21.

1.3K 174 8
                                    

Keadaan aula benar-benar ramai. Beberapa tamu undangan dan para orang tua murid perserta Turnamen duduk di dalam sana. Ada yang duduk bersama anak mereka, atau duduk bersama para professor seperti keluarga Paseidon dan Atalanta.

Kehadiran mereka sedikit membuat beberapa orang yang masih penasaran mulai menerka-nerka lagi tentang hubungan kedua keluar besar itu dengan Aphrodite.

Dugaann mereka semakin jelas saat melihat Athena terus menatap khawatir ke arah Aphrodite yang tengah mendengar omongan Colin.

Jangan lupakan Daphne Greengrass yang kini sudah kembali ke sekolah dan kembali bergabung bersama para sahabatnya. Tetapi Pansy sedikit menjaga jarak dengan Daphne, contohnya tadi saat di kamar, tiba-tiba saja Pansy memindakan semua barang-barangnya ke kamar yang baru. Saat Daphne bertanya, gadis dengan rambut jamur itu hanya diam dan menatap nya datar.

Daphne sudah tau semuanya saat hampir dua minggu di tahan di kediaman Paseidon. Saat itu dia benar-benar kaget dan tidak bisa menerima fakta bahwa selama ini Aphrodite adalah anak tunggal dari Ares dan Athena.

Dia menatap Aphrodite, dan tidak di sangka gadis itu ternyata tengah menatapnya juga dengan remeh dan serigai. Daphne menegang, dia langsung mengalihkan tatapnya ke sembarang arah.

****

Colin terus bergerak seperti cacing kepanasan di sebelah Aphrodite, dia bergerak gelisah dan komat kamit tidak jelas, sesekali Aphrodite melihat pemuda dia berdoa.

"Bisakah kau diam?" Kesal Aphrodite menatap Colin sinis.

Colin balas menatap Aphrodite sinis, dia masih sibuk berdoa dan karena Aphrodite dia tidak bisa serius.

"Diam, Dite. Aku sedang berdoa, tidak sopan sekali." Cibir Colin membuat Aphrodite menjatuhkah rahangnya.

"Aku dengar mereka melepas binatang liar di dalam labirin dan banyak memasang perangkap yang sudah di sihir." Colin menjadi gelisa lagi, "Bagaimana jika kau terluka huhuuu, aku tidak akan sanggup, Dite." Colin memeluknya dari samping dan menangis seperti anak kecil.

Aphrodite memijat pangkal hidungnya. lihat, hampir seluruh mata tertuju pada mereka berdua sekarang. Dia menatap Damian meminta pertolongan, tapi pemuda itu malah tertawa dan mengejeknya. Begitu pun dengan sih kembar Weasley, hanya Neville yang menatapnya tidak tegah dan mewakili Aphrodite untuk memukul kedua pemuda itu.

Oh, jangan lupakan Aphrodite yang baru saja menginjak kaki Damian, membuat pemuda itu kesakitan.

"Yah Tuhan Colin. Apa kau tidak malu? Semua orang menatap kita saat ini, dan gadis Revenclaw itu juga menatap mu."

"Saat ini keselamatan mu lebih penting, Dite. Aku tidak peduli dengan semua tatapan mereka , apalagi tatapan gadis itu, kau lebih penting, kakak ku yang berharga." Katanya menggebu-gemu, tapi tidak lama, saat dia menyadari apa yang di katakan Aphrodite, "Tunggu---coba ulangi kalimat terakhir mu, Dite?"

Aphrodite mendengus, tidak lama dia tersenyum sangat menyebalkan di mata Colin, "Gadis Revenclaw itu juga menatap mu, adik ku tersayang."

Colin melirik ke arah meja Revenclaw, benar Saja gadis itu tengah menatap nya geli dan menahan senyum. Wajah Colin sedikit memerah karena malu, tapi itu semua tidak lama saat dia kembali pada ingatanya dimana Aphrodite lebih penting untuk saat ini. Jadi dia mengabaikan gadis Revenclaw itu dan menggandeng lengan  Aphrodite, lalu mulai menangis lagi.

