“Segera balas pesan ibu saya, dan katakan apa yang saya katakan tadi.” setelah mengatakan itu, pria itu pun masuk kedalam kamar hotel nya. “Panggil saya jika bapak butuh sesuatu…” pesan Gichel sebelum atasan nya itu hilang di telan pintu.
Dirasa keadaan nya tidak menegangkan lagi, perempuan itu pun menghembuskan nafas nya dengan perlahan. Belum selesai dengan masalah penyakit nya dan cara untuk pulang ke dunia asli nya, malah datang lagi masalah yang melibatkan protagonis pria di novel ini. Seperti nya kehidupan Gichel akan sulit ke depan nya karena sudah di anggap tidak kompeten oleh pria itu.
To Nyonya Emilda
Nyonya, maaf baru membalas anda...
Pak Raja berpesan kepada saya kalau beliau tidak ingin orang lain ikut dalam perjalanan bisnis nya. Oleh karena itu, saya minta maaf jika nona Nathasya nanti nya tidak senang berada di sini.
Setelah dirasa kata-kata nya tidak keterlaluan, Gichel pun mengirimkan pesan itu kepada ibu atasannya. Hati nya harap-harap cemas dengan balasan apa yang akan di kirimkan nyonya Emilda pada nya. Sembari menunggu pesan nya di balas, perempuan dengan jas kantor berwarna abu itu pun melangkah kan kaki nya memasuki kamar yang berada tepat di depan kamar sang atasan agar memudahkan nya dalam menjalan kan tugas yang di berikan kepadanya nanti. Karena hari sudah larut malam, maka Gichel memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum tidur.
Namun saat akan bersiap untuk tidur, handphone perempuan itu pun berbunyi tanda jika ada pesan masuk.
Nyonya Emilda
Gichel, jangan terlalu kaku pada tante... dan maaf soal hal tadi, Tante jadi merepotkan kamu. Tidak masalah, tak usah di pikirkan. Biarkan anak itu saja yang mengurus kehidupan nya, jaga kesehatan dan istirahat yang cukup. Jika dia menyuruh kamu apa-apa jangan pernah mau ya,
Kamu tidak usah membalas pesan ini!
Sekali lagi, tante minta maaf karena mengganggu waktu istirahat mu.
Good night
Gichel terdiam saat melihat respon dari ibu atasan nya itu yang di luar dugaan, seperti nya wanita itu baik pada siapa pun hingga sekertaris anak nya pun diperhatikan. Karena wanita itu menyuruh Gichel untuk tidak membalas, maka dia pun tidak akan membalas. Rasa kantuk yang saat ini menghantui nya membuat Gichel lama-lama tertidur dalam keadaan tengkurap di atas kasur.
Saat Gichel terbangun, jam baru saja menunjukan pukul 05.15 pagi. Karena sudah terbiasa bangun jam segitu, perempuan itu pun memilih untuk bersiap terlebih dahulu dan sarapan sebelum menyiapkan sarapan untuk sang atasan. Pakaian nya seperti biasa, khas wanita kantoran yang biasa dikenakan, celana bahan hitam nya serasi dengan blouse polos berwarna milo yang saat ini tengah ia kenakan. Rambut nya yang panjang bergelombang di biarkan terurai begitu saja yang menambah kesan agun dan manis pada wajah nya yang putih.
Setelah sarapannya selesai, perempuan itu pun meminum obat jantung nya agar berstamina dan tidak merasakan sakit di area dada nya. Karena semua urusan tentang dirinya selesai, Gichel pun menyuruh pelayan hotel agar segera menyiapkan sarapan untuk sang direktur karena waktu sudah menunjukan pukul 06.30 pagi. Selagi menunggu para pelayan hotel menyiapkan sarapan, Gichel mengirim pesan pada manager divisi pemasaran agar menemui nya di restoran hotel sekaligus membawakan bahan presentasi untuk pertemuan kali ini.
Tidak sampai 15 menit, Adam pun datang menemui Gichel yang saat ini tengah memainkan handphone milik nya di pojok restoran.
“Pagi miss Gichel, maaf merepotkan anda untuk memeriksa kembali laporan yang telah saya revisi. Sebenar nya kemarin saya kaget saat mendengar keputusan pak Raja untuk merevisi ulang laporan yang sudah saya buat satu bulan yang lalu, semoga kali ini tidak ada perubahan mendadak lagi seperti kemarin malam.” ucap pria setengah baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...