"Ini pengantin baru, malah enak-enakan berduaan di kamar. Heh Raja! Jangan dulu sekarang lah, kamu nggak kasian sama mami yang ngos-ngosan nyapa tamu dari tadi? Gichel juga cape tau dari subuh nggak bisa istirahat, bener-bener mirip papi kamu." Raja meringis, pria itu menghampiri mami nya yang saat ini tengah mengomel tanpa henti sejak kedatangan Raja dan Gichel. Yang menjadi sasaran pasti saja Raja, karena dirinya yang tiba-tiba datang dan izin membawa Gichel pergi.
"Maaf mih, tadi bebek nggak mau makan. Jadi nya Raja bawa Gichel dulu." Ucap Raja dengan mengelus tangan Emilda pelan.
"Alah, alesan terus! Sana kamu, gabung sama papi kamu. Biar Gichel sama mami aja, nggak aman kalo sama kamu." Seru Emilda dengan kesal, wanita paruh baya itu mendorong pelan anak nya agar segera pergi menjauh.
"Gichel kan istri Raja, kenapa jadi mami yang atur?" Pria itu menatap Mami nya dengan aneh.
"Mentang-mentang udah sah jadi larang-larang mami. Inget ya, Gichel kan udah jadi anak mami." Balas Emilda dengan sinis, "udah sana! Kenapa masih di sini?!"
Karena usiran mami nya, Raja pun pergi meninggalkan sang Mami yang kini tengah menghampiri Gichel yang sedang menyapa beberapa tamu, baik rekan bisnis maupun pegawai Raja dan teman kantor Gichel. Raja bisa tenang jika Gichel bersama mami nya, kasih sayang wanita itu tidak berkurang sedikitpun saat mengetahui penyakit Gichel dan kemungkinan-kemungkinan lain yang akan terjadi kedepannya. Malah, sang mami lebih memperhatikan Gichel dari sebelumnya. Wanita itu pun berharap agar Gichel bisa sesegera mungkin mendapatkan pendonor untuk nya. Raja merasa beruntung bisa mendapatkan keluarga yang berpikiran terbuka seperti ini.
"Dari mana kamu?" Raja menoleh kearah papi nya yang saat ini tengah menatapnya.
"Dari kamar." Balas Raja.
"Jangan terburu-buru, keadaan Gichel masih belum stabil. Itu bisa berbahaya bagi kondisinya." Ucap Saka.
"Raja nggak akan apa-apain Gichel sebelum operasi dan pulih." Raja mengambil segelas minuman yang di bawa oleh pelayan. "Udah ada kandidat pendonor yang cocok di rumah sakit papi?" Tanya Raja sembari menyesap minuman nya.
Saka menghela nafas pelan, "ada dua, salah satu dari mereka mengalami henti otak dan satu lagi mengalami koma. Belum ada konfirmasi lanjut dari pihak keluarga, tapi papi akan usahakan mencari yang terbaik untuk istri kamu."
"Makasih, udah mau terima pilihan Raja." Ucap pria itu dengan menundukkan kepalanya.
Saka menepuk pundak anaknya itu dengan pelan, " tidak ada yang salah dari pilihan kamu, kenapa kita tidak terima? Anak-anak papi berhak memilih pasangannya masing-masing. Kecuali itu melewati batas hukum dan agama, papi akan menolak." Setelah mengatakan itu, saka pergi menghampiri beberapa kenalan nya dan mulai membahas pekerjaan.
° ° °
"Mau aku bantu bukain?" Raja bersandar di pintu kamar mandi yang ada di kamar hotel, pria itu menunggu jawaban dari Gichel yang saat ini tengah berada di dalam kamar mandi."Nggak usah, aku bisa sendiri kok." Balas Gichel di dalam kamar mandi. "Tapi udah hampir satu jam kamu di dalem, gaunnya bisa di buka emang?" Tanya Raja lagi, pria itu merasa kasihan. Pasalnya, gaun pengantin yang Gichel pakai saat ini memiliki ukuran yang besar dan itu sebabnya, semua pergerakan Gichel jadi terhambat.
"Ya udah bantuin aku! Tapi jangan macem-macem ya?!" Seru Gichel. Perempuan itu memang kesulitan untuk membuka resleting gaun nya, tapi malu untuk meminta bantuan kepada Raja.
"Ya nggak papa kali, kita udah nikah." Balas Raja dengan telinga yang menempel di pintu kamar mandi. "Ya enggak lah!!" Teriak Gichel dengan wajah memerah, perempuan itu jadi tidak minat untuk meminta bantuan pada Raja lagi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...