“Undangan pernikahan dari pemimpin Abinama Group, mereka mengundang anda untuk menghadirinya.” terang Gichel seraya menyerahkan undangan itu pada Raja yang nampak terdiam. Tatapan mata pria itu memancarkan kekosongan saat menatap undangan yang tertera nama perempuan yang dia cintai bersanding dengan nama pria lain selain dirinya.
“Kamu bisa keluar sekarang!” perintah nya dengan suara serak. Gichel mengangguk tanpa membantah, akan perempuan itu lihat sejauh apa Raja bersikap ketika tahu jika Kania akan segera melangsungkan pernikahan nya minggu depan.
“Saya permisi pak.” setelah membungkuk hormat, perempuan itu pun pergi meninggalkan ruangan sang atasan yang sebentar lagi akan meledak.
Mau bagaimana lagi, novel ini akan tetap berjalan sesuai alur sebenar nya. Ke putus asaan Raja akan di mulai dari sini, pria itu akan menjadi pria paling menyedihkan karena di tinggal menikah oleh Kania. Gichel memang tidak tahu bagaimana rasa nya di tinggal nikah oleh orang yang mereka cintai, tapi apakah rasa nya sama seperti saat dirinya di tinggal ibu nya untuk selamanya.
° ° °
Sudah hampir seminggu Raja tidak masuk kerja, orang-orang menanyakan kemana pergi nya Direktur muda itu, baik itu Nathasya, ibu nya maupun orang-orang yang sudah memiliki janji temu dengan pria itu. Pria itu seolah tidak ingin lagi mendengar apa-apa dari orang lain. Semua tugas nya diserahkan pada Gichel dan Gilang, sampai membuat kedua orang itu lembur di setiap hari nya.Sungguh, Gichel sudah tidak tahan. Perempuan itu sudah cukup bersabar menghadapi Raja yang sering berteriak marah di dalam kamar nya saat orang-orang menanyai kondisinya. Pria itu sengaja mengunci dirinya di dalam kamar dan mabuk-mabukan seperti di dalam novel. Keluarga nya tampak khawatir pada pria itu, tapi apa lah daya. Jika orang sudah di butakan oleh rasa putus asa, maka mereka sangat jarang mau mendengarkan orang lain. Namun, karena tidak setiap hari bisa berada di sini, keluarga pria itu menitip kan Raja pada nya. Dan beginilah, dengan mata lelah nya itu, Gichel mengetuk pintu kamar Raja.
“Pak Raja, sudah saat nya anda makan.” ucap Gichel di depan pintu pria itu. Namun tetap saja, pria itu tidak menjawab nya. “Jika anda terus menolak untuk mengisi perut anda yang kosong dengan makanan, anda akan jatuh sakit.” lanjut perempuan itu.
Dengan keberanian yang sedikit dan di dorong oleh rasa kesal, Gichel pun meminta kunci duplikat kamar itu pada kepala pelayan di rumah pria itu. Dengan pandangan ragu, wanita setengah abad itu pun memberikan kunci itu pada Gichel.
“Nona Gichel, tuan Raja pasti akan marah jika anda masuk ke dalam kamar nya.” ucap kepala pelayan yang bernama Emma itu.
“Tidak masalah, saya akan menghadapinya, bibi tidak perlu khawatir.” balas Gichel dan mulai membuka pintu kamar itu dan kembali menutup nya saat dia sudah masuk.
Bau rokok dan minuman keras masuk ke dalam indra penciuman perempuan itu, kamar yang gelap menambah rasa tidak nyaman di sekitar nya. Perempuan itu menatap ke arah Raja yang tengah meneguk minuman keras di dalam botol nya, penampilan pria itu sungguh memprihatinkan saat ini. Kantung mata menghiasi wajah nya yang tampan serta rambut-rambut halus mengitari sekitaran bibir dan dagunya, di tambah rambut nya yang acak-acakan membuat orang-orang tidak akan percaya jika pria itu adalah Direktur utama Aditya’s Group yang terkenal dengan ketampanan nya.
“Pak Raja…” panggil Gichel pelan. Perasaan takut akan di lempar botol yang tengah di pegang pria itu tiba-tiba masuk kedalam otak nya. Jangan sampai, dirinya masih mau hidup dan tidak mau mati kembali akibat di lempar botol kaca.
Tidak ada respon dari pria itu. Raja hanya bergumam tidak jelas seraya memanggil nama Kania, pria itu tergeletak di lantai dengan menyandarkan sebagian tubuh nya pada ranjang sehingga terlihat sangat menyedihkan.
Gichel memberanikan diri untuk menghampiri pria itu, nampan berisi makanan pria itu dia letakan di atas tempat tidur. Kemudian berjalan ke depan Raja.
“Pak Raja!” panggil Gichel lagi. Namun tetap sama, pria itu hanya merespon dengan gumaman menyebut nama Kania.
