Chapter 192

391 76 15
                                    

Cylen melototi para pelayan Istana.
Orang-orang yang bergosip itu segera memalingkan muka dan bergegas pada pekerjaan mereka.

Biasanya ketika tertangkap sedang bergosip, mereka akan langsung berlutut di tanah dan gemetar.
Namun mereka hanya berpura-pura tidak melihat apa-apa....

'Apa-apaan mereka?'

Apakah karena kejadian Pertandingan 5 lawan 5?
Jadi sekarang mereka merendahkan-ku?

Cylen menggertakkan giginya
'Tidak akan ku-biarkan'

Langkah Cylen semakin cepat.
Dia ingin menemui Ayah-nya segera untuk menyelesaikan masalah hari ini. Kemana-pun Dia melangkah, Dia merasakan tatapan tersebut.

"Istana Luar.... pedahal Yang Mulia juga hadir disana.... haa"
"Memerintah Komandan lainnya... demi menekan Komandan Barat..."
"Bahkan sudah direncanakan sebelum pengangkatan....mengerikan"

.

.

Sesampai didepan Istana Dalam Kekaisaran, Ia di blokir oleh Penjaga.
"Anda tidak diizinkan masuk"

"Saya tidak bermaksud menemui Yang Mulia. Saya ingin menemui Ayah Saya—"

"Maaf, tidak bisa"

Bahkan ketika Dia tengah berdebat dengan Penjaga, orang-orang di sekelilingnya masih menatap-nya. Mereka tidak henti-hentinya membicarakan-nya.

"Bisa-bisanya Komandan Selatan menerima tugas tersebut..."
"Astaga"
"Kasihan sekali Komandan Barat.... Hanya karena Dia mendapat perhatian, Dia dimusuhi.... huuh...."

Cylen berteriak dengan tidak sabar, "BISAKAH KALIAN DIAM-!!"

Begitu Dia teriak, seorang Pelayan dari dalam pintu Istana keluar. Itu adalah Pelayan Paruh Baya dengan wajah kusut.
"Anda menyulitkan kami jika membuat kegaduhan didepan Istana Kekaisaran, Komandan"

"Saya-"

"Matahari telah terbenam. Silahkan kembali"

"Saya ingin menemui Ayah-ku dan pulang bersama! Kenapa kalian menghalangi-ku tanpa membiarkan-ku menjelaskan apa-apa?!"

"Komandan"

"Tutup mulut itu-!! Berani-beraninya kamu berbicara dengan nada itu padaku!!"
Cylen meremas pakaiannya dan terus menjerit.

"Keributan apa ini!"
Semakin banyak orang yang keluar dari Istana Kekaisaran. Mereka adalah anggota Menara Pusat. Dan yang berteriak adalah Marquis Noklang, dengan Bangsawan lain yang mengikutinya dari belakang.

"Apa yang terjadi?"
"Siapa yang berani membuat keributan di depan Istana Kekaisaran?"
Mereka semua memasang wajah tidak senang.

Cylen gemetar dan bahunya menciut, "Bukan begitu... P-Pelayan Istana-lah yang tidak sopan..."

"Tidak peduli seberapa buruk-nya perilaku Anda, beraninya Anda berkata jahat di depan Istana Kekaisaran?"

"T, Tuan"

Setelah diangkat menjadi Komandan, Noklang selalu memperlakukannya dengan ramah, tapi kini wajah Marquis penuh dengan amarah.

Orang-orang yang biasanya menggosok tangan mereka dengan memanggilnya 'Komandan' atau 'Nona Muda', berubah dalam sekejap. Bahkan Bangsawan dibawah umur yang bersembunyi dibalik rok Ibu mereka, menyeringai.

'Mereka....'

Cylen menggertakkan giginya dengan kepala tertunduk.
"M, maafkan Saya jika telah menyinggung Anda. Namun sebagai Komandan, Saya hanya ingin mendisiplinkan para Pekerja Istana Kekaisaran yang bersikap buruk"

Bocil Tiga Tahun ini adalah PenjahatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang