Suasana hati Gichel saat ini sedang tidak baik, setelah beberapa hari pergi dengan alasan memiliki urusan kantor, Raja tidak pernah menemui Gichel kembali. Pria itu pergi ke Amerika tanpa berbicara terlebih dahulu, dan pada hari ke dua pria itu pergi, Gichel baru mengetahui nya dari ibu mertua nya yang saat itu baru saja di telepon oleh Galang.
Hingga kini, hari terakhir Gichel di rawat pun, Raja masih belum pulang dari urusan bisnisnya itu. Sudah satu pekan pria itu pergi, tanpa memberi kabar pada Gichel. Sehingga membuat perempuan itu kesal, jika saja tidak ada Emilda yang menemani selama di rumah sakit, mungkin Gichel akan berpikir jika dirinya sudah tidak berarti lagi bagi Raja.
"Biar Raja mami marahin nanti, sekarang kamu fokus dulu aja sama kesembuhan kamu ya sayang? Jangan banyak pikiran." Gichel mengangguk mendengar ucapan ibu mertua nya itu.
"Iya mih, Gichel nggak papa kok. Mami lebih baik pulang aja, kasian papi di rumah sendiri nggak ada yang nemenin." Ucap Gichel dengan senyuman hangat nya.
"Nggak papa, papi mah udah biasa kali. Sekarang yang penting itu kamu, keadaan kamu baru aja membaik, tapi nggak ada yang jaga." Balas Emilda sembari mengusap bahu menantu nya itu lembut.
"Gichel nggak papa kok mih, ada bibi kok di rumah. Gichel juga udah mendingan, lebih baik mami istirahat aja. Udah beberapa hari mami jagain aku, pasti capek kan?" Tidak ingin berdebat lagi, Emilda pun menyetujui ucapan menantu nya itu. Memang benar, beberapa hari ini dirinya sudah menjaga Gichel sehingga tubuhnya sedikit kelelahan.
"Beneran nih? Kamu nggak papa di rumah sendiri? Mendingan ikut aja ayo ke rumah mami. Mami khawatir loh..." Emilda benar-benar khawatir jika nanti terjadi sesuatu pada Gichel, pasalnya perempuan itu baru saja selesai operasi dan saat ini masih dalam masa pemulihan.
"Aku berdua kok sama bibi, mami nggak usah khawatir. Mami pulang dulu aja ya? Istirahat, mami pasti capek. Nanti kalo mami sakit gimana? Aku malah kepikiran loh." Ucap Gichel.
"Ya udah, mami pulang dulu ya? Nanti malem ke sini lagi. Eh iya, mami nanti kabarin kamu kalo Raja udah bisa di hubungi." Setelah mengatakan itu, Emilda pun pergi meninggalkan Gichel.
°°°°
"Galang, kapan pesawat kita akan take off?"
"Setengah jam lagi pak."
Raja terus-terusan melihat jam di pergelangan tangannya, pria itu ingin segera sampai di rumah nya dan segera bertemu dengan Gichel. Sudah hampir satu pekan ini Raja tidak mendengar suara istrinya itu, rasa rindunya membuat Raja ingin segera pulang dan cepat-cepat bertemu.
Beberapa hari lalu, dirinya di sibukkan dengan urusan kantor, jangankan untuk menghubungi keluarganya, dirinya pun sampai tidak ingat untuk makan. Jika bukan Galang yang mengurus, sudah di pastikan saat ini Raja tengah di rawat di rumah sakit.
Tapi apa boleh buat, alasannya tidak menghubungi Gichel pun karena Raja ingin berbicara secara langsung dengan perempuan itu tentang masalah dirinya dengan Kania. Pria itu tidak ingin membuat Gichel salah paham, apalagi saat itu mereka berdua masih terbatas dengan jarak.
"Sudah ibu saya?" Tanya Raja seraya membuka beberapa dokumen yang sudah tersedia di tablet nya.
"Sudah pak." Balas Galang sopan.
"Bagaimana kabar istri saya? Apakah pemulihan nya lancar?" Tanya Raja lagi.
"Kondisi Miss Gichel sudah membaik, hanya butuh beberapa kali kontrol jahitan ke rumah sakit." Jelas Galang dengan jelas.
Raja mengangguk tanpa bertanya lagi, pria itu sudah kembali terlarut dalam dokumen-dokumen nya saat ini. Sampai waktu berlarut dan pesawat yang mereka tumpangi pun sudah mendarat di bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...