Epilog - Wisuda Terheboh

465 49 5
                                    

Rasanya seperti deja vu.

Aku kembali dirias untuk perayaan wisuda keduaku.

Menyenangkan. Sungguh. Sekaligus aku merasa deg-degan luar biasa.

Tidak ada Kristi di sini.

Dia bilang sudah berada di kereta cepat menuju Seoul.

Aku hanya ditemani Mommy.

Setelah dirias, aku mengenakan jubah hitam panjang dan toga.

Perayaan kelulusanku cukup singkat.

Pidato rektor dan penyerahan piagam serta berfoto bersama dilakukan sebelum peserta wisuda keluar aula.

Aku langsung memeluk Mommy dan Daddy. Kami berfoto bertiga dengan buket bunga besar yang aku peluk.

Lalu, beberapa pria pengawal berbadan besar datang.

Ramai sekali mereka.

Disusul mobil van hitam yang familiar.

Aku kira, obrolan di grup semalam hanya candaan saja.

Seungkwan bilang seluruh member SEVENTEEN akan datang ke acara wisudaku.

Ternyata, mereka benar-benar datang.

Dino menjadi karangan bunga manusia. Sementara yang lain kompak membawa buket bunga.

Hanya Jeonghan saja yang datang tanpa buket bunga dan mengoceh bahwa dirinya sendirilah bunga untukku.

Lebay dan alay. Tapi, memang begitulah Jeonghan.

Sesi foto kami terbilang singkat.

Sebab massa semakin banyak.

Lantas, untuk menghindari keramaian yang berlebih, member SEVENTEEN segera pergi.

Aku dan kedua orang tuaku juga langsung pergi menuju studio foto.

Omong-omong, SEVENTEEN kembali ke rutinitas mereka.

Kekacauan itu sudah usai tetapi, beberapa fans masih menyayangkannya.

Jeonghan sudah mempublikasikan hubunganku dengannya.

Banyak yang tak setuju.

Tentu saja itu akan terjadi.

Namun, akhir-akhir ini aku rasa para fans tak mempermasalahkannya lagi.

Untungnya, aku tak aktif di media sosial, jadi aku tak perlu pusing menerima hujatan dari fans yang kontra.

Untuk hubungan kami selanjutnya, Jeonghan bilang dia ingin menjalani hubungan yang serius denganku.

Perihal ini sudah dibicarakan dengan kedua orang tuaku.

Mereka setuju, hanya saja Daddy meminta untuk tak buru-buru.

Jeonghan juga belum memikirkan sampai ke sana.

Jadi, untuk kedepannya kami hanya akan mengikuti alur saja.

Lagipula, setelah wisuda aku akan disibukkan bekerja.

Perusahaan itu kembali menarikku, Ketua Tim IT bahkan mengirimkan video selamat wisuda bersama anggota tim yang lain.

Mereka sedang disibukkan dengan project baru dan tak sempat menghadiri wisudaku.

Kemudian, soal Pak Ardi.

"Ardi itu teman masa kecil Daddy. Kakeknya adalah ilmuwan hebat, sehari-hari dia suka bermain di laboratorium Kakeknya. Daddy kadang juga ikut, meski Daddy tak betah bermain dengannya."

Aku mangut-mangut saja.

"Lalu soal pelabuhan di Korea itu bagaimana?" tanya Mommy penasaran.

Soal Daddy yang menjadi investor besar di pelabuhan itu saja, Mommy tidak tahu.

Bagaimana bisa aku tahu yang hidup jauh dari Daddy? Sementara Mommy yang tinggal berdua dengannya saja tidak tahu apa-apa.

"Soal itu, karena Daddy kalah taruhan dengan Ardi."

"Kalah taruhan?"

"Iya, kami bertaruh apakah Jeonghan hanya ingin main-main saja padamu atau tidak."

Aku speachless.

Mommy apalagi.

"Ternyata dia benar-benar serius. Lalu Daddy kalah dan membeli sejumlah saham di pelabuhan itu."

"Kenapa membuat taruhan konyol begitu? Mommy tak bisa marah karena hal itu sudah membuat kita tambah kaya Kania."

Aku meringis pelan. Tak habis pikir dengan kebenarannya.

Pak Ardi itu memang luar biasa.

Luar biasa menyesatkan.

**
-Fin-

Fanfic Yoon Jeonghan kedua, sequel dari Pacar yang berjudul Mine benar-benar selesai ya🙆🙏

Terimakasih buat kalian yang selalu support cerita aku, baik itu vote dan komen, lopyoupull deh pokoknya❤😍😗

Yuk kasih pesan dan kesannya buat aku di sini, langsung komen aja ya gak usah malu-malu😆

Have a great day and see ya!🙌🌹❤

Warm Regrads,

cravesan

Mine (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang