Bab 32

15.6K 1.6K 83
                                    

"Kenapa malah duduk di situ? Kamu nggak mau tidur?" Raja terus saja memperhatikan perempuan yang tadi pagi resmi menjadi istrinya dengan tatapan bertanya. Pasalnya sejak keluar dari kamar mandi, Gichel sibuk dengan perawatan kulit wajah nya dan duduk diam di sofa hotel setelah selesai.

"Kamu tidur duluan aja, aku bentar lagi juga tidur." Ucap Gichel pelan. Sebenarnya, perempuan itu tidak berani tidur satu ranjang dengan Raja.

Namun, seolah mengerti dengan perasaan Gichel. Raja pun menghampiri perempuan itu dan mengusap pucuk kepalanya dengan lembut. "Nggak usah takut, aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu kok. Tidur sekarang ya?" Ucap Raja.

Gichel mengangguk, perempuan itu berdiri dari duduknya dan mensejajarkan dirinya dengan Raja. "Ayo, aku nggak takut kamu kok. Cuman nggak terlalu terbiasa aja, tidur sama orang lain apalagi cowok. Bayangin aja, baru aja kemarin jadi single terus sekarang udah punya suami. Mana ganteng lagi." Balas Gichel dengan kekehan pelan nya. Kali ini, biarkan perempuan itu yang menggoda Raja.

Raja memutar kedua bola matanya karena salah tingkah, cara unik pria itu saat tengah salah tingkah yang baru-baru ini Gichel ketahui. Pria itu sering memutar kedua bola matanya saat menghadapi lelucon Gichel yang membuat dirinya salah tingkah.

Walaupun pujian yang menyebutkan dirinya tampan tidak hanya keluar dari mulut Gichel, Raja tetap saja di buat malu karena godaan istrinya itu.
"Emang nya aku ganteng?" Tanya Raja dengan telinga yang sudah memerah malu.

"Ya ganteng lah! Masa suami aku burik?! Kalo burik bukan suami aku lah!" Ujar Gichel. Perempuan itu berjalan menuju ranjang dan mulai merangkak diatas tempat tidur nya untuk mencari tempat yang nyaman.

"Loh? Berarti kalo aku udah tua dan banyak keriput, aku bukan suami kamu dong?!" Seru Raja kesal. Pria itu mengikuti istri nya dengan semangat keatas tempat tidur.

"Beda konsep dong! Kalo udah cinta, mau seburik apapun tetep paling ganteng di mata aku." Balas Gichel. Raja tersenyum lebar saat mendengar jawaban Gichel, pria itu mendekatkan tubuh nya kearah Gichel sudah menemukan tempat nyaman nya. Dengan penuh semangat, Raja memeluk Gichel yang saat ini tengah berada di balik selimut tebal.

"Berarti kamu cinta dong sama aku? Emm... so sweet banget, istri siapa sih? Ayo ngaku, istri siapa kamu?!" Ucap Raja gemas. Pria itu menyelipkan tangannya kedalam selimut dan memeluk perut langsing Gichel dengan gemas. Sedangkan, wajah pria itu sengaja di masukan kedalam ceruk leher perempuan itu yang kini sudah menjadi tempat favorit Raja.

Gichel mencoba untuk mendorong tubuh besar Raja dari tubuhnya, perempuan itu merasa geli dengan rambut Raja yang terkena lehernya. "Apaan sih, lebay banget. Sana ih, geli tau!" Kesal Gichel. Perempuan itu terus merutuki ucapannya tadi sehingga membuat Raja seperti ini. Entah lah, secara reflek Gichel menjawab seperti itu pada pria ini.

"Jawab dulu, kamu cinta nggak sama aku?" Desak Raja tidak sabaran, pria itu tidak memperdulikan dorongan dari tangan kecil Gichel pada tubuhnya. "Buat apaan sih?! Kaya remaja puber aja!" Kesal Gichel karena malu.

"Ya nggak masalah, jawab nggak? Nanti aku cium kamu kalo nggak jawab!" Paksa Raja dengan wajah yang sangat dekat dengan Gichel.

"Iya! Iya! Aku jawab nih!" Seru Gichel saat bibir pria itu sudah maju kedepan. Raja berhenti dan menunggu Gichel untuk menjawab. "Ayo!" Ucap Raja sembari kembali memajukan bibir nya kearah Gichel.

"Ya udah, aku cinta!!!" Seru Gichel panik. Bukan tidak ingin di cium, hanya saja Gichel bingung untuk berekspresi nanti saat sudah selesai berciuman.

Raja menatap Gichel dengan sebelah alis terangkat, "kok kaya terpaksa gitu ngomongnya? Nggak ikhlas ya ngomong nya?" Tanya Raja.

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang