Bab 26

20.9K 2.7K 323
                                    

"Kamu sakit??" Tanya Raja saat melihat Gichel masuk mobil dan kemudian duduk lemas di kursi sebelah nya. Perempuan itu terlihat begitu pucat saat ini, membuat Raja khawatir.

Gichel tidak menjawab, perempuan itu hanya menggeleng pelan tanda bahwa dirinya tidak kenapa-kenapa. Raja menghela nafas melihat nya, pria itu tidak banyak membantah. "Ya udah, kamu tiduran sebentar. Masak nya lain hari aja, tapi kamu harus nginep di rumah aku." Ucap Raja dengan tangan yang mengelus puncak kepala Gichel. Pria itu menggenggam tangan Gichel dengan sebelah tangan nya, sedangkan sebelah lagi dirinya pakai untuk menyetir.

"Nggak! Aku baik-baik aja, anterin pulang aja! Istirahat sebentar juga pasti langsung sembuh." Balas Gichel. Entah lah, Gichel pun tidak yakin dengan ucapannya barusan.

"Gi, nurut sekali aja. Aku khawatir kalo kamu tidur sendiri di rumah kamu, seenggaknya kalo di rumah aku ada bibi yang bisa jagain kamu." Bujuk Raja pelan, tangannya tidak berhenti mengelus punggung tangan Gichel yang terlihat sangat tidak bertenaga.

"Aku nggak kenapa-kenapa, aku bisa urus diri sendiri kok." Balas Gichel dengan suara yang serak.

"Jangan keras kepala! Kali ini aja turutin aku." Ujar Raja.

Gichel masih tetap keras kepala, perempuan itu tidak ingin Raja mengetahui penyakitnya. Rencana nya, besok Gichel akan meminta cuti lebih panjang untuk pemeriksaan kembali bagaimana dengan kondisi jantung dan tubuh nya akhir-akhir ini. Seperti nya Gichel tidak akan mendapat kan kabar baik, pasalnya keadaan nya sangat mengkhawatirkan saat ini.

"Aku mau ambil cuti besok, tapi belum ngajuin surat cuti nya. Kamu bisa kan tolongin aku?" Tanya Gichel, perempuan itu memaksa kan dirinya untuk duduk tegap menghadap Raja.

"Bisa. Aku juga khawatir sama kesehatan kamu, nanti aku panggilin dokter buat periksa kamu." Ucap Raja dengan tatapan yang masih fokus menyetir.

Gichel mengangguk, "makasih." Tidak ada balasan, namun tangan pria itu kembali menggenggam tangan kecil Gichel dengan lebih erat.

"Tapi aku masih nggak mau nginep, aku mau pulang aja. Terus, nggak usah panggil dokter. Aku cuman kecapean doang." Lanjut Gichel saat melihat Raja tidak merespon sama sekali. "Aku mohon, sekali aja turutin aku." Ucap Gichel memelas. Raja menghela nafas panjang, pria itu pun mengangguk.

"Tapi kalo ada apa-apa segera hubungin aku." Titah pria itu. Gichel tersenyum mendengar tanggapan Raja, perempuan itu merasa hati nya menghangat saat mendengar keinginan nya di turuti oleh Raja.

Beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumah Gichel. Perempuan itu bersiap-siap akan turun ketika tangannya di tarik pelan oleh Raja.

"Kenapa?" Tanya Gichel, perempuan itu menatap Raja dengan tatapan bertanya. Raja tersenyum, "ada yang ketinggalan." Ucap pria itu.

"Ketinggalan apa?" Perempuan itu mencari ke sekitar nya.

"Bukan barang kamu," Balas Raja santai. "Terus apa?" Tanya Gichel, perempuan itu mendongak saat tangan Raja menyentuh kedua pipi nya.

Cup!

"Vitamin buat kamu, semoga cepet sembuh. Mau aku antar sampai dalam rumah?" Tanya Raja.

"Nggak usah, aku bisa jalan sendiri kok." Balas Gichel sembari terkekeh.

"Kamu nggak mau bales kiss? Gitu banget." Ucap Raja sembari menunjuk bibir nya.

Gichel menunjukkan wajah geli, perempuan itu pun membekap bibir Raja dengan tangan kecilnya. "Apaan sih, lama-lama aku panggil bebek beneran nih! Orang-orang panggil pacarnya beb, aku panggil kamu bek! Mau kamu?!" Ujar Gichel dengan wajah dibuat mengancam.

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang