[Completed/Tamat] Sequel Pacar, fanfic about Yoon Jeonghan
*
Sudah satu setengah tahun lebih berlalu bagi Kania untuk benar-benar mulai melupakan Jeonghan. Namun, waktu satu setengah tahun itu berakhir sia-sia saja saat ia bertemu dengan Hoshi. Pert...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
Langit tampak gelap, kelam dan menakutkan.
Aku rasa ada awan mendung yang menutupi bintang. Awan mendung yang gemuk dan mengandung hujan.
Aku merapatkan jaket sembari menghela napas panjang.
Sudah lima belas menit aku menunggu Kristi di depan minimarket.
Duduk sendiri bertemankan sekaleng soda yang sudah kosong.
Aku mulai bosan dan kedinginan.
Namun, aku enggan sendirian di kamar Kristi yang hangat.
Aku jadi dilema.
"Heh, ngapain ngegalau di sini?"
Kristi datang. Ia menarik kursi di hadapanku.
"Lama banget lo pulangnya,"
"Kafe lagi rame, gue cuma sendirian."
"Loh Pak Ardi kemana?"
Kristi mengangkat bahu.
"Tadi siang dia dapet telpon, terus pergi gitu aja."
Aku sudah tak heran lagi dengan tingkah Pak Ardi.
Dia memang sulit dimengerti dan sangat amat tidak tertebak.
"Kris,"
"Hm,"
"Lo sama Joshua gimana?"
"Gimana apanya?"
"Hubungan kalian."
Kristi menaikkan satu alisnya. Bibirnya terkulum lantas sedetik kemudian ia tergelak.
Tawanya terdengar seperti mengejekku.
"Lo pikir gue sama Joshua pacaran?"
Aku mengangguk.
"Lo salah Kania."
Gantian aku yang menaikkan alis tak mengerti.
"Gue sama Joshua gak pacaran. Hubungan kita gak kayak lo sama Jeonghan. Kita emang saling peduli, tapi gak ada status di antara gue sama dia."
"Kenapa?" tanyaku polos.
Kristi tersenyum miring.
Ia mengalihkan tatap ke lampu jalanan yang berkedip-kedip sekarat.
"Dunia entertainment itu keras. Lebih kacau dari perusahaan tempat lo magang. Cuma yang berkuasa yang berkehendak."
"Wah, lo ngikutin teori konspirasi ya sekarang?" Aku tertawa hambar.
"Kampret!" Kristi melepas tasnya lalu bangkit berdiri. "Lo mau mie gak? Gue pengen yang pedes-pedes sebelum sharing soal konspirasi yang lo bilang tadi."
Dua cup mie yang mengepulkan asap tersaji di atas meja.
Aromanya membuatku lapar.
"Lo ngomong apa sih ke Bang Ardi tadi pagi?"
Kristi membuka topik lain.
"Dia ngomelin lo ya?"
Kristi tergelak. "Enggak, cuma mukanya keliatan lebih serius aja."
Aku mangut-mangut. "Pak Ardi bilang ke gue kalau gue harus hati-hati."
"Hati-hati buat apa?"
Aku mengangkat bahu tak tahu.
Mie kami telah matang, aku melepas tutupnya dan mulai makan.
"Bagus deh, sekarang lo bisa cerita soal konspirasi itu."
"Oke, jadi konsekuensi pacaran sama artis itu banyak. Lo gak bisa bebas pergi ngedate apalagi posting foto couple di sosmed."
"Kalau itu gue tau."
Aku sudah tahu perihal itu jauh sebelum aku menyukai Jeonghan.
"Selain harus disembunyiin dari publik, lo bakal banyak dapat cobaan dari pihak agensi."
Seketika aku ingat perkataan Bibi kemarin dan senyum kapitalis manajernya Jeonghan.
"Yang paling deket sama mereka itu kan manajer, terus ada atasannya si manajer, kalau mereka emang orangnya baik dan gak ribet perkara hubungan percintaan artisnya, hubungan si artis sama pacarnya bakal mulus-mulus aja."
"Kalau mereka orangnya jahat?"
"Ya, lo bisa nebak sendiri kan, banyak cara yang bakal mereka lakuin buat jauhin artisnya sama pacar mereka."
Aku menipiskan bibir.
Ah, jadi begitu ....
Kenapa hubungan percintaanku sesulit ini?
**
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
