Suasana hening di aula menambah rasa gugup dari para murid yang melaksanakan ujian hari ini. Terlihat Proffesor Umbridge tersenyum cerah menatap semua murid yang ada di aula saat ini. Mungkin baginya ini adalah tontonan yang sangat menarik.
"Sialan." Harry mengumpat kecil saat melupakan jawaban dari soal disana, padahal dia sudah begadang untuk mempelajari materi ramuan ini.
Sepertinya bukan hanya Harry saja, disini kanan ada Ron yang tengah memukul kecil pahanya, mencoba mengingat semua materi yang dia pelajari kemarin, dan ada juga beberapa murid lain yang merasakan apa yang kedua pemuda itu rasakan. Mereka ingin bertanya dan mencari jawaban, tapi sangat sulit dikarenakan Umbridge sudah memantra seisi ruangan ini agar tidak ada kecurangan.
Berbeda dengan para murid yang kesulitan, kelompok anak pintar terlihat tenang dan sepertinya lancar menulis jawaban mereka. Lihat saja Aphrodite yang hampir menyelesaikan soal-soal itu. Sebenarnya gadis ini hampir melempar kursi yang tengah dia gunakan ke arah Ron Wesley, karena sedari tadi pemuda itu sangat berisik dan itu menganggu. Entah kutukan apa yang membuat dirinya harus duduk di dekat pemuda berambut merah itu.
Di tengah ketegangan yang di selimuti keheningan ini, dari luar ruangan terdengar suara keras sehingga mengalihkan konsentrasi para manusia yang kini ada di aula.
"Suara apa itu?." Tanya Umbridge sembari mendekat dengan regitan diwajahnya ke arah pintu.
Suara bisikan mulai terdengar didalam aula, tentu saja mereka penasaran dan mulai menebak-nebak. Tidak mungkinkan ada monster yang akan menyerang sekolah mereka lagi.
Belum saja Umbridge sampai didepannya pintu, dombarakan keras dari luar sana berhasil mengejutkan mereka semua, dan munculah si kembar Weasley yang tengah terbang menggunakan sapu terbang mereka.
Kejadian begitu cepat, bahkan beberapa orang tidak menyadari jika kertas ujian neraka sudah terbang tidak beraturan, di tambah si kembar Wesley mengeluarkan petasan yang terbilang sedikit menyeramkan.
Kekacaun ini diluar prediksi mereka semua, tentu saja kejutan yang sangat menyenangkan untuk para murid yang kesusahan tadi, ditambah ketakutan Umbridge yang kini tengah melarikan diri karena di kejar monster petasan itu.
Para murid keluar dari aula, ingin menyaksikan bagaimana akhir dari Umbridge. Tentu tidak semua, beberapa murid masih ada di dalam aula, tidak berniat sama sekali.
Aphrodite menatap kertas jawabannya yang sudah basa karena air. "Bajingan sialan." Umpatnya merasa kesal. Oh ayolah, dia malas jika harus ujian lagi setelah ini, waktu bersantainya akan di rebut paksa.
"Kenapa aku harus bersekolah dengan para manusia idiot itu?." Kata Kevan, mengehala nafas saat kertas ujianya sudah habis terbakar. "Aku yakin setelah ini Umbridge akan meledak." Sambung pemuda itu.
Tidak ingin berada lama-lama disana, Aphrodite keluar dari aula menuju asrmanya. Dia sempat menoleh ke arah para murid yang tenaga merayakan rasa senang sementara itu.
"Turut prihatin dengan kebodohan kalian." Gumam gadis ini nyaris tanpa suara.
°°°°°°
Seperti dugaan Kevan tadi, kini Umbridge tengah mengamuk didalam ruangannya. Harga diri wanita tua itu benar-benar diperminakan hari ini, sungguh para murid kurang ajar.Dan yang lebih membuatnya kesal adalah, tidak ada satupun Proffesor di sekolah ini yang mempedulikan kejadian tadi, bahkan Saverus Snape yang dikenal sangat disiplin.
"Aku rasa bukan urusan ku untuk memberi mereka hukum, itu semua adalah tugas kepala sekolah." Kata laki-laki berhidung bengkok tadi saat Umbridge mendatanginya sembari berteriak tidak jelas.
Dia ingin mengamuk dan menghampiri Dumbledore, tapi sayangnya tidak ada satupun orang di sekitarnya yang tau keberadaan pak tua. Tentu saja, Dumbledore sudah melarikan diri saat dirinya ingin di tahan.
"Aku benar-benar harus merubah aturan disekolah ini." Kata Umbridge, dia mulai berpikir untuk menambah aturan dan kedisiplinan sekolah agar para murid tidak seenaknya lagi. "Tunggu sampai aku menjadi kepala sekolah, lihat saja kalian semua bajingan kecil." Katanya lagi.
°°°°°
"Kau lihat wajahnya tadi? Sungguh konyol." Ron tidak ada hentinya membicarakan wajah Umbridge saat di aula tadi. Dia menjadi salah satu murid yang sangat puas melihat jatuhnya harga diri Proffesor serba pink itu.
"Seperti ini." Dean meniru bagaimana konyolnya wajah Umbridge, membuat seisi ruangan rekreasi Gryffindor tertawa keras.
"Bagaimana jika dia membalas kejadian hari ini?." Tanya Hermione, menatap para teman asramanya bergantian. Jujur saja, dia mulai takut.
"Tinggal kita lawan lagi." Jawab Seamus.
Harry mengangguk setuju, "Kau bener--" Katanya, merangkul Seamus. "Jika terus dibiarkan, Umbridge akan terus seenak hati. Tapi jika kita balas, akan lain cerita."
"Mungkin saja kejadian tadi membuat dirinya trauma untuk berlama-lama di Hogwarts." Kata Dean, dan semua disana mengangguk setuju.
°°°°°
Karena kemaren banyak yang bilang dikit, nah ini udah gue tambahin. Selamat membaca para zeyeng ku.
PUBLIKASIH : SELASA, 21 MEI 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery
RandomREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. Berkisah tentang seorang gadis pendiam berwatak kasar yang gemar mengahabiskan waktunya sendiri bersama setumpuk buku. UNTUK MANUSIA TITISAN ALIEN YANG HOBBY JIPLAK, JAUH-JAUH LO OR...