Malam ini para laskar kembali berkumpul di ruang kebutuhan, mereka sudah ada di sana sejak 20 menit yang lalu, tapi latihan belum juga di mulai. Entah apa alasannya.
"Potter."
Harry yang tengah mengobrol bersama Ron dan Hermione menoleh. Aphrodite memberi sinyal untuk pemuda itu mendekat kepadanya. Dia merasa ada hal penting yang akan di bahas gadis ini.
"Umbridge, dia sudah tau tentang kumpulan ini." Kata Aphrodite membuat Harry melebarkan mata kaget. Tentu saja, tidak ada yang tau selain mereka, lalu bagaimana profesor itu bisa mengetahui hal ini?.
"Darimana kau tau?." Tanya Harry.
Aphrodite merengit, "Aku memiliki Damian."
Tentu saja mata-mata gadis ini ada dimana-mana. Harry lupa dengan itu.
"Lalu kita harus bagaimana?." Tanya Harry, lagi.
"Bersikap biasa saja." Katanya, mengabaikan raut wajah panik dan terkejut pemuda itu, "Ada Blaise dan Theodore yang akan membantu."
"Mereka bisa kita percaya?."
"Aku bahkan lebih mempercai mereka ketimbang dirimu, Potter." Desis Aphrodite menatap Harry tidak suka karena meremehkan kedua sahabatnya.
"Oh, baiklah. Aku tidak bermaksud."
Aphrodite berlalu meninggalkan Harry, dan barulah Hermione dan Ron mendekati pemuda itu dengan berbagai macam pertanyaan di kepala mereka.
"Apa yang kalian bicarakan?." Tanya Ron.
Harry menceritakan semuanya apa yang dia bicarakan dengan gadis ketus itu tadi, dan reaksi yang di berikan kedua sahabatnya sama sepertinya tadi.
"Zabini, Nott? Apa mereka bisa di percaya?. Keluarga mereka bagian dari Death Death Eaters." Kata Hermione, di angguk Ron.
Harry mengangkat bahu pertanda sama bingungnya. "Tapi percaya saja pada mereka. Paseidon bukan orang bodoh." Katanya lagi.
"Tapi tetap saja, Har." Ron masih belum bisa terima. "Bukan Kah ini sama saja kita mneyerahkan diri kepada pengikut Voldemort?."
"Sudah lah Ron, seperti yang di katakan Harry. Paseidon bukan orang bodoh, dia tidak akan muda di perdaya." Kata Hermione menyetujui ucapan Harry tadi.
Ron membuang nafas pasra, meskipun masih belum terima, tapi yang di katakan kedua sahabatnya benar. Tapi tetap saja, Aphrodite juga manusia seperti mereka, dia juga bisa salah langkah, bukan?.
"Sudah, jangan di pikirkan. Lebih baik kita mulai latihan." Ajak Harry, menarik keduanya kedalam kelompok.
*****
"Dite, apa benar kumpulan kita sudah di ketehaui makhluk pink itu?." Tanya Colin, berbisik.
Aphrodite mengangguk, "Hm, benar."
Colin melebarkan mata, dia mulai gelisah. "Lalu bagaimana sekarang, apa dia akan mengepung kita dan memberi ditensi?"
"Dia tidak akan berani melakukan hal itu selagi ada aku." Colin melutar bola mata malas melihat raut sombong Aphrodite, tapi disisi lain dia merasa bersyukur.
"Ya ya ya---lagi pula siapa yang berani mengusik manusia setengah dajjal seperti mu." Kata Colin, mengejek.
"Kau mengejek?."
"Tentu saja tidak, aku masih ingin hidup." Colin terkekeh sembari melangkah mundur saat melihat raut wajah tidak bersahabat kakanya itu.
Dan karena raut wajah gadis ini, suasana di kelompok Aphrodite seketika menjadi horor. Ron yang baru bergabung pun mendapat dampaknya, dia di tatap gadis itu dan di omeli karena terlambat. Ron ingin menjawab tapi bibirnya keluh, jadi dia hanya diam dengan berbagai umpatan kepada Colin yang tengah tersenyum cerah bersama kelompoknya.
*****
Para kelompok laskar Dumbledore sudah mengetahui tentang bocornya kumpulan mereka di telinga Umbridge. Tentu saja ada panik, tapi untungnya Harry dan Hermione berhasil menyakinkan mereka semua. Bukan seperti saat Aphrodite yang mencoba menengkan, alih-alih tersenyum lega mereka malah tambah tertekan.
"Menjadi bagian dari kelompok ini adalah pilihan kalian, maka apapun resikonya harus di tanggung, termaksud jika di tendang dari Hogwarts." Kata gadis Paseidon itu beberapa waktu lalu.
Sesuai intruksi, semuanya keluar dari ruangan kebutuhan harus lebih waspada dan hati-hati, tentu tidak berlaku bagi beberapa orang yang tinggal menghilangkan diri dari sana. Mereka juga sedikit di kejutkan dengan Kehadiran Blaise dan Theodore di depan pintu, Harry lagi-lagi menjelaskan alasan keberadaan kedua pemuda itu, untungnya banyak yang menerima.
"Sudah tau dalangnya?." Tanya Aphrodite yang berdiri bersadar pada dinding di sebelah Blaise.
"Yah, itu mudah untuk ku." Kata pemuda berkulit sawo matang itu. "Dia masih dalam kelompok kalian." Katanya, lalu membiskkan sesuatu kedapa Aphrodite.
"Sudah ku duga memang dia. Gerak geriknya terlalu kentara." Aphrodite tertawa remeh mengingat pergerakan sosok itu tadi saat dirinya menyampaikan berita kurang enak itu.
"Lalu harus kita apakan?." Tanya Theodore.
Aphrodite diam sebentar, lalu menatap kedua pemuda itu. "Biarkan saja, itu bukan urusan kita lagi." Katanya lalu menghilang dari sana.
"Dia selalu seperti itu, dia pikir berjalan dari sini ke asrama Slytherin tidak jauh?." Kesal Theodore saat sahabatnya itu meninggalkan mereka begitu saja.
Blaise tertawa, "Sudahlah, mete. Kau seperti baru mengenalnya saja."
*****
SEKIAN PURNAMA YAH BEPREN ALAHIRNYA AKU UP, HUHUU LOPE SAMA KALIAN SEMUA POKOKNYA.
PUBLIKASIH : JUMAAT, 22 MARET 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery
RandomREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. Berkisah tentang seorang gadis pendiam berwatak kasar yang gemar mengahabiskan waktunya sendiri bersama setumpuk buku. UNTUK MANUSIA TITISAN ALIEN YANG HOBBY JIPLAK, JAUH-JAUH LO OR...