Still, San! - Chapter 1

584 39 2
                                    

"Kamu lagi ngapain, Dek, sama pacar saya?" tanya tegas seorang taruna pada Haris.

Uhuk ... uhukk!! Nindhy tersedak mendengar pertanyaan orang tak dikenal itu. Ia berdiri, bersiap mengeluarkan sumpah serapah untuk pemuda yang tidak dikenalinya ketika matanya bertemu pandang dengan wajah Haris yang menuntut jawaban.

"Ris ..." Lidahnya kelu seketika.

"... Apa ini, Nin? Siapa dia?!" Haris bertanya tegas.

"Kamu nggak denger saya bilang apa tadi? Dia pacar saya, Dek! Kamu yang siapanya pacar saya, kok berani berduaan sama pacar orang."

"Tega kamu, Nin! Kamu bilang aku pacar pertama kamu, terus ini siapa?! Kamu duain aku?! Atau malah kamu jadikan aku selingkuhan kamu? Nggak nyangka aku sama kamu, Nin. Kecewa aku sama kamu!"

"..."

"Kita putus!" Putus Haris, pergi begitu saja meninggalkan Nindhy yang masih syok mendengar ucapan yang menuduh dirinya. Juga tak menyangka Haris yang selama ini selalu lembut tiba-tiba mengeluarkan taringnya.

Nindhy terkulai lemas duduk kembali di kursinya. Sangat sulit mendeskripsikan hatinya saat ini. Dilihatnya taruna yang berdiri di sampingnya tanpa raut bersalah. Hati Nindhy langsung panas seketika. Ia kembali berdiri, menatap tajam taruna di depannya. Tangannya terangkat, bersiap menampar wajah tampannya.

Namun urung Nindhy lakukan. Dia mengepalkan tangannya dengan emosi yang masih berkobar. Tanpa sepatah kata Nindhy memutuskan untuk pergi.

"Loh, Dek? Kenapa nggak jadi nampar saya?"

***

"Awas aja tuh taruna satu, aku tandai! Rese, nyebelin, pengen aku cakar wajah sok gantengnya itu!" gerutu Nindhy. Ia sudah keluar dari cafe yang tak ingin didatangi lagi mulai saat ini.

Gadis cantik itu sekarang sedang menunggu taksi. Haris sudah pergi meninggalkannya sendirian. Jahat memang, sudah tidak meminta penjelasan, main pergi begitu saja. Seakan lupa mereka ke sini berdua. Membuat Nindhy harus mencari taksi untuk mengantarnya pulang.

"Semua ini gara-gara taruna nyebelin itu!" runtuknya dalam hati.

"Lagi ngatain saya di dalam hati, Dek?"

Nindhy berjingkat, terkejut dengan suara yang tiba-tiba menyambung kata hatinya. Sebelum kemudian memutar bola matanya dengan malas. Taruna rese bin nyebelin level tertinggi itu mengikutinya.

"Ngapain sih?" tanya Nindhy jutek.

"Marah?"

"Masih perlu ditanya lagi? Mikir sendiri emang nggak bisa apa? Dasar taruna kurang perhatian!!"

Adrian, nama taruna tampan itu, tersenyum tipis. Gadis di sampingnya sangat menarik perhatiannya. Cinta pada pandangan pertama? Mungkin iya. Langka, sebutan Adrian untuk Nindhy. Ketika biasanya gadis-gadis akan menatapnya memuja, gadis satu ini justru ogah bersitatap dengannya. Benar-benar menarik untuk taruna pencinta tantangan sepertinya.

"Saya Adrian, taruna tingkat dua. Nama kamu siapa, Dek?" Tangannya terulur, mengajak Nindhy berkenalan.

"Nggak tanya!" balas Nindhy menatap malas tangan besar Adrian yang memakai jam tangan.

"Kesel aja mukanya tetap cantik, gimana nanti kalau lagi senyum? Wis tah bikin candu." Adrian senyum-senyum sendiri. Nindhy yang tak sengaja melihatnya menatap itu dengan raut tak percaya.

Still, San!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang