Raja sampai di rumah saat hari sudah gelap, setelah beberapa saat yang lalu menemui seseorang dan tidak terasa waktu telah berlalu. Sampai ketika dirinya sampai di rumah besar itu, tidak ada satu orang pun yang terlihat berhubung di rumah itu kini hanya ada tiga orang yang menempati. Itupun karena Gichel dan Raja jarang di rumah beberapa minggu lalu, sehingga Mami nya mengirup seorang Art.
Langkah kakinya membawa Raja menuju kamar utama, lampu di kamar sudah gelap bertanda jika Gichel sudah tertidur. Setelah menyalakan lampu dan memeriksa Gichel sebentar, Raja pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit terlewatkan, namun Raja masih belum keluar juga dari kamar mandi sehingga membuat Gichel yang pura-pura tidur menoleh untuk mengeceknya. Perempuan itu sebenarnya belum tidur saat Raja masuk ke kamar, tapi karena dirinya sedang tidak ingin berbicara dengan pria itu jadilah Gichel memutuskan untuk berpura-pura tidur. Suara gemericik air dari dalam kamar mandi terhenti sehingga membuat Gichel kembali ke posisinya tadi, perempuan itu bisa mendengar suara pintu yang terbuka serta langkah kaki yang menghampiri ranjang.
"Yang? Udah tidur?" Raja naik ke atas ranjang, dirinya tahu jika sejak tadi Gichel tidaklah tidur. Namun, entah kenapa perempuan itu malah berpura-pura tidur saat dirinya datang. Saat menatap wajah cantik istri nya itu, Raja tersadar dengan mata sembab miliki Gichel, pria itu mengusap kan tangan dinginnya pada mata perempuan itu.
"Kenapa bisa sembab? Kamu nangis?" Tanya Raja lembut, pria itu khawatir terjadi apa-apa pada Gichel saat dirinya tidak ada. Namun percuma, pertanyaan nya sejak tadi tidak di jawab oleh Gichel. Dapat Gichel dengar helaan nafas pria di sebelah nya itu.
"Maaf, beberapa hari belakangan aku nggak bisa jaga kamu. Aku janji, mulai besok bakal libur dulu ke kantor, supaya bisa jaga kamu." Ucap Raja lembut.
Gichel membuka matanya, perempuan itu menatap Raja dengan datar. "Buat apa? Nggak usah nyusahin diri sendiri." Balas perempuan itu dingin.
Raja sedikit terhenyak mendengar jawaban istri nya itu, memang sifat Gichel sejak awal terlihat ketus dan cenderung serius, namun beberapa bulan pernikahan mereka, sifat perempuan itu mulai terlihat lebih hangat padanya. Berbeda dengan sekarang yang kembali berbicara dengan ketus dan dingin padanya.
"Nggak nyusahin diri sendiri kok, cuman libur beberapa hari nggak bikin bangkrut yang." Balas Raja pelan. Namun, tanggapan perempuan itu tetap dingin menatapnya.
"Aku udah nggak papa, nggak perlu di urus lagi." Ucap Gichel. Raja semakin tertekan, pria itu tahu jika saat ini Gichel tengah marah pada dirinya, baik karena masalah tempo lalu yang melibatkan Kania maupun beberapa hari lalu saat dirinya pergi dinas ke luar negeri.
"Maaf, aku nggak kabarin kamu kemarin. Aku cuman nggak mau kamu kepikiran dan bisa fokus buat kesehatan kamu." Jelas Raja dengan serius, pria itu mengusap kepala Gichel dengan lembut dan membenahi anakan rambut yang menghalangi wajah cantik perempuan itu.
Gichel tidak menanggapi, perempuan itu menepis pelan tangan Raja yang berada di kepalanya. Dan perlakuan itu mampu membuat Raja terpaku dengan pandangan menatap Gichel dengan kosong.
"Gi... Aku minta maaf, aku tau aku salah. Kamu harus dengerin penjelasan aku, aku sama Kania bener-bener nggak punya hubungan apapun. Waktu itu, dia tiba-tiba datang ke kantor karena aku sempet berantem sama Bayu, awalnya dia cuma obatin luka aku, tapi lama-lama malah kurang ajar. Aku berani sumpah! Aku udah nggak ada perasaan sama dia." Jelas Raja dengan serius, pria itu sudah tidak ingin memiliki masalah dengan Gichel apalagi sampai perang dingin. Itu semua mampu membuat Raja tidak nyaman dan ketakutan, pria itu takut jika Gichel akan muak pada dirinya dan meninggalkan Raja.
Gichel tetap menatap Raja tanpa berbicara, karena tidak ingin menanggapi, Gichel kembali mencari posisi nyaman untuk tidur. Perempuan itu membelakangi Raja begitu saja tanpa memberikan jawaban pasti pada Raja.
Raja menatap punggung istri nya itu dengan nanar, pria itu sungguh tidak mau jika Gichel mendiami nya, hatinya terus-terusan gelisah dan khawatir jika istrinya itu banyak pikiran dan mempengaruhi kesehatan nya.
Tanpa memperdulikan tanggapan Gichel, pria itu membawa tubuh kecil istri nya itu kedalam pelukan. Pria itu dapat merasakan tubuh istri ini kaku saat punggungnya bersentuhan dengan dada bidang Raja. "Tidur yang nyenyak." Ucap Raja pelan seraya mengecup pucuk kepala Gichel.
°°°°
Gichel terbangun dengan linglung saat sebuah tangan mengusap wajah nya pelan, perempuan itu belum sepenuhnya sadar saat suara Raja terdengar."Bangun dulu yuk, udah siang... Kamu harus makan biar bisa minum obat." Ucap Raja dengan penuh kasih sayang, pria itu mengangkat tubuh istri nya itu kedalam pelukan hangat nya dengan mudah. Tampa sadar jika saat dirinya tengah berada di gendongan sang suami, Gichel kembali menyandar kan kepalanya pada bahu Raja dengan mengantuk. Pasalnya, semalaman dirinya tidak bisa tidur karena di peluk Raja dalam keadaan emosi yang terpendam.
Raja hanya tersenyum lembut saat melihat istri tercintanya nya itu kembali tertidur, bibir nya melayangkan kecupan pada sela leher Gichel sehingga membuat tidur perempuan itu sedikit terganggu karena kegelian. "Emm... Geli!" Rengek Gichel tanpa sadar.
Raja kembali tersenyum saat mendengar suara manja istrinya lagi, sudah lama dirinya tidak mendengar suara Gichel. "Bangun dulu, kamu belum makan loh." Bujuk Raja pelan. Namun tetap saja, Gichel tidak terpengaruh dengan bujukan nya. Sudah hampir sebulan dirinya tidak merasakan tidur nyenyak seperti ini, biasanya saat dirinya bergerak sedikit akan muncul rasa tidak nyaman di tubuh nya.
Dengan pasrah, Raja membiarkan Gichel kembali tidur di gendongan nya. Pria itu membawa istrinya itu dengan ringan menuju meja makan dan duduk dengan tenang di kursi. Art yang melihat kelakuan kedua pasangan itu pura-pura tidak melihat, dirinya masih sibuk menyiapkan makanan di atas meja. "Tolong siapkan nasi dan beberapa lauk, saya mau suapi istri saya." Ujar Raja tenang.
Wanita setengah baya itu menganggu dengan patuh, setelah menyiapkan nasi dan beberapa lauk di piring, dia pun menyimpan nya di depan Raja. "Ini tuan."
"Makasih, bibi bisa kembali bekerja." Setelah mengatakan itu, Raja pun mengusap kepala Gichel lembut. Art itu mengangguk dengan sopan sebelum pergi meninggalkan dua sejoli itu. "Yang... Bangun dulu, kamu belum makan. Setelah makan, minum obatnya." Sebenarnya Gichel tidak ingin bangun, namun karena usapan di kepalanya, perempuan itu pun mau tidak mau bangun dari tidur nya.
"Nggak lapar..." Lirih Gichel.
"Sedikit aja, ini udah siang. Kamu harus isi perut dulu." Bujuk Raja dengan lembut. Gichel masih linglung dan perempuan itu hanya mengangguk saja, setelah mendapat anggukan dari sang istri, Raja pun memberikan air minum pada Gichel.
"Minum dulu, biar nggak seret." Seperti anak kecil, Gichel menuruti semua yang di ucapkan oleh Raja. Sampai suapan terakhir pun dirinya tetap makan dengan malas dan patuh tanpa menyadari jika sejak tadi dirinya berada di pangkuan Raja dan kini tengah di suapi. Setelah selesai menyuapi Gichel makan, Raja lanjut membujuk perempuan itu untuk meminum obatnya walaupun agak susah. Pada akhirnya Gichel pun kembali menurut dan kembali tertidur dalam gendongan Raja.
Melihat itu, Raja tidak bisa menahan senyum gemasnya. Dan melayangkan beberapa ciuman di wajah Gichel. Pria itu berdiri dari posisinya dan mulai berjalan menuju ruang tv dengan senyuman lebarnya, namun senyuman lebar itu kembali surut saat melihat seseorang berjalan dengan cepat menuju dirinya.
"Non Kania! Tuan lagi nggak bisa di gangg-"ucapan Art itu terhenti saat melihat tuannya tengah berada di ruang tengah sembari menggendong sang nyonya.
Tatapannya sangat menakutkan saat menatap tamu tak di undang itu, dengan suara nya yang dingin, pria itu pun bertanya.
"Kenapa kamu ke sini?!"
°°°°
Haiiii
Nih aku update lagi supaya kalian nggak ngamuk🤭
Maaf ya, karena udah bikin kalian nunggu lama...
Beberapa komen kemarin bikin aku kembali semangat nulis😂 dan tiba-tiba alur nya ngalir gitu aja, apa karena kalian ya😌Ya udh deh, mulai sekarang aku usahain buat nggk lama update nya...
See you, jangan lupa kasih vote dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...