"Colin, aku akan baik-baik saja, kenapa kau begitu khawatir?!" Aphrodite berkata selembut mungkin tetapi dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

"Oh Yah Tuhan, demi Jenggot Merlin kau tidak akan mengerti bagaimana rasa ku sekarang Dite." Katanya lebay penuh dramatis, Aphrodite memutar bola mata malas dan membiarkan Colin lanjut menangis dan berdoa.

Alex menatap iri pada Damian yang bisa menemani Aphrodite di meja makan Gryffindor "Aaaa Bibi kenapa aku tidak bisa ke sana dan menemani Aphrodite?"

Athena menghela nafas dan menatap lelah pada ponakan tersayangnya yang terus merengek sedari tadi. "Pergilah, jika kau ingin di pukul."

Alex merengut kesal, dan kembali memakan hidangannya. Danala dan Rose terkiki, mengabaikan tatapan tajam pemuda itu, kedua gadis ini dengan semangat melempar ejekan pada Alex.

"Bibi lihat, mereka berdua menertawakan ku." Adunya pada Athena.

"Kau sudah besar, dear. Jangan mengadu seakan kau adalah anak 10 tahun." Alex mendelik mendengar perkataan mommy nya yang begitu tiba-tiba. Rose dan Danala semakin tertawa keras, tapi hal itu tidak berlangsung lama saat Irene dan Krystal mempelototi kedunya.

"Rasakan itu." Gumam Alex tanpa suara. Kedua gadis itu tidak peduli dan lanjut makan.

Jam makan malam sudah selesai. Dumbledore kembali berdiri untuk menyampaikan beberapa hal mengenai Turnamen terakhir.

Semua orang mendengar dengan serius. Ok---kecuali Aphrodite yang mengantuk dan Harry yang hampir pingsan karena suda tidak kuat menahan rasa paniknya.

Setelah Dumbledore selesai berbicara, semua orang di persilahkan untuk pergi ke lapangan dimana tempat Turnamen selenggarakan.

Seperti biasa, tidak mau berdesakan di pintu, Aphrodite menunggu sampai longar, dia di temani Colin dan Damian. Tatapannya sempat bertemu dengan Ares dan Athena, kedua orang dewasa itu melempar senyuman penuh arti kepada Aphrodite yang di tanggap putaran bola mata malas darinya.

Saat pintu sudah tidak sepadat tadi, Colin langsung menarik Aphrodite dan Damian untuk segera ke lapangan.

"Kau ingat apa yang aku katakan, kan Aphrodite?." Tanya Damian yang di balas deheman singkat dari gadis ini. "Jangan menganggap reme Turnamen ini Aphrodite, aku memiliki firasat buruk." Seru Damian lagi, kali ini dengan tatapan serius.

Aphrodite lagi-lagi hanya berdehem, dia malas menjawab pertanyaan yang sama. Lahipula siapa juga yang menganggap Turnamen ini candaan? Aphrodite tidak habis pikir dengan pikiran Damian.

Bagaimana Damian tidak berpikir seperti itu. Lihat saja selama Ini, Aphrodite terlihat biasa saja. Yaa meskipun Damian sudah tau watak Aphrodite, tapi tetap saja dia keheranan.

"Dengar apa yang di katakan Damian, Dite. Kau ini kepala batu sekali." Sambar Colin tepat saat mereka sudah sampai di lapangan dan Damian membawa Aphrodite ke depan bergabung bersama juara lainya.

Dumbledore kembali berbicara. Memberi semangat untuk para juara Turnamen, semua orang bersorak bahagia. Musik-musik di putar keras, dan tidak tertinggal  yel-yel untuk para juara mereka masing-masing.

"Aku harap dia bisa hati-hati." Athena mulai merasa takut lagi. Apalagi tadi malam dia memimpikan sesuatu yang berbahaya menimpah Aphrodite.

"Tenang kak, dia akan baik. Sewaktu kecil aku sering memberi biskuat munggle padanya." Rubby tersenyum menengkan kakak ipar nya.

Athena menarik nafas, "Kau benar, Rub. Aphrodite bukan gadis lemah."

*****

Publikasih : Kamis, 18  Mei 2023

APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang