore bersikap dada menatap gadis yang tegah meneguk alkohol di hadapan mereka kini. Jika di pikir-pikir lagi, kenapa sekarang mereka berdua jadi sangat kesal.

"Aphrodite, kenapa aku jadi sangat kesal melihat wajah mu?." Theodore bertanya mewakili Blaise.

Alis Aphrodite merengit. "Apa maksud mu?."

"Aneh saja, padahal aku, Draco dan Blaise adalah sahabat mu dari kecil, tapi kenapa kau memperlakukan kami bertiga seperti orang asing, sedangkan Colin tidak." Kata Theodore dalam satu tarikan nafas.

"Oh, kalian iri dengan Colin?." Tanya Aphrodite dengan wajah mengejek yang sangat menyebalkan.

"Bukan iri, hanya kesal. Kau bisa bedakan kan?." Saut Blaise.

Aphrodite mengangguk-angguk, "Hm, sama saja menurut ku."

Kedua pemuda itu membuang nafas kesal, apalagi saat Aphrodite tertawa mengejek pada keduanya. Andaikan Draco ada di sini, mereka pasti sudah menyuruh pemuda itu untuk menjitak kepala Aphrodite, karena selain Colin hanya Draco yang berani.

°°°°°

Publikasih : Kamis, 1 Juni 2023.

APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang