Bab 15

24.5K 2.6K 30
                                    

“Halo? Tumben banget nelepon gue.” Ucap seseorang di seberang sana.

“Saya ganggu?” Tanya Raja dan di balas gelak tawa oleh pria di seberang sana. “Njir! Punya adek kok kaku banget sih gue. Kenapa emang? Lo butuh bantuan gue?”

Raja mengangguk walaupun orang yang sedang dia telepon tidak dapat melihat nya. “Iya, lebih tepat nya saya butuh bantuan kak Syana.” Balas Raja.

“Eh? Bantuan Syana? Awas lo ya rebut bini gue! Gue mutilasi juga nih.” Seru Raga. Sedangkan Raja hanya mendengus kesal mendengar tuduhan kakak nya itu. “Saya nggak punya banyak waktu, kasih tau kak Syana kalo saya butuh bantuan dia.”

“Ck. Iya-iya, emang nya mau minta bantuan apa?” Tanya Raga.

“Mau minta tolong pilihin hadiah buat orang nikahan.” Jawab Raja dengan telinga yang sudah memerah malu. Dia gengsi mengutarakan niat nya itu pada sang kakak.

“Pstt! Mau kondangan aja ribet lo, buat siapa emang? Sampai harus lo sendiri yang nyari. Pasti buat mantan lo itu kan?” Ucap Raga tanpa mengetahui raut wajah adik nya yang udah berubah murung.

“Bisa bantu saya nggak?” Tanya Raja dengan suara nya yang dingin membuat kekehan kakak nya itu berhenti. Seolah mengerti dengan suasana hati adik nya yang tidak baik-baik saja, Raga pun berseru.

“Sebutin aja lo ada di mana sekarang? Biar gue sama Syana kesana.” Balas Raga.

“Nanti saya kirim kan alamat nya lewat pesan.” setelah itu, panggilan pun terputus. Raja mengirim kan alamat nya dan Gichel berada pada Raga agar pria itu cepat datang kesini tanpa membuang waktu lebih lama lagi.

“Ayo! Kita tunggu mereka di cafe sebelah sana.” Ajak Raja pada Gichel, perempuan itu pun mengangguk untuk mengiyakan permintaan Raja. Mereka pun cukup lama menunggu kakak dari Raja itu, sampai dua puluh lima menit kemudian mereka pun datang. Walaupun sudah sebulan lebih berada di dunia novel ini, baru kali ini Gichel bisa melihat kakak ipar dan keponakan Raja. Mereka sangat cantik, Biby yang masih berusia 3 tahun pun tampak menggemaskan di gendongan sang ayah.

“Sorry lama ya? Tadi macet soal nya.” Ujar Raga sembari duduk di kursi depan Raja dan Gichel. Syana yang ada di sebelah pria itu pun ikut duduk di sebelah suami nya.

“Lumayan, sampai kopi saya habis.” Balas Raja. Entah sadar atau tidak, Gichel menyikut tulang rusuk pria itu dengan kesal seolah mengisyaratkan tidak boleh berprilaku seperti itu.

“Tenang saja pak Raga, saya dan pak Raja tidak lama menunggu. Seharusnya kami yang meminta maaf karena sudah mengganggu waktu sibuk anda dan keluarga.” Balas Gichel dengan tidak enak hati.

“Hahahaha! Nggak papa Gichel, saya sudah terlalu kenal sama sifat adik saya.” Ujar Raga dengan tawanya yang membuat Raja kesal.

“Iya, jarang-jarang kalo Raja minta tolong sama kita.” Timpal Syana sembari membawa anak nya untuk duduk di pangkuannya.

“Kalo kalian nggak keberatan, kita pesen sesuatu dulu biar semangat keliling mall nya.” Seru Raga. Gichel mengangguk, “Tentu saja, pak Raja pasti tidak akan keberatan. Silahkan!” Jawab Gichel.

Syana tertawa pelan saat melihat ekspresi wajah Raja, wanita itu mencolek lengan suami nya. “Mas! Liat tuh muka adik mu, udah masam gitu juga.” kekeh nya.

“Biarin aja yang, muka nya kan selalu gitu.” Balas Raga setelah memesan makanan dan minuman untuk keluarga kecil nya.

“Sorry yah Raja, kita malah ngerepotin.” Ucap Syana.

“Mbak Syana ngomong apa sih, di sini kan saya yang repotin mbak.” Balas Raja pada kakak ipar nya.

“Hmm! Bagus kalo kamu sadar, jadi maklumin aja.” Timpal Raga.

“Uncle! Na ndong!” Seru Biby yang saat ini tidak mau diam di atas pangkuan ibu nya.

“Nggak boleh gitu sayang, sama bunda aja yah?” larang Syana pada anak nya.

“Sama ayah sini, Biby kan suka banget kalo ayah gendong.” Ucap Raga bersiap untuk menggendong anak cantik nya.

“Nou! By na ama uncle!” Seru Biby keras kepala.

“Sayang…” tegur Syana.

“Nggak papa mbak, biar sama saya aja Biby nya.” Ujar Raja. Pria itu mengelilingi meja mereka dan mulai menggendong anak perempuan itu dengan hati-hati. “Uncle!” Seru Biby senang.

“By udah makan belum?” Tanya Raja saat diri nya duduk sedangkan Biby berada di pangkuan nya. Biby menggeleng lucu dengan bibir merenggut, anak kecil itu menatap Raja dengan melas.

“Ya udah, biar uncle suapin ya?” Ucap Raja dan di balas oleh sorakan senang anak itu.

“Uncle unya acal?” Tanya Biby saat mata nya meneliti perempuan di sebelah paman nya itu, anak itu terus menatap Gichel dan Raja secara bergantian.

“Hah? Acal apaan, By?” Tanya Raja bingung namun tidak di tanggapi oleh Biby.

“Bukan, saya bukan pacar pak Raja.” Ujar Gichel pada Biby. Anak kecil itu pun memiringkan kepala nya bingung. “Pak Aja?!” Bingung Biby.

“Gichel, kamu membuat saya terlihat seperti orang tua.” Dengus Raja. Raga dan Syana tertawa saat melihat interaksi mereka bertiga, mereka terlihat seperti keluarga kecil.

“Biby, uncle Raja mana mungkin punya pacar!” Ucap Raga setelah tawa nya reda. Biby menoleh kearah sang ayah. “Napa? Aunty antik.” Tanya anak itu.

“Kan uncle Raja nggak laku, nggak bakal ada yang mau!” Balas ayah satu anak itu.

“Mas!” Tegur Syana. “Biarin ay, seneng aku liat muka melas dia.” Ucap Raga masih dengan kekehan nya.

“Biby di ajarin siapa kaya gituan?’ Tanya Raja pada keponakan nya itu.

“Ayah! By au ama ayah!” Seru anak itu senang.

"Pantes, bapak nya model gitu." Ujar Raja dengan wajah lempeng nya. Pria itu kembali menoleh kearah Biby yang ada di pangkuannya.

"Biby kalo udah besar, jangan kaya ayah ya?" Ucap Raja.

"Lah kenapa? Biby kan anak gue!!" Seru Raga tidak terima, pria itu melempar kentang goreng ke arah sang adik.

"Astaga mas!! Kamu ini, ngajarin yang nggak bener buat Biby." Tegur Syana pada suami nya, wanita itu mengambil tisu dan memberikan nya pada Raja.

"Maaf ya Raja, mas kamu emang gitu. Agak kelewatan orang nya."

Raja mengangguk dan mengambil tisu yang di berikan oleh kakak iparnya itu. "Nggak masalah mbak, Mas Raga emang udah kurang akhlak dari kecil." Balas pria itu.

"Nih anak nantangin gue! Sini lo maju, biar tau rasa di lawan sama orang ganteng." Kesal Raga.

"Ayah! Nda oleh ntu!" Seru Biby dengan suara menggemaskan milik nya.

"Eh? Biby kok malah bantuin uncle Raja sih? Kenapa bukan bantuin ayah?" Tanya Raga dengan raut wajah yang di buat sedih.

"Nou ayah... By antu yang benel!" Balas Biby dengan bibir cemberut.

Gichel diam saja saat melihat interaksi mereka berempat. Jika di lihat-lihat, Raja terlihat lebih hidup jika berada di sekitar keluarga nya. Apa lagi dengan ada nya Biby, pria itu seperti seorang ayah yang penyayang.

° ° °

Halo....
Gimana kabar kalian?
Tanggapan kalian buat part ini?

Thanks ya untuk dukungan nya, semoga kalian sehat selalu 😘

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang