2. Galau

623 69 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Pagi hari ini mendung. Hujan turun sesaat aku keluar lift di lantai sepuluh. Tempat kerjaku ada di lantai sepuluh.

Biasanya musik mellow, rnb, atau rap menyambutku di pagi hari. Hal itu menjadi rutinitas pagi bagi tim IT karena ketua tim IT menyukai musik.

Sebulan setelah aku magang aku baru mengetahui fakta itu dan ternyata ketua tim IT memiliki suara sekelas penyanyi terkenal.

Aku takjub dan melupakan daging panggang saat acara makan-makan karena terhanyut suaranya.

Namun, pagi ini berbeda.

Kantor terasa suram ditambah hujan yang terlihat jelas di dinding kaca.

"Eonnie ada apa?" tanyaku ke salah satu senior yang duduk di samping kubikel kerjaku.

"Ada masalah. Ketua tim lagi dipanggil CEO."

Lima belas menit kemudian, denting lift terdengar.

Semua kepala yang hilang di balik kubikel serentak menoleh ke satu arah.

Ketua tim tersenyum masam dan meminta kami untuk berkumpul di ruang rapat.

Termasuk anak magang sepertiku.

Ada masalah yang terjadi terkait peluncuran produk baru dari program aplikasi project tim IT.

Beberapa petinggi perusahaan menyalahkan aplikasi yang tim IT buat, beberapa lagi menyalahkan kualitas produk yang buruk.

Aku hanya sedikit tahu tentang project tersebut.

Karena project selesai lebih dulu sebelum aku bergabung menjadi anggota magang.

Jadi, aku hanya bisa diam menyimak dan mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi di sini.

Semua karyawan dipulangkan lebih cepat di jam makan siang. Aku yang hanya anak magang dan tidak tahu apa-apa ini, mengemasi barang-barangku.

Suasana kantor yang suram dan info yang aku dengar saat menyimak tadi, CEO akan memecat beberapa orang yang dianggap sebagai penghalang.

Aku merasa posisiku sebagai anak magang akan dicopot.

Toh, aku baru bergabung tiga bulan dan tidak punya hak untuk sekedar berharap menyelesaikan magang di saat suasana kantor seperti ini.

Masa magangku adalah enam bulan. Masih ada tiga bulan lagi.

Jika memang aku dipecat, aku masih bisa mencari perusahaan lain untuk melanjutkan masa magangku.

Beberapa teman dan seniorku juga bilang magang di dua perusahaan akan lebih bagus karena banyak mendapat pengalaman.

Namun, masalahnya aku sudah jatuh hati magang di sini.

Aku juga berharap bisa bekerja di sini setelah lulus nanti.

Aku jadi galau.

Sama seperti cuaca siang ini. Cuaca yang galau.

Hujan kembali turun lebih deras padahal tadi langit biru sudah tampak.

Kalau seperti ini, aku jadi enggan pulang.

Aku butuh teman cerita.

Ponselku tiba-tiba  erdering. Ada pesan masuk dari Bibi.

From Bibi :
Kania, apa ini sudah waktunya kamu makan siang?
Ayo makan bersama Bibi. Bibi tunggu di restoran belakang kantormu ya!

Kebetulan sekali!

Aku segera menemui Bibi dan menceritakan apa yang terjadi di kantor.

Bibi tergelak.

"Kafe menerima anak magang Kania. Kamu akan dibayar penuh dan menikmati makanan hangat setiap saat," kata Bibi memberi penawaran.

Aku kontan tergelak.

Itu penawaran yang bagus.

Paling bagus malah.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 1 Januari 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 1 Januari 2023

Revisi : 19 Mei 2023

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang