Still, San! - Chapter 12

255 20 6
                                    

Hari Sabtu yang cerah. Secerah senyum taruna Akmil bernama Adrian Alby Martadinata. Dia sudah membuat rundown yang akan ia lakukan bersama Nindhy. Tak apalah sesekali ia bermain-main dengannya. Meski harus menjadikan dirinya terlihat seperti orang yang pelit memberi maaf sampai harus Nindhy melakukan apapun yang dia inginkan.

Rundown pertama, mengajak Nindhy makan.

Mereka sampai di sebuah resto makanan Jepang. Setelah diberi buku menu oleh pelayan, mereka kemudian memesan beberapa makanan seperti, Hotplate Ramen, Katsu Spicy Cheese, Donburi Chicken Katsu, Salmon Teriyaki Donburi , Sushi Back D, dan Corn Crunchy Roll.

"Kemarin ngajaknya nonton, kok nyasarnya malah ke tempat makan?" tanya Nindhy begitu pelayan telah pergi dengan membawa catatan pesanan mereka.

"Saya laper nih. Belum makan." Adrian menyengir.

Jawaban yang penuh muslihat. Sebelum bertemu Nindhy, Adrian sudah mengisi perut dengan sop ayam yang ia pesan lewat Gra**ood dan disantap bersama kawannya di sebuah tempat yang telah kawannya sewa sebelumnya. Alasan mengajak Nindhy makan dulu ya karena supaya waktu bersama Nindhy-nya lama.

"Kamu free kan hari ini? Nggak ada acara lain?" Lucu kalau tiba-tiba Nindhy harus pergi begitu saja dan membuat rundown yang Adrian buat tak teralisasikan semuanya.

"Kalo cuma nemenin kamu nonton ya bisa. Kalo yang lain-lain ya nggak tau."

"Bantu cariin kado buat Bunda saya, mau nggak?" tanya Adrian.

He called his mother "Bunda" how sweet man he was ...

Namun, Nindhy tak terlena begitu saja. Ia mecebik. "Kamu itu ya, nggak bisa dibaikin dikit. Sekali dibaikin dikit langsung ngelunjak."

"Yaudah deh saya nggak mau kasih maaf ke kamu." Liciknya keluar. Taruna itu melengos. Berlagak kecewa.

Kedua alis Nindhy terangkat, ekspreksinya tak habis pikir. "Baru pertama ketemu taruna yang semua sifat manusia ada di kamu Adrian. Childish banget sih jadi taruna. Mana komplit, nyebelin iya ngeselin apalagi!"

"Kenapa sifat yang kamu tunjukin ke aku itu sifat yang nggak aku suka? Harusnya kalo mau aku tertarik sama kamu, tunjukin personal branding kamu yang katanya oke banget itu dong."

Adrian sok tersenyum paham sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Terus abis tau kekurangan dari cowok itu yang ternyata bikin kamu ilfeel, kamu minta udahan gitu? Itu mah mantan cemen kamu kali, Nin, Haris ..."

"Stop bawa-bawa nama itu!"

"Kamu yang mulai loh ..."

"Aku nggak nyenggol nama dia," sahut Nindhy.

"Topik kamu ngarahnya kesitu." Adrian menyanggah.

"Udah deh diam. Jangan bikin aku tambah nggak mood ya. Aku tinggalin kamu."

"Aku kejar!"

Kesal, Nindhy mencubit lengan Adrian. "Ihhh!! Ngeselin banget jadi orang!"

"Nggak ngeselinnya nanti kalo kamu udah jadi pacar saya."

Adrian lalu tertawa melihat wajah Nindhy yang semakin mengeruh karena terus dibuat kesal olehnya.

Kemudian senyap. Dua manusia berbeda jenis itu mengunci mulutnya. Hanya diam tak melakukan hal apapun. Bahkan handphone yang berada di atas meja pun tak mereka sentuh sejak tadi.

Tak berapa lama, Adrian kembali membuka pembicaraan.

"Tau nggak kenapa yang saya tunjukin ke kamu itu yang nggak kamu suka?" Adrian menolehkan kepalanya menatap Nindhy.

Still, San!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang