"Kenapa kamu ke sini!?"
Melihat kedatangan tamu tak di undang itu membuat suasana hati Raja yang tadinya sedang baik kembali mendung.
"Raja!"
Kania berlari kearah Raja yang saat ini tengah menggendong Gichel, perempuan itu berlutut di depan Raja dengan air mata yang berlomba-lomba keluar.
"Raja... Aku tau aku salah karena udah tinggal di rumah Gichel tanpa sepengetahuan dia, tapi aku mohon... Kasih tau Gichel gimana situasi aku sekarang. Setelah kemarin dia telepon aku, Mas Bayu dateng dan bawa beberapa bodyguard nya ke rumah! Dia mau bawa aku pergi, aku mohon... Tolongin aku, dari semalam aku nggak bisa tidur karena lari dari rumah supaya nggak ketemu mas Bayu."
"Aku nggak tau harus tinggal di mana lagi, seenggaknya kasih aku beberapa hari buat cari rumah baru. Aku janji! Setelah ini, bakalan cari rumah sendiri. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat, mas Bayu pasti lagi cari aku ke mana-mana. Oh, atau gimana kalo aku tinggal di rumah kamu aja untuk sementara, mas Bayu pasti nggak akan tau kalo aku ada di sini." Perempuan itu terus saja berceloteh dengan air mata yang membasahi pipinya, tampangnya begitu menyedihkan saat ini. Namun, itu semua tidak membuat Raja merubah ekspresi wajah nya yang datar.
Pria itu mengedikan dagu nya pada sang Art sebelum pergi menuju sofa. Dengan hati-hati, Raja mendudukkan diri nya di sofa berukuran besar. Seseorang di pelukannya sedikit terganggu karena suara bising yang di keluarkan oleh Kania, sehingga membuat Raja menoleh pada Art nya itu.
"Usir dia keluar!" Titah pria itu tanpa perasaan.
Kania tercengang, perempuan itu menatap Raja tidak percaya. Dengan bersusah payah, dia berjalan menghampiri Raja. "Kamu kenapa sih?! Aku cuman minta tinggal sebentar di sini! Itu nggak bakal ganggu kamu kan? Apa jangan-jangan, Gichel larang kamu?! Dia hasut kamu supaya jangan deket-deket sama aku kan?!" Suara Kania meninggi, perempuan itu menatap nyalang ke arah Gichel yang saat ini tidak mengetahui apa-apa.
Emosi Raja tiba-tiba tersulut saat melihat Kania mencoba menarik Gichel yang saat ini berada di dalam pelukannya. "Jangan sentuh istri saya!" Sentak pria itu dingin.
"Nggak mau! Dia udah buat kamu kaya gini! Seharusnya aku kasih tau kamu dari awal, kalo dia itu punya niat jahat sama kamu! Dia cuman mau harta kamu aja dan manipulasi kamu supaya dengerin semua kata-kata dia!" Teriakan Kania sangat nyaring, sampai-sampai membuat Gichel terbangun dari tidur nya. Perempuan itu menatap bahu lebar di depan nya dengan linglung, namun tidak lama kemudian dirinya tersadar akibat tarikan di rambut nya.
"Akh!!"
Raja terkejut dengan keberanian Kania, perempuan itu menarik rambut Gichel di depan matanya. Tanpa memikirkan jika perempuan di depan nya ini pernah sangat berarti di hidupnya dulu maupun saat ini tengah hamil, Raja langsung menyentak tangannya keras.
"Berani-beraninya kamu!!" Dengan sekali sentakan, Kania terhuyung ke belakang. Perempuan itu tetap tidak menyerah, dan kembali melangkah untuk menyerang Gichel.
"Gichel! Jangan pura-pura nggak tau kamu!! Kamu kan yang kasih tau Bayu kalo aku tinggal di rumah kamu?! Kamu cemburu gara-gara Raja masih perhatian sama aku hah?! Asal kamu tau aja, Raja itu nggak cinta sama kamu, dia cuman jadiin kamu pengganti aku! Waktu di kantor dua Minggu lalu aja, dia nggak nolak pas aku cium!"
"Kania! Jangan kelewatan kamu! Saya nggak akan segan-segan minta satpam seret kamu ke luar sekarang!" Teriak Raja marah. Pria itu mengelus kepala Gichel yang tadi menjadi sasaran Kania. Melihat perempuan di pelukannya sudah bangun, Raja bertanya dengan pelan.
"Mana lagi yang sakit?"
"Nggak ada." Balas Gichel dengan suara serak khas bangun tidur. Perempuan itu mengalihkan pandangan saat Raja menatap nya, setelah menenangkan dirinya sejenak, Gichel pun mencoba turun dari pangkuan Raja.
"Aku mau turun." Ucap Gichel. Raja awal nya tidak rela, namun melihat keseriusan di wajah istrinya, Raja pun melepaskan Gichel. Setelah turun dari pangkuan Raja, Gichel berbalik dan menatap Kania tajam.
"Kamu masih nggak tau malu ya? Udah numpang di rumah orang, sekarang ngamuk kaya gini kaya orang gila." Ucap Gichel dingin.
Kania menggeram marah, perempuan itu menatap Raja dengan penuh keluhan. "Liat Raja! Gini sifat asli Gichel, dia itu nggak baik buat kamu! Dia cuman pura-pura baik di depan kamu, sekarang kamu liat sendiri kan gimana wujud aslinya?" Suara Kania begitu memekik saat berbicara, membuat Gichel tak habis pikir kemana urat malu perempuan itu pergi.
"Ya, saya liat gimana sifat asli kamu keluar." Ucap Raja tanpa ekspresi.
Kania tercengang, perempuan itu menghampiri Raja dengan tidak percaya. "Raja, apa maksud kamu? Aku ngomong gini buat bantu kamu sadar! Dia itu perempuan nggak baik!"
"Kalo saya bukan perempuan baik, terus kamu perempuan baik nya?" Tanya Gichel tak habis pikir, perempuan itu menatap Kania dengan jijik. Setelah melihat nya langsung, Gichel langsung bisa menyimpulkan jika Kania ingin kembali bersama Raja. Sungguh menggelikan, kehidupan ini benar-benar drama. Dua orang yang saling merindukan kembali bersatu.
"Iya! Raja lebih bahagia sama aku daripada sama kamu!" Sentak Kania percaya diri.
"Cukup! Tutup mulut kamu Kania! Semakin lama, hanya omong kosong yang keluar! Saya sudah tidak ada perasaan sama kamu! Dan, kata siapa saya nggak bahagia saat bersama Gichel? Jangan ngaco kalo ngomong." Ucapan Raja yang tajam mampu membuat Kania terpaku, dan meyakinkan dirinya jika Raja tidak mungkin mengatakan hal seperti itu padanya.
"Dan satu lagi, saya yang minta Bayu buat jemput kamu. Itu keinginan saya." Lanjut Raja.
"Nggak mungkin! Kamu cuman mau bela dia aja kan!? Kamu udah janji buat bolehin aku tinggal disana! Kamu di paksa Gichel kan?!" Seru Kania dengan penuh permohonan.
"Masih belum sadar, ingat! Perut kamu udah isi sama pria lain, sekarang malah nggak tau malu cari-cari suami orang." Ucap Gichel ketus.
"Tutup mulut kamu! Mau aku hamil anak siapapun, Raja tetep bakal terima aku apa adanya! Nggak kaya kamu, dasar penyakitan!" Teriak Kania.
Gichel menatap Kania tidak percaya, wanita itu malah mencari masalah di rumah orang.
"Jadi, mau kamu apa? Mau saya panggilin satpam buat seret kamu?!" Sentak Gichel yang saat ini sudah terbawa emosi.Raja mengelus bahu perempuan itu pelan agar tidak terlalu emosi dan mengganggu kesehatan nya. "Jangan kebawa emosi." Ucap Raja lembut.
Gichel mendelik, jika bukan karena pria ini, mana ada dirinya marah. "Diem, aku nggak lagi ngomong sama kamu." Ketus Gichel.
Raja hanya menghela nafas panjang, pria itu kini menatap Kania dengan datar. " Kemarin saya yang meminta Bayu buat jemput kamu, saya bantu kamu karena kamu teman saya. Tapi jika dipikir lagi, urusan rumah tangga kalian harus di selesaikan oleh kalian sendiri. Saya nggak berhak ikut campur, dan malah jadi menimbulkan kesalahpahaman di antara kita. Saya ingatkan sekali lagi, kita udah nggak punya hubungan apa-apa lagi. Jadi tolong, jangan pernah ngomong kaya gitu lagi sama istri saya." Ucap pria itu dengan dingin.
Kania menatap Raja dengan tatapan tidak percaya, wanita itu terisak saat mendengar ucapan pria di depannya. Tidak pernah menyangka, jika keadaan saat ini akan terjadi pada dirinya.
"Tapi waktu itu kamu pernah bilang, kalo kamu nggak bisa hidup tanpa aku." Ucap Kania dengan Isak tangis menyedihkan.
Raja terkekeh miris, pria itu menyugar rambutnya. "Hmm, kamu benar. Waktu itu saya naif, dan berpikir bahwa saya nggak akan bisa hidup tanpa kamu. Tapi liat, seiring berjalannya waktu, seseorang juga bisa berubah. Seperti kamu yang berubah menyukai Bayu dan saya yang juga berubah mencintai Gichel, kali ini saya yakin dengan pilihan saya. Saya nggak pernah terpikirkan sedetik pun untuk berpisah dengan istri saya. Dan, seharusnya kamu pikirkan anak kamu Kania. Jangan egois dan malah menyakiti diri sendiri, kita memang udah nggak bisa bersama." Balas Raja dengan tulus.
Bagaimana pun, ini semua berawal dari dirinya. Mungkin karena Raja yang kurang memperjelas hubungan mereka, sehingga membuat Kania berpikiran jika Raja masih memiliki perasaan pada wanita itu. Dan semua asumsi itu membuat Gichel dirundung rasa krisis tentang hubungan pernikahan mereka berdua, sehingga tidak dapat mempercayai Raja.
°°°°°
Hai guysss
Gimana nih kabarnya?
Sorry ya lama up nya🤭 soalnya ide ku kadang" nih munculnya...
Apalagi mood nulisnya susah muncul🤣Ya udh deh, komen aja kalo ada yang mau di tanyain... Jangan lupa vote yaw
Babayy
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...