Ruangan rekreasi Slytherin tidak terlalu ramai seperti biasanya. Di sofa Draco dan para temannya tengah berkumpul untuk sekedar bercerita atau hanya diam seperti yang di lakukan Pansy.
"Apa kalian tau kapan Daphne bebas?"
Pertanyaan yang di lontarkan Gregory menarik antesi mereka di sana. Pansy menatap sebentar pemuda itu sebelum akhirnya mengangkat bahunya.
"Tidak ada yang tau?!" Tanya nya sekali lagi, menatap mereka bergantian. "Kau, Draco?"
"Entah, aku tidak tau." Jawab Draco cuek.
"Kau bisah tanyakan pada ayahmu, Kan?" Kata Crabbe yang di setujui Gregory.
"Father sibuk, dia jarang ada di rumah." Katanya.
Kedua pemuda gemuk itu menghela nafas.
"Kau Pans?" Tanya Crabbe.
Pansy hanya menatapnya sekilas, lalu kembali bermain dengan bola di tangan nya. Tingkah Pansy membuat Crabbe kesal, dia juga merasa gadis itu banyak diam akhir-akhir ini.
"Pan---"
"Aku tidak tau, jangan bertanya lagi!" Serkas Pansy, "Ini juga salah Daphne sendiri."
Crabbe terdiam, dia menatap Pansy tidak percaya, begitupun dengan Gregory.
"Kau menyalakan Daphne? Yang benar Saja?! Ini salah si darah kot---"
"Jangan menghina Aphrodite kalo belum tau apapun mengenai dirinya!" Tekan Pansy, menatap tajam pada Gregory yang kembali terdiam.
Para pemuda di sana hanya menatap kepergian Pansy entah kemana.
"Ada apa dengan nya?!" Kesal Crabbe.
"Daphne di tahan di penjara utama keluarga Paseidon." Kata Blase tiba-tiba, mengundang rengitan alis dari kedua pemuda gemuk itu. Setelah itu Blaise pergi begitu saja.
"Silahkan cerna apa yang di katakan Blaise, mete." Draco menepuk punggung kedua pemuda itu, lalu menyusul Blaise di ikut Theodore.
Crabbe dan Gregory terdiam cukup lama, mengikuti perkataan Draco untuk mencerna apa yang di katakan Blaise beberapa waktu lalu. Mereka saling menatap dan melotot memikirkan apa yang baru saja terlewat di pikiran mereka.
"Tidak mungkin!" Pekik keduanya, segera beranjak dari sana untuk mencari keberadaan ketiga pemuda itu.
*****
"Apa maksud mu?"
Aphrodite berniat membaca di perpustakaan, tapi karena Harry yang tiba-tiba menarik nya ke taman belakang kastil, dia harus menunda keinginanya.
Mereka berdua berdiri berharapan dan saling menatap tajam. Harry tidak mempedulikan apa setelah ini dia akan di pukul oleh gadis dihadapatnya, yang dia ingin kan sekarang adalah sebuah jawaban dari pertanyaan yang dia simpan dari tiga hari yang lalu.
"Siapa kau sebenarnya?" Harry bertanya untuk kedua kalinya. Dan Aphrodite masih memberi respon yang sama, menatap tenang dengan sebelah alis yang terangkat.
"Aku? Bukan kah kau sudah tau siapa aku?" Aphrodite balik bertanya, Harry semakin merengit kesal. "Aku Aphrodite, apa kau tiba-tiba lupa ingatan?"
Harry terkekeh dan menggeleng lemah, "Kau, kau bukan hanya sekedar Aphrodite. Siapa kau?."
Aphrodite sama sekali tidak takut dengan nada bicara Harry dan wajah pemuda itu yang penuh dengan kemarahan. Menurutnya pemuda berkaca mata ini terlalu berlebihan.
"Aphrodite."
Aphrodite ingin pergi dari sana, bukan untuk menghindar, tapi malas berbicara dengan Harry. Dan lagi-lagi niatnya tidak berjalan mulus, Harry kembali menahan taganya. Aphrodite memejamkan mata kuat, menahan diri agar tidak membanting tubuh pemuda ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery
AcakREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. Berkisah tentang seorang gadis pendiam berwatak kasar yang gemar mengahabiskan waktunya sendiri bersama setumpuk buku. UNTUK MANUSIA TITISAN ALIEN YANG HOBBY JIPLAK, JAUH-JAUH LO OR...