Chapter 74

432 61 8
                                    

Mata Ragon mulai fokus pada-ku dan aku terus mengulang kata-kataku, "Ragon, Aku percaya padamu. Kamu tidak akan mengingkari janji-mu padaku"

Setelah terus menerus berbicara padanya dengan sabar dan tenang. Perlahan, mata Ragon memantulkan sosok-ku. Sedikit demi sedikit kegilaan di matanya berubah menjadi mata yang lembut seperti biasanya.

"Benar, anak baik", berhasil menenangkannya, aku meraih Ragon.

Ciap...Kaaa....

"Ya, kamu adalah anak yang sangat baik. Ragon pintar-"

Ketika Ragon berhenti menyerang dan akan menenangkan dirinya.

"Aaaahh-!", teriakan muncul dari arah belakangku.

Pelayan Kerajaan berteriak begitu nyaring hingga darah naik ke dahinya.

'Oh tidak, aku sudah menenangkannya, kenapa kamu masih memprovokasi?'

Kamu boleh panik ketika meliihat monster, tetapi dia adalah Pelayan Kerajaan. Pastinya dia telah mendapatkan pelatihan di situasi genting, tetapi dia hanya bertingkah menjengkelkan dan mengganggu seperti ini.

Dan masalahnya bukan sampai di pelayan saja.

Ksatria yang mendengar teriakannya berlari ke arah sini. Dilihiat dari pola di pakaian mereka, mereka adalah Ksatria Istana Kerajaan yang bertugas mengawal Keluarga Kerajaan.

"Itu monster!", Ksatria Istana yang melihat Ragon langsung bersiap siaga.

Mereka langsung mengelilingi Ragon dan siap menyerang.

SIIING-

Melihat sebuah pedang ditarik mengeluarkan suara besi, aku menahan nafasku.

'Itu...!'
Itu adalah pedang yang dipasangi Batu bercahaya khusus. Aku langsung mengenali batu itu.

Batu Suci.

Itu Batu yang diperuntukkan memusnahkan monster-monster. Begitu tersentuh pedang itu, Ragon akan menjadi debu.

'TIDAK!'

Aku berlari ke Ksatria yang meninggikan pedangnya ke arah Ragon, "Jangan. Ragon sudah tenang kembali! Kau lihat!", aku memohon-mohon sambil menahan lengan Ksatria.

"Apa-"

"Sungguh! Bahkan sampai sekarang, Ragon hanya berteriak dan tidak menyerang sama sekali"

"Tapi itu tampak sangat berbahaya untuk-ku"

"Ahhh! Monster!! Kyaah! Itu Jahat! Monster itu mencoba membunuhku!", bahkan di situasi seperti ini, Pelayan masih merengek dan berteriak.

Kini Ragon menjaga jaraknya dari si pelayan bahkan tidak memandang ke arahnya.

"Lihat, Pak. Ragon-"

"Haah! Jangan ganggu dan menyinkir!", Ksatria mendorongku

"Ugh!"

Orang itu bukan pria dewasa biasa, tetapi Ksatria dari Istana Kerajaan. Di dorong oleh Ksatria, tak heran aku langsung terjatuh ke tanah.

Mata Ragon menajam melihatku diperlakukan seperti itu.

KAAAH!

Ragon memekik marah dan langsung terbang naik. Di saat dia berbalik untuk menyerang Ksatria.

BANG-!

Dia jatuh ke tanah dengan dentuman keras. Walaupun tidak ada yang menekan tubuhnya, sayap Ragon meronta-ronta seaakan ada sesuatu yang mencengkeramnya.

'Ini...Kakek?'

Bocil Tiga Tahun ini adalah PenjahatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang