Bab 11

23.5K 2.4K 19
                                    

Matahari bersinar pagi itu, hingga cahaya nya menembus celah-celah pintu balkon dan masuk mengganggu tidur pria tampan yang kini tengah setengah sadar itu. Tangan nya menghalau sinar matahari agar tidak masuk ke mata nya, namun sayang tidak berhasil.

“Ck. Masih mau tidur kamu Raja?” tanya seorang wanita yang baru saja masuk dan membuka lebar gorden yang menghalangi sinar matahari untuk masuk kedalam kamar. “Mih! Silau tau.” gerutu Raja kesal.

“Ayo bangun! Kamu mau pergi ke kantor kan?” tanya Emilda. Wanita itu menghampiri sisi ranjang anak nya dan duduk disitu seraya menyerahkan segelas air.

Raja menerima nya dan mulai meneguk air itu hingga habis, setelah itu kembali menyimpan nya di nakas. Seperti nya karena terlalu lama tidak pulang dan tidur di kamar nya membuat tidur Raja begitu nyenyak semalaman.

“Cepet siap-siap, sekertaris kamu udah nunggu tuh di bawah. Kasian Gichel nunggu kamu dari pagi.” titah Emilda, kemudian bangkit berdiri menuju pintu kamar putranya.

“Dia dari tadi mih?” Tanya Raja dan di angguki Emilda yang sudah pergi.

“Kenapa pagi-pagi sudah berada di rumah saya?” Tanya Raja saat dia baru saja memasuki mobil yang di kendarai Gichel.

“Ini udah siang pak.” balas Gichel dengan pandangan yang terfokus kearah depan. Raja mendengus, pria itu pun kembali membuka suara nya. “Kenapa kamu masih memanggil saya pak?” tanya Raja sedikit kesal. Dia tidak suka jika Gichel memanggil dirinya dengan sebutan itu.

“Saya terbiasa seperti itu pak, maaf jika anda tidak nyaman.”

Raja hanya diam, pria itu terlihat menggerutu pelan seraya menatap ke luar jendela. Sedangkan Gichel hanya terlihat acuh saat atasan nya itu tidak membalas ucapannya. Jalanan yang macet saat pagi hari membuat perjalanan mereka di landa keheningan, dan tidak ada yang mau membuka pembicaraan di antara mereka sehingga keadaan sekitar terasa canggung.

Beberapa saat kemudian, mereka pun telah sampai di depan gedung pencakar langit dengan papan nama Aditya’s Group terpampang di atas nya. “Silakan pak.” ucap Gichel mempersilakan Raja untuk keluar dari mobil dengan membukakan pintu mobil. Direktur muda itu pun keluar dari mobil dengan tampang dingin nya, setelah Merapi kan pakaian kantor nya, Raja pun berjalan melewati beberapa karyawan menuju ruangan nya di lantai paling atas.

Seperti biasa, hari-hari Raja pasti saja di temani berkas-berkas yang menumpuk memenuhi meja kerja milik nya. Setelah bertemu Kania bulan lalu, pria itu belum pernah bertemu kembali dengan perempuan itu. Gichel menatap kepergian Raja dalam diam, setelah memberikan kunci mobil nya pada sekuriti, perempuan itu pun mengikuti kemana pergi nya sang atasan. Masih banyak pekerjaan yang harus di kerjakan Gichel saat ini, tidak ada waktu untuk memikirkan masalah orang lain. Tapi entah kenapa, sisi baik dalam diri Gicheln malah menyuruh nya untuk membantu Raja dalam melepaskan beban di pundak nya.

Tut!

Suara telepon di meja nya berbunyi tanda ada seseorang yang menghubungi perempuan itu, saat melihat ke arah ruangan seberang dan malah mendapati jika kaca penghubung antara ruangan nya dan ruangan sang atasan terhalang oleh gorden yang di tutup oleh pria itu, Gichel pun menghembuskan nafas nya pelan. Dengan sigap, perempuan itu pun mengangkat panggilan itu.

“Halo? Aditya’s Group, dengan Gichel Hanna Larasati disini.” jawab Gichel. Orang di seberang sana tidak membalas, hanya terdengar keheningan yang membuat dahi perempuan itu berkerut. “Halo? Ada yang bisa saya bantu?” ulang Gichel.

Masih tetap sama, tidak ada yang menjawab di seberang sana. “Jika tidak ada yang mau di tanyakan, saya tutup.” ucap Gichel, namun sebelum sempat menutup nya, suara di seberang sana menghentikan Gichel.

“Saya angga, sekertaris pak Bayu Abimana. Miss Gichel bisakah kita bertemu? Ada yang ingin saya sampai kan.” ucap orang itu. Gichel mengernyit kan kedua alis nya.  Walaupun baru sekali bertemu dengan orang itu di Jepang, Gichel tahu persis kalau itu adalah suara sekertaris rival cinta atasannya.

“Baik, anda bisa beritahu saya di mana anda ingin bertemu saya!” balas Gichel.

“Miss Gichel bisa temui saya di cafe seberang perusahaan Aditya’s Group, saat ini saya sedang di sana. Kalau begitu saya tutup telepon nya.”

Pria itu pun memutuskan sambungan nya, Gichel memeriksa beberapa berkas terlebih dahulu. Setelah itu Gichel pun membereskan beberapa berkas di atas meja nya, perempuan itu keluar dari ruangannya dan pergi menuju lift untuk turun ke lantai bawah. Sebenarnya Gichel penasaran dengan apa yang akan di sampai kan sekertaris Bayu Abimana itu.

° ° °

“Miss Gichel! Sebelah sini!” seru Angga saat melihat perempuan itu baru saja sampai di depan pintu cafe yang tidak jauh dari tempat nya duduk. Gichel pun menoleh kearah pria bersetelan kantor dengan kacamata transparan di hidung nya itu, dan mulai melangkah kan kaki nya kearah sana.

“Apa anda menunggu lama?” tanya Gichel saat diri nya duduk di kursi seberang Angga.

“Tidak, tenang saja. Maaf karena mengganggu waktu kerja anda.” ucap pria itu. “Sebenar nya saya hanya ingin mengantar kan undangan pernikahan dari atasan saya untuk pak Raja. Tapi karena anda sekertaris nya, maka saya akan titip kan ini saja pada miss Gichel.” lanjut Angga sembari menyerahkan sebuah undangan berwarna putih dengan pita berwarna merah muda yang melingkari nya.

Gichel mengambil undangan itu, perempuan itu tidak menyangka jika second lead itu terlalu niat untuk memprovokasi Raja. Tapi, mau bagaimana pun ini lah jalan nya untuk Raja bisa melihat perempuan yang dia cintai itu menikah.

“Sampai kan terimakasih untuk pak Bayu karena sudah mengundang pak Raja, saya pasti akan menyampai kan nya pada beliau,” ucap Gichel.

“Saya yang harus nya berterimakasih pada miss Gichel karena telah merepotkan anda. Kalau begitu saya tidak bisa berlama-lama lagi, saya duluan miss Gichel.” pamit Angga dan pergi meninggalkan Gichel.

Perempuan itu pun beranjak dari duduk nya, Gichel sudah tidak sabar melihat bagaimana reaksi Raja saat melihat undangan pernikahan dari mantan tercinta nya itu. Bukan nya jahat, tapi sebagai pembaca yang dulu di buat gemas dengan kisah percintaan mereka, Gichel tidak sabar untuk melihat nya secara nyata di depan mata. Setelah sampai di depan ruangan Raja, perempuan itu pun mulai mengetuk pintu di depan nya.

Tok!

Tok!

Tok!

“Permisi pak, saya Gichel.” ucap Gichel. Tak lama kemudian terdengar sahutan di dalam sana yang menyuruh nya untuk masuk. Setibanya didalam ruangan, Gichel pun menghampiri Raja yang tengah berdiri menatap padat nya jalanan Jakarta di balik kaca besar di ruangan nya.

“Maaf pak, ada titipan untuk anda.” ucap Gichel.

Raja langsung menoleh kearah sekertaris nya itu, perempuan itu sudah bekerja hampir setahun bersama nya menggantikan sekertaris nya yang dulu dirinya pecat karena penggelapan uang perusahaan.

“Titipan apa? Biar saya lihat.” jawab Raja. Gichel pun mengeluarkan undangan yang tadi di berikan oleh Angga kepada nya.

° ° °

Huhuhu...
Sedih liat cerita aku sendiri, yang baca udah seribu, tapi yang vote cuman 100 orang😭

Besok mau part baru nggak?
Tembus 300 vote, aku update pas sahur ya

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang