Chapter 6: I am not Jealous

887 99 0
                                    

"Terwima kasih-" aku menganggukan kepalaku dan melanjutkan kata-kataku. "-Conrad"

"...!"
"...!"
"...!"

"Bunganya cantyik. Aku sukya Conrad"

Ketika mengatakannya dengan menyatukan tanganku bersama, Conrad tersenyum ketika ia berkata, "Ah... Jadi anda membicarakan tentang Freesia yang saya berikan pada anda. Saya senang anda menyukainya"
Conrad terlihat sangat senang dengan sapaanku. Matanya melengkung lebih dari biasanya.

Saat itu.
"Kheubb!"

Aku mendengar suara napas yang tersentak disuatu tempat. Saat aku diam-diam menoleh, aku melihat Viscount Debussy yang akan meledak tertawa.Dia sepertinya berusaha menahannya, tetapi begitu dia melirik Kakek, dia tertawa terbahak-bahak.

Djiakakakakakakakakakakakak!

Aku belum pernah melihat tawa gila seperti itu sebelumnya.
'Tapi dia tampak kalem di awal pertemuan'

Itu juga mengejutkan bahwa ia bisa tertawa sekeras itu didepan Kakek. Kalau dipikir-pikir, aku mengingat konten yang ada didalam [IPTVG].
'Kakek dekat dengan Keluarga Viscount Debussy'

Kakek adalah putra kesebelas dari generasi sebelumnya, yang tidak memiliki apa-apa dimasa mudanya. Sejak masa itulah Keluarga Viscount Debussy mendukung kakek. Sampai-sampai kakak laki-laki Viscount meninggal demi melindungi Kakek.
'Kurasa itu sebabnya dia bisa tertawa seperti itu tanpa segan'

Viscount Debussy tertawa terbahak-bahak hingga matanya berair.
"Ah, untuk bisa melihat Duke bersekspresi seperti itu"

"...."

"Tentunya aku hidup lama untuk melihat tontonan ini"

Kakek memiliki ekspresi yang sangat menakutkan di wajahnya. Jika terus begini, sepertinya dia akan mencabik-cabik Viscount sampai mati.

'Suasananya jadi buruk'
Sepertinya hari ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Conrad, jadi aku hanya melakukan seperlunya dan pergi.

Aku mengeluarkan satu per satu apa saja yang yang bisa dibawa keluar dari kamarku.
Itu adalah gambar kusut yang ku-gambar.
Aku mendekati Kakek dan mengulurkan gambar itu.

"Apa?"

"Inii Kakek"

Akhir-akhir ini ketika ada waktu luang, aku menggambar banyak. Sangat banyak dari orang ini hingga orang itu, dan di antaranya juga ada Kakek.

"disinii... Kakek memberwiku roti dan juga memberwiku selimut"

"..."

"Dan tak ada yang mengganggu saat saya berswama Kakek"

"...."

"Terwima kasih"

Penyuapan adalah cara terbaik untuk menyenangkan orang berpangkat tinggi.
Aku masih mengingatnya, cara-cara kotor kehidupan sosial.

Kakek membuka gambarku. Itu berantakan tetapi masih gambar yang menunjukkan kerja kerasku.

Melihat gambar itu dengan seksama, Kakek memekik keras.
"Kau seharusnya memberikan ini dulu!"

Aku terkejut dan bersembunyi di balik pelayan tanpa sadar.
Viscount Debussy tertawa lagi seperti orang gila, membuat Kakek melototinya.
'Kenapa, kenapa dia?'

Setelah melihat aku yang kaget sampai ketakutan, Kakek melangkah pergi.

Dengan gambarku masih di tangannya.


***


Conrad menggandeng tanganku dengan wajah tersenyum.
Dialah yang mengantarku ke kamarku
'Karena Kakek sudah pergi, kami punya waktu untuk berbicara'

Bocil Tiga Tahun ini adalah PenjahatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang