10. Jeonghan Si Stalker

540 67 5
                                    

Warn 18+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warn 18+

**

"Kak biar aku aja yang nyetir, ini kan mobil aku."

"Iya tau kok."

Meski begitu Jeonghan tetap mengambil tempat di balik setir.

Mau tak mau aku mengalah dan duduk di sampingnya.

Pak Ardi dengan licik meninggalkan Jeonghan dan berkendara seorang diri.

Jadilah, Jeonghan berada di dalam mobilku.

"Udah lama ya kita gak berdua gini."

"Heem."

"Aku kangen."

Aku menoleh. Kak Han juga. Sesaat kami saling tatap sebelum ia kembali menatap jalanan.

Selang beberapa menit kami hanya diam.

Sebenarnya banyak yang ingin aku tanyakan padanya, namun aku tidak tahu harus mulai dari mana.

Terlebih lagi, aku masih dilema apakah aku akan tetap di sini atau pergi.

Keputusan ada di tanganku.

Namun, rasanya begitu sulit memilih untuk tetap tinggal atau pergi.

"Liat deh bunga sakuranya cantik, kayak kamu."

Jeonghan menunjuk keluar jendela.

Ada beberapa pohon sakura di pinggir jalan yang kami lalui.

Bunganya berguguran ditiup angin. Satu dua jatuh di atas kaca depan mobil.

Warna pink muda kelopaknya begitu cantik.

Aku mengambil beberapa potret bunga sakura dengan ponselku.

Aku menjepret asal dan melarikan kamera ke beberapa tempat.

Hingga aku tak sadar sudah banyak memotret Jeonghan yang fokus mengemudi.

"Kakak tau kan aku ngambil foto Kakak."

Ekspresinya yang serius tadi langsung berubah. Ia tergelak.

"Gimana hasilnya? Bagus gak?"

"Banget," jawabku pelan.

Mau seperti apa pun gayanya, Jeonghan akan tetap terlihat tampan di kamera.

Meski dilihat langsung jauh lebih tampan.

"Kakak ganteng banget di sini."

Aku menunjukkan hasil fotoku di mana Jeonghan dan pohon sakura berada dalam satu frame.

"Wih, iya dong. Pacar siapa dulu?"

Ia melirik genit ke arahku.

"Pacarnya Carat!"

Jeonghan mendengus pelan lalu tertawa.

Aku sudah memasukkan alamat apartemen Jeonghan ke alat penunjuk arah di mobilku.

Namun, Jeonghan malah melewati belokan yang menuju rumahnya.

"Kakak gak mau pulang?"

"Mau."

"Terus kenapa lurus aja?"

"Kita ke apartemen kamu."

"Jangan!"

"Apanya yang jangan?"

"Jangan ke apartemen aku."

"Loh, kamu telat Kania, kita udah sampai di apartemen kamu."

Aku melotot. Membuka kaca mobil untuk memastikan apa yang aku lihat. Ternyata ini benar apartemenku.

"Wah, kakak bener-bener jadi stalker ya sekarang."

"Soal itu, iya. Maaf. Tapi aku lakuin ini demi kamu Kania."

Aku mengernyitkan kening tak mengerti.

Namun, aku enggan bicara.

Ucapan Pak Ardi yang menyuruhku hati-hati terasa benar sekarang.

Di mana Jeonghan mempelajarinya ya?

Anehnya di sini, aku tak merasa takut sama sekali.

Seolah Jeonghan bukan sosok yang patut ditakuti.

Setidaknya untuk sekarang.

Sesaat pintu apartemen ku dibuka dan kami berdua sudah masuk, Jeonghan langsung berubah.

Aku pernah bilang kalau Jeonghan itu agresif setelah kami resmi berpacaran bukan?

Kali ini dia jauh lebih liar. Bukan agresif lagi.

Aku tersandar di dinding tak berdaya.

Pasrah membiarkan dia melakukan apa yang ia mau.

Ia menahan tubuhku agar tidak bergerak. Mencium, mencecap, melumat permukaan kulitku. Ia melakukannya tanpa ampun hingga desahan laknat keluar begitu saja tanpa bisa aku tahan.

Yoon Jeonghan benar-benar gila.

"Apa kakak nonton video porno sebelum ketemu aku?"

"Aku gak punya waktu buat itu Kania."

"Ssshhh ah Kak, geli,"

Ia menyentuh bagian sensitifku.

"Kamu suka?"

Aku menggeleng. Menyangkal.

Jeonghan kembali melumat bibirku.

"Jangan pergi lagi Kania."

Aku sibuk menahan ledakan dari dalam diriku.

"Jangan pergi lagi aku mohon."

Lututku lemas. Jeonghan menahan tubuhku agar tak jatuh ke lantai. Aku refleks merangkul lehernya. Mata kami bertemu. Sorot matanya berbeda. Terlihat kelam. Aku rasa ada banyak cerita yang tersimpan di sana.

Berapa banyak rahasia yang Jeonghan sembunyikan dariku?

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 22 Januari 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 22 Januari 2023

Revisi : 23 Mei 2023

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang