21 September
Hari ini Nindhy berulang tahun ke-18 tahun. Saat waktu tepat di pukul 00:00, ia mendapat kejutan dari para Kakaknya. Gala, Aksa dan Dihyan serta kedua orangtuanya. Juga ada Selica dan Inu yang terlihat paling heboh.
"Tiup lilinnya tiup lilinnya ... tiup lilinnya sekarang juga, sekarang jugaaaa ...."
Begitu nyanyian itu selesai, senyum Nindhy masih merekah sempurna.
"Make a wish, dulu, Dek," tutur Gala duduk di tepian kasur.
Nindhy memejamkan matanya seraya kedua tangannya menyatu dan terbuka ke hadapannya. Ia tampak khusyuk dengan doa dan harapan untuk hidupnya ke depan.
"Aamiin .."
Setelah menyelesaikan doanya, mata Nindhy kembali terbuka. Ia tatap semua keluarga juga dua teman dekatnya. Kemudian ia tiup lilin berbentuk usianya sekarang yang Aksa bawa.
"Yeayyy!!!" seru Selica.
Aksa pun maju. Ia agak menurunkan tubuhnya guna memeluk Nindhy yang masih setia di atas kasurnya. Kue yang ia bawa tadi, Aksa pasrahkan sebentar ke Inu. Sekarang ia ingin memeluk adik perempuannya yang sangat ia sayangi.
"Happy birthday, ya, Dek. Semua doa baik udah Kakak minta ke Allah buat kamu."
"Makasih Kak Aksa. Love you!"
"Love you too, adikku cantik!"
Selanjutnya Aksa memberi kecupan sayang di keningnya.
Tidak hanya Aksa, Gala dan Dihyan pun melakukan hal yang sama. Membuat rasa senang Nindhy berkali-kali lipat. Selica yang siap dengan kamera handphonenya terus merekam momen tersebut. Sampai akhirnya ia ikut memberi ucapan dan pelukan ke Nindhy setelah kedua orangtuanya.
"Selamat ulang tahun ya, Nin! Semoga tambah cantik!" begitu doanya yang dibalas kekehan oleh Nindhy.
"Thank you, Sel! Ternyata ya diam-diam kamu sekongkol sama keluarga aku."
"Diajakin Bang Dihyan aku."
Dihyan menyahut, "biar rame. Kalau rame kan kamu langsung bangun ya kan?"
"Aku bukan Bang Dihyan yang kebo ya!" balas Nindhy tidak terima.
Dihyan dan yang lain hanya tertawa merasa lucu.
Inu pun ikut tertawa. Ia berhenti tatkala pandangan Nindhy berhenti untuknya.
"Kamu ketawa aja nih, Mas Bhre?" tanya Nindhy dengan panggilan yang membuat Inu mendengus sebal. Inu pun maju dan mengacak rambut Nindhy.
"Selamat ulang tahun, Nin! Jangan tambah rebel ya!"
Dan lagi-lagi ruangan kamar yang hangat itu kembali diisi suara tawa dari mereka yang terhibur dengan doa Inu untuk Nindhy. Mereka tentu paham rebel yang dimaksud Inu tersebut.
***
Sekarang waktu menunjukkan pukul 01:00 dini hari. Acara kejutan ulang tahunnya telah berakhir setelah pemotongan kue dan mengabdikan foto bersama. Rencananya besok siang mereka akan mengadakan lunch bersama di sebuah resto privat yang sudah dibooking orang tuanya sejak awal bulan.Dalam rentang waktu kejutan berlangsung, Nindhy sama sekali tidak menggunakan handphonenya. Mungkin sangking senangnya sampai melupakan benda pipih yang baru ia sentuh sekarang. Ia berniat melihat hasil foto-foto tadi yang sudah Selica dan Inu kirim.
Selica ada di sebelahnya. Sudah terlelap dalam tidurnya yang nyenyak. Nindhy sendiri belum merasa kantuk lagi. Sebab malam tadi ia tidur lebih awal. Dan ia juga tidak menyangka akan diberi kejutan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still, San!
Ficción General" ... pacarnya ngambekan, mending sama saya aja, Dek. Taruna loh saya, ganteng, gagah ... kurang apalagi coba?" "Taruna? Iiyeuhh ... sorry nggak minat!" tandas gadis yang dikenal paling ilfeel sama taruna/tentara/polisi/abdinegara. "Alah sok-sokan...