Ares benar-benar merasa tersaingi. Dia gedek dan jengkel. Bagaimana tidak, Aphrodite begitu memanjakan Colin dan selalu berkata lembut dengan pemuda kecil itu. Sedangkan jika denganya, Aphrodite akan cuek bebek dan selalu menatap datar.
Padahal Ares ingat betul, saat memproses Aphrodite bersama Athena dia melakukannya dengan lembut dan penuh cinta. Jika tau besarnya akan seperti ini, Ares akan liar saja waktu itu.
"Apa-apan ini?! Tidak adil untuk aku yang sangat tampan!" Protes Ares dari balik tembok melihat bagaimana sabarnya Aphrodite mengajar Colin mata pelajaran ramuan.
Padahal dia tidak tau saja jika sekarang Colin tengah di sambar tekanan batin. Hati kecilnya berteriak minta tolong kepada siapapun yang ada di manor besar ini.
"Kau dengar tidak apa yang aku jelaskan?!" Colin mengangguk kaku, "Bagus. Coba ulang apa yang aku jelaskan tadi."
JEDEERRRR
Colin diam membeku. Dia sibuk melamun sehingga tidak menyimak apapun yang Aphrodite katakan.
"Cepat!."
"Sabar, aku sedang memilih kalimat yang Pas." Katanya, sambil mencari alasan agar bisa kabur dari gadis berwajah datar sedatar pantat Damian di hadapannya.
Aphrodite mengangguk, menunggu kalimat yang akan di katakan Colin.
Colin sesekali mencuri pandang ke arah Aphrodite. Di bawa sana tangannya di banjir keringat dingin. Colin bersumpah dia menyesal sudah meminta Aphrodite mengajarinya. Padahal Athena tadi sudah menawarkan diri, tapi dengan percaya diri dia menolak.
Hiks mommy Athena, selamat Kan aku. ~~~ Batin Colin menangis.
"Sudah?"
"Aaaa Dite, sepertinya aku sakit perut. Akk--ku ijin ke be--"
"Jangan banyak alasan Colin!." Sela Aphrodite mengetahui tipuan mulsiat Colin.
"Kakak ku yang cantik jangan marah-marah. Nanti kau tambah jelek." Alibi Colin.
BRAKKK
"Colin cepat!"
Colin memanyunkan bibir bawanya. "Dite sejujurnya aku tidak paham. HUAAAA"
Aphrodite mendelik, "Jadi dari tadi kau tidak simak apa yang aku jelaskan?!" Colin hanya mengangguk, tidak sanggup berkata-kata.
BRAKKK
Meja di pukul untuk kedua kalinya.
"Kalau seperti ini bukan Proffesor Snap yang salah. Tapi kau yang tidak bisa menyimak dengan baik." Marah Aphrodite.
Damian yang ada di sana, jadi tidak tegah melihat Colin. Dia berniat membantu tapi di urung saat melihat Aphrodite melempar tatapan tajam sebagai peringatan ke arahnya.
"Ini---" Aphrodite memberi buku ramuan kepada Colin. "Baca baik-baik paragraf yang sudah aku tanda dan kerjakan soal-soal itu." Perintah Aphrodite mutlak. "Sehabis makan malam nanti aku akan langsung bertanya. Jika kau belum juga bisa menjawab. Awas saja." Aphrodite langsung berdiri dan meninggalkan Colin yang sudah ingin menangis.
Kedua pemuda itu melihat punggung Aphrodite yang mulai hilang dari balik tembok. Colin menatap Damian meminta bantuan, Damina sebagai laki-laki yang baik turun tangan membantu Colin.
Sedangkan Athena tertawa melihat mereka. Mulai dari Ares yang mengitip seperti pencuri dari balik tembok sampai pada Colin yang tertekan karena Aphrodite.
"Padahal mom sudah memberi penawaran." Kata Athena, terkekeh kecil.
°°°°°
Jam makan malam sudah habis. Semua penghuni manor Paseidon berkumpul di ruang keluarga untuk mendengar penjelasan ulang Colin yang dia baca dari buku ramuan. Bahkan para peri-peri rumah pun tidak mau ketinggalan.
Ares terkekeh puas dengar penderitaan Colin. Diam-diam dia melempar ejekan kepada pemuda itu, dan berakhir mendapat cubitan di pinggang dari Athena.
"Jangan mengejeknya!" Bisik Athena lengkap dengan pelototan. Sekarang Ares tau, darimana pelototan kejam milik putrinya.
Colin tiba-tiba ingin belajar cara menghilangkan diri. Jika di ingat lagi, Aphrodite pernah menawarkan dirinya untuk mempelajari mantra itu, tapi karena malas Colin menolak. Dan sekarang dia kembali menyesal. Rasanya hari ini Colin lebih banyak merasa menyesal.
"Ehemmm." Aphrodite berdehem keras. "Bagaimana? Sudah paham dan menjawab semua soalnya?"
Colin mengedipkan mata beberapa kali, menetralka jantungnya yang berdetak tidak karuan. "Sudah kok."
"Bagus. Sekarang jawab!"
Colin mengangguk, tapi sebelum itu dia membuang banyak-banyak nafasnya. "Jadi-----" Colin mulai menjelaskan apapun yang dia tangkap dari buku dan penjelasan Damina. Terkadang dia akan diam kalau tiba-tiba lupa, lalu melanjutkan lagi sampai habis.
PROKK PROKK PROKK.
Semua bertepuk tangan, kecuali Aphrodite yang sibuk memeriksa hasil jawaban Colin.
"Colin hebat sekali." Puji Athena menatap Colin bangga.
Colin mengangguk, ikut bangga. Dia tersenyum sangat lebar dan melirik Ares songong, tidak lupa menyisir rambut lebatnya ke belakang, melengkapi kesombongannya. Ares memutar bola mata malas, tapi tidak urung diam-diam merasa bangga.
"Sudah bener." Kata Aphrodite tiba-tiba.
"Benarkah Dite?" Tanya Colin memastikan. Aphrodite mengangguk. "Lihat, sudah ku katakan aku ini pintar tauuu."
"Yahh yahh kau pintar sekali." Kata Aphrodite "Tapi bodoh mengutarakan isi hati mu kepada gadis Revenclaw itu."
"Diteeeee." Regek Colin, tidak terima. "Bukan tidak Jago, tapi aku belum mau pacaran."
"Benar. Anak kecil memang belum boleh pacar." Sambar Ares. Colin mengangguk semangat.
"Terserah. Sana pergi minum susu coklat mu." Kata Aphrodite. Colin pun beranjak, tidak lupa melempar tatapan lesser kepada Aphrodite.
Saat Colin sudah pergi, baru lah Aphrodite tersenyum lebar. Sangat lebar sampai rasanya bibirnya itu akan robek.
"Lihat, dia pintar kan. Hahahaha." Katanya, memamerkan hasil kerja Colin ke pada mereka di sana.
"Nyenyenye." Ares mencibir. "Daddy lebih pintar." Katanya tidak mau kalah. Aphrodite mengangkat bahu acu, kembali melihat jawaban Colin yang benar semua.
°°°°°
Publikasih : Senin, 22 Mei 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery
AcakREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. Berkisah tentang seorang gadis pendiam berwatak kasar yang gemar mengahabiskan waktunya sendiri bersama setumpuk buku. UNTUK MANUSIA TITISAN ALIEN YANG HOBBY JIPLAK, JAUH-JAUH LO OR...