Siang di hari Sabtu ini cuaca cukup sejuk. Awan mendung menutupi sinar matahari membuat suasana menjadi sedikit gelap. Angin dari gesekan dedauan juga ikut serta membuat hawa menjadi lebih dingin dari biasanya. Tetapi hal itu tidak membuat rencana jalan-jalan yang belum ada tujuannya itu tertunda. Adrian tetap membawa Nindhy masuk ke dalam mobilnya dan mencari tempat yang sekiranya cocok untuk mereka nikmati waktu bersama di suasana yang justru mereka syukuri.
Akhirnya Adrian tetap membawa Nindhy jalan-jalan. Rumah dinas Ayahnya sedang sepi hanya ada mereka berdua. Adrian tidak ingin keberadaan mereka berdua di rumah luas itu menjadi pembicaraan buruk jika ada tamu yang tiba-tiba datang dan melihat mereka.
"Mau nonton bioskop aja, sayang?"
Nindhy menggeleng sementara mulutnya sedang mengunyah donat yang Adrian bawa. By the way, satu box donat itu juga Nindhy bawa dan berada di pangkuannya sekarang. Sudahlah tak perlu jaim-jaim segala. Adrian tidak mungkin ilfeel mengingat dulu dia pernah bertingkah lebih menyebalkan.
"Filmnya nggak ada yang seru." Nindhy menerima tisu yang Adrian ambil untuknya. Ia pun mengusap ujung bibirnya kalau-kalau ada sisa krim tiramisu. "Outdoor seru kayanya. Ada ide nggak, Adrian?" Sembari bertanya, Nindhy mengambil hand sanitizer dari dalam tas serta tisu basah untuk membersihkan tangannya.
Adrian sejenak menoleh ke arah Nindhy. "Ke Borobudur udah sering. Enaknya kemana ya, Nin?"
Nindhy terkekeh kecil melihat Adrian yang ikutan bingung.
"Aku cari rekomendasi dulu di Google deh, siapa tau ada yang cocok."
"Coba cari, sayang."
Beberapa menit Nindhy berkutat dengan handphonenya. Mencari inspirasi untuk menghabiskan waktu libur bersama yang tersayang. Bermenit-menit Nindhy mencari, akhirnya ia tertarik dengan salah satu rekomendasi yang disarankan. Mereka juga belum pernah melakukannya.
"Kita ke Gembira Loka aja, Adrian, Zoo date!" Nindhy antusias. Bayangan mereka bergandengan tangan sembari melihat beberapa hewan di kebun bintang lalu mengobrol santai, pastinya menyenangkan. Nindhy tidak sabar bisa meralisasikan semua khayalan itu.
"Zoo date?"
Anggukan Nindhy terlihat sangat tidak sabar. Adrian jadi gemas dibuatnya.
"Yaudah ayo deh, apa sih yang nggak buat sayangku."
"Yeyyy!!" serunya kepalang senang. "Makasih ya ..."
"Sudah jadi keharusan aku buat bikin kamu bahagia, Nin. Kan aku udah janji pas nembak kamu dua bulan yang lalu."
"Dan kamu tepati itu, Adrian. Makasih ya. Aku sayang kamu, Sersan yang Still ya?"
Adrian yang tak bisa lagi menahan rasa gemasnya langsung mengusap kepala Nindhy. Ia juga mengambil satu tangannya untuk ia genggam agar saling memberi hangat di sisa perjalanan mereka menuju Yogyakarta.
***
Sesampainya di Gembira Loka, Adrian dan Nindhy langsung mengantri untuk membeli tiket masuk. Selama menunggu antrian yang cukup ramai karena hari libur tersebut, tak sedetikpun Adrian melepaskan tangan Nindhy di genggamannya. Ia lakukan sebagai bentuk penjagaan agar Nindhy selalu merasa aman bersamanya.
Adrian bucin mode on memang sangat manis melebihi madu.
Sebelum mereka sampai tadi, Adrian tiba-tiba menepikan mobilnya di sebuah penjual bunga yang ada di pinggir jalan. Adrian meminta Nindhy untuk ikut turun dan mempersilahkan gadis cantiknya untuk memilih bunga yang diinginkan.
Setangkai mawar putih itulah yang saat ini Nindhy pegang di tangan satunya. Hasil dari kerandoman Adrian setelah melihat beberapa konten cowok membelikan bunga untuk si cewek. Hingga ia pun ingin melakukan hal yang sama bersama Nindhy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still, San!
Ficção Geral" ... pacarnya ngambekan, mending sama saya aja, Dek. Taruna loh saya, ganteng, gagah ... kurang apalagi coba?" "Taruna? Iiyeuhh ... sorry nggak minat!" tandas gadis yang dikenal paling ilfeel sama taruna/tentara/polisi/abdinegara. "Alah sok-sokan...