11. Jeonghan Nggak Bisa Move On

553 64 1
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Pinggangku terasa berat. Aku menyibak selimut dan menemukan tangan Jeonghan melingkar di sana.

Ada gelang manik-manik di pergelangan tangannya. Aku tertarik dan memainkannya. Jari-jemari Jeonghan tiba-tiba bergerak, agaknya ia terbangun karena ulahku.

Erangan terdengar, punggungku terasa hangat bersamaan kecupan di belakang leherku.

"Kania, jangan pergi." Suaranya terdengar serak dan lebih berat dari biasanya.

"Kakak udah 20 kali ngomong kayak gitu dari tadi."

Kekehannya terdengar.

"Dihitung ya?"

Aku berbalik membuat tangan Jeonghan yang memeluk pinggangku terangkat. Lantas berpindah menangkup pipiku.

Rasanya hangat.

Jeonghan tersenyum lebar. Agak tiba-tiba. Keliatannya seperti senyum kapitalis. Namun, sedetik kemudian sudut-sudut matanya malah berair.

Sontak, aku panik.

"Loh, kenapa nangis?"

Cengiran lebar terpampang di wajahnya.

"Aku seneng bisa liat kamu sedeket ini, lagi."

Kemudian, aku menerima kecupan di bibir.

"Aku juga seneng."

Aku jujur mengatakannya. Dari lubuk hati yang paling dalam.

Satu bulir air mata luruh begitu saja di pipi Jeonghan. Aku buru-buru menghapusnya.

"Kakak gak bisa move on ya?"

"Ha?"

"Aku tanya, kakak gak bisa move on ya dari aku? Padahal aku tau Kakak banyak kenal cewek yang cantiknya ngelebihin aku."

Entah dari mana asal rasa percaya diri itu.

Mungkin karena tiga hari ini, otakku disesaki oleh kalimat Jeonghan yang menyatakan bahwa aku adalah miliknya dan kami sama sekali tidak pernah putus.

Sebuah kalimat yang pantas untuk mencuci otakku.

Upaya dan usahaku selama satu setengah tahun ini menjadi tak berarti.

Toh, akhirnya aku hanya bisa luluh dalam dekapan Jeonghan yang hangat.

Namun, siapa yang bisa menolak perilaku manja dan agak sensasional yang disodorkan tiba-tiba dari sosok mantan yang masih disayangi?

Bilang padaku jika ada wanita tangguh yang bisa menolak dengan tegas.

Aku ingin berguru padanya.

Ponsel Jeonghan menjerit.

Nada deringnya masih sama.

Aku rasa ia malas mengganti nada dering ponselnya.

Sampai nada dering berakhir, Jeonghan masih meringkuk memelukku.

Ponselnya lagi-lagi menjerit.

Untuk kali ini, aku tak bisa diam saja.

"Kak, hp kamu tuh. Kayaknya penting."

Jeonghan melepas pelukannya.

Ia berdecak sebal. Bibirnya cemberut.

Tangannya meraba nakas, mengambil ponsel yang menjerit minta diperhatikan.

Satu tangannya menempelkan ponsel di telinga, sementara itu ia kembali bergerak ke posisi semula, memelukku.

Samar, aku bisa mendengar suara seseorang di ujung sambungan telepon.

Terdengar familiar. Percakapan didominasi olehnya, omelan panjang pendek terdengar.

"Nde S.Coups hyung, nde," imbuh Jeonghan terdengar meledek.

Suara di ujung sambungan semakin geram. Jeonghan menjauhkan ponselnya dan mematikan sambungan sepihak.

"Kok ditutup? Kak S.Coups ya? Dia kayaknya marah."

"Dia emang suka marah-marah. Biarin aja."

Jeonghan kembali memelukku.

"Hari ini kamu gak ada kerjaan?"

"Ada sih."

"Kak S.Coups marah karna kamu gak kerja hari ini ya?"

"Iya."

"Terus kenapa masih di sini? Sana gih kerja!" usirku.

Jeonghan melepas rengkuhannya. Namun, jarak kami masih begitu dekat.

"Tega kamu ngomong kayak gitu?"

"..." Aku diam mengulum bibir.

"Setelah kamu ngomong putus terus menghilang selama hampir dua tahun tanpa ngasih aku alasan yang jelas?"

Aku tak bisa berkata-kata.

"Kenapa diam?"

"Ah, eh itu ...."

Jeonghan mengecup bibirku lagi.

"Udah cukup ya Kania kamu pergi. Dua tahun itu bukan waktu yang sebentar."

Aku mengerjap. Mataku memanas.

Semua kenangan itu berputar di kepalaku. Rasanya menyesakkan.

Sangkalan dari Pak Ardi, cerita Kristi, omongan Bibiku dan pertemuan tiba-tiba dengan Jeonghan seakan menjelaskan bahwa aku sudah salah mengambil langkah.

Meskipun begitu, kewarasanku masih berfungsi.

Setidaknya untuk saat ini aku menyerahkan diri sepenuhnya pada Jeonghan. Terserah ia ingin melakukan apa pun. Aku hanya pasrah.

Hanya untuk hari ini saja.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 25 Januari 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 25 Januari 2023

Revisi : 23 Mei 2023

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang