Bab 22

22.3K 2.6K 109
                                    


"Pak Raja nggak ada niatan buat pergi gitu?" Tanya Gichel jengah. Pria itu sudah berada di rumah nya sejak pagi tadi, sehingga membuat Gichel bingung harus melakukan apa. Semenjak dirinya pulang dari rumah sakit dua hari yang lalu, dokter menyarankan untuk beristirahat selama seminggu terlebih dahulu mengingat kondisi tubuhnya yang rentan.

Semenjak itu pula Raja yang notabene nya sebagai direktur utama Aditiya's group selalu nongkrong di rumah nya. Entah apa tujuan pria itu berlama-lama dirumahnya.

"Nggak ada, saya masih betah disini kok. Kamu juga belum terlalu sehat." Balas Raja. Pria itu duduk di singel sofa kamar Gichel seraya mengerjakan sesuatu di dalam laptop nya.

"Saya udah sehat kok, pak Raja nggak perlu nungguin saya terus!!" Ucap Gichel yang kesal melihat pria bertubuh tinggi itu tidak beranjak dari posisi nya.

"Jangan bohong, saya aja yang nggak ngerasain sakitnya tau kalau kamu nggak baik-baik aja. Sebenarnya kamu sakit apa sih?" Pria itu menatap Gichel dengan pandangan serius. Gichel tersentak, perempuan itu secara otomatis langsung mengalihkan perhatian nya kearah lain saat Raja menatap nya.

"Saya cuman kelelahan aja, nggak lebih." Balas Gichel pelan. Tujuan Gichel hanya satu, tidak ingin Raja tahu jika dirinya mengidap penyakit jantung bawaan. Memang egois, tapi Gichel masih ingin bekerja, dirinya tidak ingin karier yang sudah hampir dua tahun pemilik tubuh ini tempuh malah hancur karena nya. Gichel masih sangat membutuhkan uang untuk operasi transplantasi jantung.

"Ini bukan sekali dua kali saya lihat kamu seperti ini, tapi jika memang itu pilihan kamu untuk tidak memberi tahu saya. Saya nggak akan memaksa." Setelah mengatakan itu, Raja pun beranjak dari duduknya dan meletakkan laptop di atas meja depan sofa.

"Gilang baru sampai, saya ke depan sebentar mengambil makan malam untuk kita." Lanjut Raja saat melihat pesan dari Gilang jika pria itu sudah berada di depan rumah milik Gichel.

Tidak menunggu jawaban dari Gichel, Raja pun pergi meninggalkan perempuan itu sendiri dalam diamnya. Jika Gichel memang tidak ingin mengatakan masalahnya secara langsung, biar Raja yang mencari sendiri apa yang perempuan itu sembunyikan. Tidak perduli apa tanggapan perempuan itu jika tahu kalau Raja nekat mencari rahasia nya.

"Pak Raja, ini pesanan anda." Ucap Gilang saat pria yang dia segani itu keluar dari pintu masuk rumah Gichel.

Raja mengambil paper bag dari Gilang yang menunjukkan logo restoran terkenal itu. Pria itu menatap isi nya sekilas sebelum kembali menatap lawan bicara nya.

"Saya punya tugas untuk kamu, cari rekam medis milik Gichel di rumah sakit kemarin. Bila perlu beli semua saham rumah sakit itu dan tanyakan pada setiap dokter yang menangani Gichel waktu itu." Perintah Raja pada Gilang. Tatapan mata pria itu terlihat sangat dingin saat mengatakan itu, membuat Gilang yang berada di depannya langsung mengangguk.

"Baik pak, akan saya tangani tugas dari anda. Apa ada lagi yang bisa saya bantu pak?" Ucap Gilang.

"Kirim semua yang kamu dapatkan, jika hasilnya kurang memuaskan, cari dari rumah sakit lain." Setelah mengatakan itu, Raja pun pergi meninggalkan Gilang.

° ° °

"Jika sudah, cepat berbaring kembali!" Titah Raja saat melihat Gichel yang sudah menyelesaikan makan malam nya.

"Saya baru selesai makan pak, kalau langsung tiduran nanti malah bermasalah sama pencernaan saya." Delik Gichel, sedangkan Raja yang tidak memikirkan sampai kesana pun terdiam sebentar sebelum mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, biar saya ajak kamu jalan-jalan sebentar di luar." Ajak Raja, pria itu menyiapkan jaket tebal untuk Gichel sebelum pergi mengambilkan sendal untuk perempuan itu.

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang