"Kamu masih marah sama saya?" Tanya Raja saat melihat Gichel hanya diam saja sejak tadi selesai rapat. Perempuan itu hanya berbicara seperlunya saja. Setelah kemarin beristirahat satu minggu penuh, akhirnya Gichel pun bisa bekerja kembali.
"Nggak, saya nggak marah." Balas Gichel, perempuan itu masih tetap setia berjalan di samping Raja yang saat ini tengah berjalan menuju ruangannya. "Kontak saya jangan di block, nanti saya nggak bisa chat kamu lagi." Ucap Raja sambil berjalan sejajar dengan Gichel.
"Iya, nanti saya buka block nya." Balas Gichel sembari memutar kedua bola matanya tanpa sepengetahuan pria itu.
"Tapi liat kamu ngambek gini bikin saya gemes, mau peluk nggak?" Ucap Raja dengan kerlingan mata. Gichel mendengus kesal, perempuan itu sedikit menjauh dari pria itu. " Pak Raja kaya om cabul, saya jadi ngeri." Ujar perempuan itu dengan menampilkan ekspresi wajah ngeri.
"S-saya kaya om cabul?! Parah banget, muka saya masih kaya remaja gini. Please, kamu kayanya harus liat muka saya lebih dekat." Kata Raja dengan ekspresi penuh ketidak percayaan. Pria itu pun mendekat kan wajah kearah Gichel, membuat perempuan itu seketika di landa rasa panik.
"Pak Raja apaan sih? Saya dorong nanti bapak pecat saya lagi!!" Kesal Gichel sembari mendorong pelan bahu Raja agar pria itu menjauh darinya.
"Saya nggak minta di dorong, tapi di peluk. Kamu tau? Di tinggal nikah sama mantan rasanya sakit, jadi saya butuh pelukan dari kamu sebagai pacar saya." Ucap Raja dramatis. Gichel di buat tertawa mendengar ucapan Raja. Entah lah, dirinya tidak percaya jika pria dingin dan kejam yang di deskripsikan oleh novel akan menjadi seperti ini bentuknya.
"Pak! Kita masih di kantor, nanti orang-orang pada gosip gimana?!" Seru Gichel saat beberapa karyawan lain nya memperhatikan mereka. Raja menatap sekelilingnya, pria itu mengangkat bahunya acuh.
"Nggak masalah, biar semua orang tahu kalo Miss Gichel Hanna Larasati yang katanya kaku itu punya saya. Biar nanti saya nggak punya rival." Balas Raja.
Gichel mengacungkan kepalan tangannya pada Raja sebelum pergi meninggalkan pria itu dengan penuh gerutuan. "Dih, kata siapa kalo Protagonis pria nya dingin, orang nyebelin gitu."
Raja tertawa melihat kepergian Gichel, pria itu pun mengikuti kemana perginya perempuan itu. Sudah cukup beberapa hari yang lalu membuat Raja kepikiran dengan penyakit Gichel.
° ° °
"Makan yang banyak, berat badan kamu turun drastis kemarin." Titah Raja sembari memberikan beberapa makanan sehat ada Gichel. Sedangkan Gichel, perempuan itu hanya bisa pasrah di perlakukan layaknya orang sakit terus-menerus oleh pria itu.
"Saya cuman sakit biasa, nggak harus sampai kaya gini." Balas Gichel saat pria itu lagi-lagi menambahkan makanan kepadanya.
"Sakit biasa juga bisa bikin kamu jadi sakit berat." Ucap Raja tanpa menatap Gichel. "Ukhuk! Ukhuk!" Gichel terbatuk, perempuan itu mengambil minuman di meja dengan tergesa. Sedangkan Raja, pria itu pun pindah tempat duduk kesamping Gichel. Pria itu mengambil beberapa tisu dan memberikan nya pada Gichel sembari mengusap lembut punggung perempuan itu.
Mata Gichel berkaca-kaca, tidak hanya tenggorokan nya yang sakit saat ini, tetapi dadanya pun ikut sakit karena tekanan yang diberikan saat batuk. Perempuan itu meremas dada kirinya, ini sungguh menyiksa bagi Gichel yang selama ini tidak pernah mempunyai penyakit berat.
"Kita ke rumah sakit." Ucap Raja seraya berdiri dan akan menggendong Gichel. Gichel menggeleng, perempuan itu menepis pelan tangan Raja.
"N-nggak usah ukhuk! Saya baik-baik aja." Ucap Gichel di selingi batuk.
"Apa nya yang baik-baik aja?!! Saya antar kamu ke rumah sakit!" Balas Raja tidak mau di bantah. "Pak, ini udah biasa. Saya cuman batuk doang, nggak ada yang serius." Kata Gichel tanpa menatap Raja. "Kalo pak Raja nggak keberatan, tolong ambilkan tas saya di ruangan." Lanjut Gichel, perempuan itu tidak ada pilihan lain selain merepotkan Raja untuk mengambil tasnya, karena obat jantung nya ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Protagonist's Secretary
FantasyEntah kenapa, setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan dirinya meninggal di tempat, membuat jiwa Hana Larasati berpindah ke tubuh perempuan berusia dua puluh dua tahun yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Perempuan itu bernama Gi...