“Kania… kania… kenapa kamu nggak mau balik sama aku,” gumam pria itu dan kembali meminum alkohol nya. Dengan segera, Gichel merebut botol di tangan Raja dan mencoba menjauhkan barang-barang berbahaya di sekitar pria itu.
“Pak Raja, sadar! Saya Gichel, sekertaris anda.” ujar Gichel. Tangan perempuan itu mengguncang bahu Raja yang sedikit bergetar, rasa kasihan mulai menyelimuti perasaan Gichel. Apa sebaiknya Gichel bantu Raja untuk bisa bersama protagonis wanita? Tapi itu tidak mungkin, Gichel buka siapa-siapa di sini.
“Kania! Aku udah minta maaf ribuan kali sama kamu. Tapi kenapa kamu malah milih dia!” seru Raja sembari menghempas tangan Gichel dari tubuh nya. Gichel mendengus kesal. Perempuan itu memekik dengan kencang.
“PAK SADAR! IBU KANIA SUDAH MENJADI MILIK ORANG LAIN!”
Pekikan itu seketika membuat Raja terhenti dari racauan nya, pria itu menatap Gichel dengan marah. “Siapa kamu hah?! kenapa kamu masuk kedalam kamar saya!” seru Raja. Mata nya yang memerah karena kekurangan tidur membuat Gichel seketika di landa rasa takut.
“Pa-pak Raja, maaf kan saya. Tapi anda tidak boleh sepeti ini.” suara Gichel mulai melembut, perempuan itu memegang kedua tangan Raja yang terkepal.
“Jangan seperti ini, masih banyak orang yang menggantung kan hidup mereka pada anda.” terang Gichel mencoba mengingatkan Raja bahwa pria itu masih memiliki banyak orang yang membutuhkan dirinya. “Kamu tidak tahu apa-apa Gichel! Jangan ikut campur dengan urusan saya.” tekan pria itu.
“Saya tahu, saya tahu semua tentang anda.” balas Gichel. Iya kan, perempuan itu tahu semua tentang Raja. Tidak hanya pria itu, tapi semua yang ada di dalam novel ini. “Saya tahu seberapa besar rasa cinta anda pada ibu Kania. Tapi, dunia tidak hanya berhenti di sini. Anda masih bisa mencari seseorang yang lebih baik untuk anda.” lanjut Gichel.
“TIDAK ADA YANG LEBIH BAIK DARI KANIA!” teriak pria itu. Raja bangkit dari duduk nya, dengan sempoyongan pria itu pun menghampiri kasur nya dan mulai melempar nampan yang ada di sana.
PRANG!
Semua yang ada di atas nampan itu berceceran di lantai. Gichel menghembuskan nafas nya kasar, tambah lagi masalah. Jika bukan atasannya, sudah sejak tadi Gichel pukul dengan botol kaca agar mati.
“PERGI KAMU DARI KAMAR SAYA!” teriak Raja.
“PAK! JANGAN MERASA MENJADI ORANG YANG PALING MENDERITA! APA BAPAK TIDAK INGAT SAAT BAPAK MEMILIH JALAN BAPAK SENDIRI SAAT ITU. JANGAN MEMBUAT ORANG LAIN TERKENA IMBAS NYA AKIBAT KELAKUAN BAPAK!”
“BAPAK YANG MEMILIH UNTUK MELEPASKAN IBU KANIA, JIKA BAPAK TIDAK BODOH SAAT ITU! MAKA BAPAK TIDAK AKAN JADI SEPERTI INI. MUNGKIN IBU KANIA LEBIH BAHAGIA BERSAMA PAK BAYU, JANGAN PAKSAKAN PERASAAN BAPAK PADA DIA!”
Nafas Gichel memburu setelah meneriakkan kata-kata itu, terlanjur emosi membuat Gichel lepas kendali. Perempuan itu melihat ke arah Raja yang terdiam dengan pandangan kosong, rasa bersalah mulai muncul pada perempuan itu. “Pak, maaf saya tidak ber-”
“Benar, saya memang bodoh. Saya hanya menyusahkan orang lain…” lirih pria itu. Bahu nya bergetar karena menangis mengingat betapa bodoh nya dia dulu.
“Pak Raja…” Gichel bingung harus mengucapkan apa, perempuan itu mendekat pada pria yang tampak putus asa itu.
“Saya bingung harus bagaimana, saya sudah berusaha untuk melupakan Kania di hati saya.” lirih pria itu sembari menatap kedua mata perempuan di depan nya.
“Bapak bisa manfaatin saya buat hilangin perasaan bapak pada ibu Kania.” balas Gichel sembari membalas tatapan Raja.
° ° °
Cerita nya bosenin nggak?
Tembus 400 vote aku update cefattt ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...