26. Sembunyi di Bawah Bayangan Tangga

374 54 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Aku tidak pernah merasa kengerian seperti ini sebelumnya.

Eh, tapi agak familiar.

Tiba-tiba saja jepalaku sakit.

Aku terduduk dan mengerang pelan.

Wajah S.Coups jadi buram.

Aku tidak bisa mendengar apa yang dia ucap.

S.Coups berlari masuk ke dalam minimarket, tak lama ia keluar sambil memegang sesuatu di tangannya.

"Minum dulu," ujarnya seraya menyodorkan gelas plastik ke tanganku.

Aku bisa merasakan permukaan gelas itu hangat.

Rasanya nyaman. Kemudian aku mendekatkan bibir ke tepian gelas dan meneguknya perlahan.

Tenggorokanku jadi hangat, sakit di kepalaku lenyap begitu saja.

Aneh sekali sungguh.

Wajah S.Coups kembali terlihat jelas.

Dia terlihat panik.

"Kenapa? Ada apa? Kepalamu sakit?"

Ia mengajukan tanya beruntun.

Aku menggeleng pelan, sekarang bukan saatnya mengkhawatirkan tentang diriku.

Jeonghan dalam bahaya.

Meski aku menderita mata minus dan seharusnya memakai kaca mata, namun aku yakin telah melihat sebilah pisau dari tangan orang di belakang Jeonghan.

Sebab cahaya lampu membuat kilau pisau itu tampak begitu jelas.

"Jeonghan datang, dia diikutin seseorang yang bawa pisau. Jeonghan dalam bahaya Kak."

S.Coups langsung berdiri dari duduknya, menatap ke arah mobil suv hitam yang parkir di depan apartemenku.

"Ada orang di dalam mobil itu, apa kamu tau jalan masuk lain ke apartemen kamu selain lewat  pintu depan?"

Tanganku dirambati tremor.

Aku memastikan tak ada orang yang melihatku mengendap-endap ke area belakang apartemen.

Diikuti S.Coups yang kembali memasang maskernya, kami terlihat seperti hendak mencuri.

Ada satu pintu darurat di belakang apartemen.

Biasanya pintu itu terkunci, namun semoga saja kali ini petugas keamanan di apartemen lupa menguncinya.

"Semoga ga dikunci," ucapku pelan sembari memegang gagang pintu.

Aku mendorong sekuat tenaga dan decitan melengking terdengar.

Pintu pun terbuka.

Aku sempat takut ada yang menyadari decitan pintu yang terdengar lebay itu, namun saat aku dan S.Coups sudah masuk kami hanya disambut dengan lengang.

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang