41. Jadwal Skripsi Rabu dan Kamis [END]

451 55 7
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Saya cuma orang biasa Kania."

Aku tetap menatap Pak Ardi penuh selidik.

Aku tak percaya kata-katanya.

"Emangnya kenapa sama Bang Ardi, Kania?" tanya Jeonghan tiba-tiba.

Kami masih berada di tempat persembunyian yaitu rumah megah tiga lantai milik Pak Ardi. Jeonghan sudah dibolehkan pulang.

Namun, kami belum bisa membawanya kembali ke dorm.

Media sedang heboh perihal Kelly yang membuat Jeonghan terluka.

Menilik boy group Jeonghan yang punya basis penggemar besar dari dalam Korea maupun luar negeri, pihak terkait tidak bisa membendung amarah orang-orang.

Kelly mendapat sanksi sosial, meskipun ia tidak jadi di penjara, tapi untuk sepuluh tahun dari sekarang, ia tidak boleh menjejakkan kaki ke Korea.

Ia dideportasi, dipulangkan paksa ke London.

Akhirnya aku merasa lega sebab tak harus berurusan dengan psikopat gila itu lagi.

Jadi, demi kenyamanan bersama, member SEVENTEEN tetap stay di tempat persembunyian.

"Kamu gak ngerasa ada yang aneh sama Pak Ardi?"

"Dia kan emang aneh Kania."

Jawaban Jeonghan membuat Pak Ardi mendelik.

Agaknya ia merasa tersinggung.

Jeonghan terkekeh pelan. "Terus kenapa emangnya kalau Bang Ardi aneh?"

"Aku ngerasa dia punya banyak rahasia."

"Pria dewasa emang punya banyak rahasia Kania."

"Hah? Emang iya? Berarti kamu juga dong."

Jeonghan mengangguk mantap.

"Kalian kalau mau gosipin saya tuh di belakang saya dong," cetus Pak Ardi merasa terganggu.

Sontak aku dan Jeonghan tergelak.

"Abisnya dari saya kenal Bapak sampai sekarang tuh saya sering dibikin kaget."

"Bagus dong, itu bisa melatih jantung kamu."

"Hadeh, Bapak yang serius dong."

"Nanti kalau kamu saya seriusin, ada yang marah."

Aku melirik Jeonghan sekilas sambil nyengir.

"Saya harus kembali ke Daegu, kasian Kristi sendirian di kafe. Kalau ada yang mau kamu tanya lagi bisa omongin sekarang."

"Heemm, gak ada sih Pak. Saya cuma mau bilang makasih karena Bapak selalu ada dan bantuin orang-orang yang saya sayang. Termasuk nolongin saya waktu saya hilang ingatan. Saya juga berharap semoga Bapak dikasih kesehatan, dapet jodoh secepatnya dan punya bayi lucu. Gak ke bayang deh nanti anaknya Bapak bakal mirip sama Bapak gak ya?"

Ocehan panjang lebarku ditanggapi tawa oleh Jeonghan.

Berbanding terbalik dengan Pak Ardi yang bersungut-sungut.

"Anak saya nanti harus mirip sama saya, karena dia anak saya!" serunya sebal. "Tapi, makasih doanya. Saya harap kamu juga selalu sehat. Yasudah saya pergi ya."

Debum pelan pintu kamar yang ditutup membuat aku dan Jeonghan tinggal berdua saja.

Aku melipir ke balkon. Mengajak Jeonghan ikut serta.

Area taman belakang dengan sebagian besar pepohonan lebat area hutan tampak indah siang ini.

Udaranya juga sejuk.

Ini adalah spot terbaik untuk healing.

"Kamu udah mulai kuliah?" Jeonghan bertanya acak.

Ia memainkan jari-jariku di atas pahanya.

"Udah, aku jadi ambil kelas peminatan. Terus skripsi. Jadwal aku ke kampus juga cuma hari rabu sama kamis aja."

"Jadwalnya sama kayak kamu skripsian dulu."

Aku nyengir. Jeonghan masih ingat ternyata.

Saat mendapat jadwal itu, aku kaget karena mendapat jadwal kelas di hari rabu dan bimbingan di hari kamis. Kebetulan sekali, mirip dengan jadwalku dulu.

"Iya ya, kebetulan banget, tapi bedanya gak ada kamu di skripsi aku."

"Yang penting, ada aku di hati kamu."

"Idihh, kok gombal?"

Jeonghan ngakak.

"Bukan gombal sayang, tapi itu serius."

Aku mengulum senyum geli, merasa kedua pipiku panas.

"Cie pipinya merah. Lucu banget."

Jeonghan lantas mengecup pipiku lama.

Kalau begini, bisa-bisa seluruh wajahku yang memerah.

"Yak Jeonghan hyung! Tidak bisa kah kalian melihat situasi, ada anak kecil di sini!"

Teriakan itu berasal dari halaman belakang. Seungkwan protes sambil menunjuk Dino.

Mereka sedang bermain voli kaki di sana

"Yak! Aku bukan anak kecil!" balas Dino kesal lalu mereka berdua pun bergelut.

-END-

*
*
*

Yaps, sudah tamat ya🙌

Kasih aku dong kesan dan pesannya buat cerita ini, langsung komen aja ya👍

Buat epilog sama extra chapter bakal di up besok🙌🌹

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang