Bab 8

25.6K 2.3K 30
                                    

“Terserah, nama saya masih panjang jika kamu bingung mau memanggil saya apa.” ucap Raja sembari mengedikan kedua bahu nya acuh. Gichel memejamkan mata nya sebentar, mood nya hilang seketika karena kehadiran direktur muda di depan nya. Mana yang kata nya tiran? Dingin? Yang ada pria itu menyebalkan.

“Ya udah kalo bapak nggak mau pergi, biar saya aja.” perempuan itu masih berusaha untuk membuat Raja pergi, namun seolah tidak mendengar nya pria itu malah tetap diam.

“Raja! Ayo cari tempat lain yang lebih privat!” seru Nathasya yang kesal.

“Nathasya, saya sebenarnya keberatan menghabiskan waktu saya dengan kamu. Jadi, jika kamu tidak mau disini! Kamu boleh pergi, saya akan pergi ikut dengan sekertaris saya. Seperti nya ada hal penting yang saya bahas dengan dia.” setelah mengatakan itu, Raja pun mengambil tas belanjaan Gichel dan menyeret perempuan itu dari sana setelah menyimpan lima lembar uang berwarna merah.

“Pak! Apaan yang hal penting sih? Orang saya lagi libur.” pekik Gichel tidak terima di bawa pergi begitu saja oleh atasan nya itu. Apa lagi tatapan orang-orang seperti menuduh nya yang tidak-tidak, mungkin mereka berpikir kalau Gichel itu pelakor. Pasalnya saat menoleh ke arah Nathasya, perenpuan itu sedang menangis sembari menyerukan nama Raja.

“Jangan bawa-bawa saya ke dalam urusan rumah tangga bapak!” seru Gichel kesal.

“Apa nya yang rumah tangga? Kamu jangan ngawur ya kalo ngomong!” ucap Raja kesal.

“Ya terus apa dong? Ini kan urusan kalian, kenapa harus bawa-bawa saya sih!” balas Gichel seraya menghentakkan tangan nya agar terlepas dari genggaman Raja.

“Dia bukan siapa-siapa saya!” tekan Raja, pria itu akhir nya melepaskan genggaman tangan nya pada Gichel setelah mereka berada jauh dari daerah cafe tadi.

“Terserah bapak aja deh, saya pusing kalo setiap saat harus ngurusin bapak.”

“Jadi kamu nyesel gitu kerja sama saya? Sampai bilang begitu.” tanya Raja sinis.

Gichel menggeleng panik, perempuan itu menatap Raja dengan wajah memelas. “Enggak kok pak, saya tadi nggak bermaksud ngomong kaya gitu. Maksud saya itu saya cuman mau libur sehari, soal nya besok saya kerja lagi kan?”ucap Gichel mencoba meyakinkan sang Atasan.

“Tenang aja, kamu anggap ini sebagai lembur, biar saya double gaji kamu buat bulan ini.” balas Raja. Mata Gichel seketika langsung menunjukan keantusiasan. “Beneran pak? Berarti gaji saya bakalan double kan?” sahut perempuan itu bersemangat. Sekaya apa pun Gichel dulu, jika masalah uang maka jangan di tanya lagi bagaimana reaksi nya.

“Iya.”

“Kalo gitu deal ya!” seru Gichel.

“Hmm. Karena saya udah bayar kamu buat lembur hari ini, maka waktu libur kamu buat saya.” ucap pria itu.

“Maksud bapak gimana ya?” Tanya Gichel tidak mengerti.

“Kamu temani saya berkeliling hari ini.” Jawab Raja.

“Keliling mall?” ucap Gichel ragu.

“Terserah saya, jika saya ingin keliling Jakarta kamu juga harus mau!” sahut pria itu yang membuat Gichel melotot seketika.

“Apaan? Nggak mau kalo gitu! Lebih baik habisin waktu libur saya aja dari pada ikut bapak keliling Jakarta.” seru Gichel kesal. “Kamu nggak bisa nolak, tadi kita udah bikin kesepakan dan berujung deal.”

Gichel menghembuskan nafas nya kesal, tuh kan menyesal diri nya mengiyakan tawaran bos nya itu. “Jadi bapak mau kemana nih?” tanya Gichel.

Raja menoleh, pria itu meneliti sekeliling nya. Tidak lama kemudian malah menggeleng. “Tidak tau, setelah ini kamu mau kemana?” tanya Raja.

“Kalo rencana saya sebelum ada bapak sih mau ke toko baju.” balas Gichel. Perempuan itu kini mulai terlihat tidak kaku lagi dalam bersikap, membuat Raja sedikit nyaman. “Ya udah, kita ke toko baju saja. Saya belum punya tujuan pasti soal nya.” sahut Raja dan mulai melangkah mencari toko yang di maksud oleh Gichel.

“Salah arah pak!” seru Gichel saat Raja malah berjalan lurus, sedangkan toko yang di maksud oleh Gichel ada di lawan arah.

“Ck. Nggak usah keceng-keceng suara nya, kamu bikin saya malu.” Cibir Raja saat beberapa orang melihat diri nya dengan pandangan geli. “Salah saya apa? Saya kan cuman ngasih tau aja.” gerutu perempuan itu dan mulai mengikuti langkah Raja yang sudah terlebih dahulu pergi ke arah yang Gichel tunjuk.

“Bapak mau beli sesuatu?” Tanya Gichel saat mereka baru saja keluar dari supermarket yang berada di dalam mall. Mereka baru saja belanja beberapa kebutuhan untuk Gichel. “Nggak tau. Saya bingung mau beli apa, soal nya udah ada semua.” balas Raja.

“Ya udah, kalo gitu saya pulang dulu pak.” pamit perempuan itu dan akan pergi meninggalkan Raja begitu saja.

“Heh! Siapa yang nyuruh kamu buat pergi?” seru Raja. Atasan nya itu menarik kerah belakang baju yang di kenakan Gichel.

“Apaan sih pak? Bapak kira saya anak kecil apa! Main tarik-tarik aja!” gerutu Gichel. Raja mendengus, pria itu mengambil beberapa tas belanjaan yang ada di tangan sekertaris nya itu. “Kamu udah saya gajih lembur, tapi masih mau pergi gitu?” kesal pria itu.

“Kan tadi saya udah tanya, bapak mau beli sesuatu apa enggak!” seru Gichel kesal.

“Saya kan emang belum tau beli apa, tapi nggak ngomong kamu boleh pergi kan. Ayo! Saya lagi bosen di rumah, saya mau liat-liat suasana Jakarta pas malem kalau hari libur.”

Gichel melirik sinis ke arah Raja, “Kaya yang belum pernah liat Jakarta pas malem aja.” cibir perempuan itu.

“Saya denger ya.” dengus Raja. “Sekalian, saya juga mau mampir ke toko kue langganan mama saya.” lanjut pria itu.

“Tapi udah itu saya boleh pulang kan pak? Saya mau istirahat, nggak kerasa waktu udah malem aja.” ucap Gichel.

“Nggak kerasa bagi kamu, tapi kaki saya udah kaya yang mau lumpuh.” cibir Raja.

“Tapi saya kan nggak nyuruh pak Raja buat ngikutin saya!” seru Gichel tidak terima.

“Ya harus nya kamu sadar dong kalo atasan kamu lagi ngikutin, apa lagi saya bayar kamu itu buat temenin saya. Bukan malah saya yang nemenin kamu.” gerutu pria itu dan berjalan terlebih dahulu ke luar dari mall. “Lebay, gitu aja harus di permasalahin. Padahal uang nya aja sampai membeludak.” lirih Gichel.

“Cepetan, kamu lama banget jalan nya. Saya udah pegel nih!” seru Raja saat dilihat jika Gichel masih berada jauh di belakang nya.

“Iya-iya, nyebelin banget. Kata nya dingin tapi kok kaya gini sih…” gerutu Gichel.

“Kasih kunci mobil kamu pada Gilang, sedang kan kamu ikut dengan saya.” titah Raja seraya menunjuk Gilang yang saat ini sudah berdiri di samping mobil pria itu.

“Tapi pak!” seru Gichel tidak terima.

“Semakin cepat akan semakin baik, kata kamu tadi ingin pulang dan cepat istirahat kan?” balas Raja. Dengan berat hati, perempuan itu pun memberikan kunci mobil milik nya pada orang kepercayaan atasan nya itu.

° ° °
Jangan lupa vote sama komentarnya di tunggu ya guys!!

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang