Bab 21

23.7K 2.5K 53
                                    

Gichel bersandar pada sandaran kasur rumah sakit, perempuan itu menatap ruangan nya yang sunyi. Baru kali ini Gichel merasa jika hidup nya sesepi ini, biasanya selalu ada sang ayah yang selalu setia menunggu nya jika sakit walaupun pekerjaan menumpuk. Namun kali ini berbeda, tidak ada siapapun yang menunggu nya jika sakit. Saat ini, Gichel harus bergantung pada dirinya sendiri.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka dan menampakan sosok Raja yang penampilannya kini tak serapi sejak mereka berangkat menghadiri pernikahan Kania. Pria itu berjalan kearah Gichel yang saat ini tengah melamun tanpa menyadari kehadirannya.

"Gichel!" Panggil Raja saat perempuan itu tetap diam saat dirinya sampai disamping ranjang. Gichel menoleh kaget ke arah samping nya. Perempuan itu membulatkan kedua bola matanya kaget saat melihat kehadiran Raja.

"Pak Raja kapan datang nya? Saya nggak denger." Ucap Gichel dengan pandangan sesekali melihat kearah pintu masuk.

"Menurut kamu? Sejak tadi kamu sibuk melamun. Apa yang kamu pikirkan? Mau berbagi dengan saya?" Ucap Raja seraya duduk di kursi dekat nakas. Gichel mendelik, "Maklum kalo saya nggak tau kedatangan bapak, soalnya pak Raja nggak ngucapin salam pas masuk." Balas Gichel di iringi kekehan nya yang terdengar santai. Raja menaikkan sebelah alis nya sebelum berdiri.

"Ok kalo itu mau kamu." Setelah mengatakan itu, Raja pun berjalan kembali ke arah pintu masuk. Sedangkan Gichel yang melihat itu hanya menatap kepergian Raja dengan bingung. Tidak lama kemudian pintu yang tadi di tutup saat Raja keluar kembali terbuka.

"Assalamualaikum." Ucap Raja, pria itu masuk dengan wajah datar nya yang membuat Gichel bingung harus berekspresi apa. Entah harus tertawa ataupun menangis saat melihat kelakuan direktur muda itu.

"Waalaikumsalam." Balas Gichel dengan senyuman geli di bibir tipis nya.

"Kenapa? Ada yang lucu dari saya?" Tanya Raja saat pria itu kembali menduduki kursi nya.

Gichel menggeleng, "nggak ada, cuman pak Raja kaya nggak niat gitu salam nya." Ucap Gichel.

"Saya niat kok. Kalo saya nggak niat, nggak bakal balik lagi kan?" Balas Raja santai. Pria itu menatap sekeliling ruangan yang kini di tempati oleh Gichel, awalnya ruangan ini terlihat sepi saat dirinya baru saja masuk, namun saat melihat Gichel yang saat ini tengah tertawa membuat suasana terasa hangat.

"Maaf saya nggak bawa apa-apa saat ke sini. Saya telepon Gilang dulu sebentar untuk membawakan makanan sehat buat kamu." Ucap Raja. Sebelum Gichel dapat mengucapkan sesuatu, pria itu sudah terlebih dahulu menghubungi Gilang.

"Bawakan makanan sehat dan buah-buahan ke sini, saya kirimkan alamat nya lewat pesan." Setelah mengatakan itu, pria itupun memutuskan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban dari seberang dan segera mengirimkan alamat rumah sakit tempat Gichel dirawat pada Gilang.

"Saya nggak apa-apa, pak Raja nggak usah repot-repot bawa sesuatu." Ucap Gichel pada Raja. Perempuan itu tidak masalah jika Raja tidak membawa sesuatu, di jenguk pun sudah lebih dari untung bagi Gichel yang hanya karyawan pria itu.

"Saya nggak repot buat bawain pacar saya sesuatu, itu sudah tugas saya." Balas Raja. Pria itu merapihkan selimut Gichel yang sedikit melorot ke bawah ranjang.

Gichel melotot, perempuan itu secara reflek memukul tangan Raja pelan. "Jangan asal ngomong ya! Sejak kapan saya jadi pacar nya pak Raja!!" Seru Gichel dengan wajah kesal. Raja menatap tangan nya yang baru saja di pukul Gichel, pria itu tersenyum sembari mengusap tangan nya barusan sebelum menatap Gichel dengan tatapan menyebalkan.

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang