28. Studio Rekaman

397 56 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Kania bangun,"

Suara Jeonghan terdengar lembut.

Namun, kelopak mataku berat.

Aku ingin bangun secepatnya dan bersiap ke pasar bersama Jeonghan, namun tubuhku mengkhianatiku.

Aku berusaha untuk duduk, membuka mata lalu terpejam lagi begitu seterusnya hingga aku mencapai tepi kasur.

Tawa Jeonghan terdengar.

Agaknya ia merasa tingkahku lucu.

"Masih ngantuk ya?"

Aku mengangguk.

Jeonghan tergelak.

Langkah kakinya terdengar mendekat.

Ia lalu berhenti di hadapanku lantas berlutut menyamakan tingginya denganku.

Aku mencoba menatapnya, sekilas saja sebab mataku kembali terpejam.

Tawa Jeonghan terdengar renyah. Membuatku tersenyum.

"Aku suka denger kakak ketawa."

"Abisnya kamu lucu, matanya susah dibuka ya?"

Jeonghan mengusap-usap kelopak mataku.

Usapannya terasa hangat. Telapak tangannya membuat pipiku ikut menghangat.

Aku menahan tangannya di pipiku sedikit lebih lama.

Kekehan Jeonghan lagi dan lagi terdengar.

"Kenapa kamu manis banget sih pagi ini?"

"Hehe. Do you want morning kiss?"

"Ofc. Semua yang kamu mau, aku mau Kania."

Duh, manis sekali.

**

Pasar identik dengan ibu-ibu.

Beberapa ibu-ibu tetangga yang aku kenal terlihat di pasar.

Aku menyapa mereka dan membiarkan saja mereka mengira kalau Jeonghan adalah tunanganku.

Bahkan ada yang mengira kami sepasang pengantin baru.

Untungnya sih tak ada yang mengenali Jeonghan sebagai selebriti.

Acara belanja di pasar diakhiri dengan makan teokkboki.

Kami makan di tempat ibu penjual teokkbokki.

Jeonghan tampak senang-senang saja, tidak gelisah meski ia bilang harus pergi ke studio rekaman jam delapan pagi ini.

Sekarang masih pukul tujuh sih, apa aku yang terlalu kepikiran ya?

Selesai berbelanja, kami menuju halte bus. Aku sengaja mengajak Jeonghan untuk tak memakai kendaraan pribadi.

Lagi pula ini masih pagi, tak ada yang mengenali Jeonghan selagi ia memakai maskernya dengan benar.

Jadi, aku tak perlu khawatir.

Kami sampai di apartemenku tepat jam setengah delapan.

Setelah beberes sejenak, Jeonghan tampak bersiap.

"Kakak mau pergi sekarang?"

"Iya."

"Aku anterin ya?"

Aku tahu Jeonghan tak membawa mobilnya, sebab ia akan menaruh kunci mobil di atas rak sepatu seperti yang aku lakukan.

Namun, di sana hanya ada kunci mobilku.

"Gak usah, aku bisa pesan taksi."

"Gak papa Kak, lagian aku kan gak perlu ke kantor hari ini. Di rumah sendirian itu bosen tau."

Jeonghan diam, terlihat berpikir.

Aku rasa alasanku dapat diterima.

"Oke," jawab Jeonghan kemudian.

**

Jalanan ramai seperti biasa, bus-bus yang lewat penuh.

Satu dua aku bisa melihat siswa sekolah dengan seragamnya berdiri di dalam bus.

Aku jadi rindu sekolah.

Jeonghan mengemudi dengan kecepatan sedang.

Ia tampak santai meski jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat.

Dia lalu mengambil jalur kanan dan berbelok.

Jalanan ini familiar, kantor agensi lama Jeonghan berada di sini dan juga kafe bibiku.

Apa Jeonghan benar-benar akan rekaman?

Jeonghan lalu memberhentikan mobil di depan kafe bibi.

Bibi segera keluar saat mengenali mobilku, ia tampak heboh menyambut aku dan Jeonghan yang keluar dari mobil bersamaan.

"Astaga, astaga!" Bibi mulai mengoceh panjang lebar.

"Bibi, Jeonghan harus kerja." Aku menyelanya segera.

"Ah iya, artis itu sibuk ya, maafkan Bibi, selamat bekerja."

Aku melambaikan tangan dan melihat Jeonghan memasuki gedung.

Apa dia benar-benar akan rekaman?

"Kania, mumpung kamu di sini, ada yang mau Bibi tunjukkan."

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 11 Maret 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 11 Maret 2023

Revisi : 29 Mei 2023

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang