"Sweatheat"
Tangan lentik putih bersih itu bergerak mengangkat buku yang menutup wajah paripurna. Manik coklat terang perlahan terbuka, melirik sekilas ke arah pintu kamar, dimana ada seorang wanita tengah menyadarkan diri di pingir pintu bercat gading.
Tidak ada jawaban, wanita itu menghela nafas dan menghampiri anak gadisnya.
"Sweetheart----" Panggilnya sekali lagi, "Kita harus bersiap, sebentar lagi kereta mu akan berangkat." Katanya.
Gadis yang tengah terbaring di sofa empuk berwarna putih menoleh ke arah jendela kaca besar disana, "Aku tidak ingin kembali." Tuturnya, dingin.
Wanita itu sedikit kaget mendengar apa yang baru saja dikatakan putrinya. Dia kembali menghela nafas, "Apa alasannya?." Pertanyaan itu berhasil menarik antesi sang anak gadis itu.
"Tidak ada alasan." Katanya, "Aku hanya tidak ingin."
"Sweethea-------"
"Mum, keluarlah. Aku ingin istirahat." Dia mengusir dengan halus, kembali memejamkan mata dan menutup wajahnya dengan buku tadi.
Wanita itu menatap anak semata wayangnya. Tidak ingin mengganggu lagi , dia berjalan keluar dari sana setelah menutup rapat pintu.
Seorang laki-laki yang tengah duduk di sofa meletakan koran yang dia baca saat melihat istrinya berjalan ke arahnya dengan wajah murung.
"Ada apa, Athena?" Dia bertanya saat Athena, istrinya sudah duduk di sebelahnya.
Athena menatap suaminya, "Dia tidak ingin kembali, Ares." Kata Athena lirih. "Coba kau bujuk, mungkin saja putri kita mau."
Setelah meminum teh dan meletakan cangkir ke meja, Ares mengangguk sembari menatap istrinya. Dia mengelus surai hitam lembut milik Athena, lalu bangkit dari saja, melangkah ke arah kamar putri mereka.
Tok tok tok....
Ares mengetuk pintu bercat putih gading itu, namun tidak ada respon sama sekali.
"Sweetheart, boleh daddy masuk?" Setelah mengatakan itu, Ares membuka pintu, sedikit mengintip ke dalam dan melihat gadis kecilnya tertidur di sofa. Ares tersenyum, dia melangkah masuk dan mendekati putrinya.
"Swet----"
"Sudah aku katakan-----" Masih dengan posisi terbaring dengan mata terpejam serta wajah yang di tutup buku, dia menyela Ares, "Aku tidak ingin kembali ke sana." Nada suaranya dingin dan tegas.
"Kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Ares, dia mendudukan diri di sofa tunggal saping putrinya.
"Tak ada-------Aku hanya lelah menatap bayak orang setiap hari selama setahun penuh." Jawab gadis ini, dengan nada lelah khas introvert.
Ares merengit, tangannya bergerak mengambil buku yang menutup wajah cantik putrinya. Sang empu kembali membuka mata, menatap Ares yang sedang membolak balikan buku itu..
"Hey------" Seru Ares, "Bukankah ini buku daddy?"
"Ya---" Jawab gadis itu ketus, dia merampas buku itu dari tangan Ares, "Dan kau sudah memberikan buku ini kepada ku."
"Baiklah baiklah------" Kata Ares, "Sekarang bangun dan bersiap-siap. Kereta mu akan berangkat sebentar lagi."
"Dad----"
"Tidak ada penolakan, Aphrodite. Atau aku tidak akan lagi memberi buku-buku ku kepada mu."
What? Apa barusan daddynya mengancam dirinya?. Gadis bernama Aphrodite itu merengitkan alis menatap ares tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE AND HOGWARTS || Full Of Mystery
DiversosREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. Berkisah tentang seorang gadis pendiam berwatak kasar yang gemar mengahabiskan waktunya sendiri bersama setumpuk buku. UNTUK MANUSIA TITISAN ALIEN YANG HOBBY JIPLAK, JAUH-JAUH LO OR...