Bab 33

14.5K 1.3K 41
                                    

"Tunggu disini sebentar ya? Aku mau temuin dokter kamu dulu." Ucap Raja. Pria itu mengusap punggung tangan Gichel dengan lembut saat melihat istri nya itu terlihat gugup.

"Nggak usah khawatir, aku bakal cariin pendonor yang cocok buat kamu. Apapun yang terjadi, aku bakal ada di sisi kamu." Lanjut pria itu. Gichel mengangguk pelan, perempuan itu merasa membebani Raja karena penyakit yang di deritanya.

"Maaf, aku banyak repotin kamu karena penyakit ini. Kamu udah sibuk sama pekerjaan, aku malah nambah masalah aja buat kamu." Ucap Gichel pelan sembari membalas usapan di tangannya.

Raja mengernyit kan kedua alisnya tidak suka, pria itu merapat kan duduk nya dengan Gichel dan merengkuh pundak kecil milik istrinya itu. "Berapa kali aku bilang, kamu itu nggak bikin aku repot. Malah aku bersyukur karena bisa ketemu kamu. Aku ngerasa kalo kita benar-benar berjodoh. Oleh sebab itu, jangan selalu bilang kalo kamu repotin aku. Itu malah buat aku ngerasa kalo aku nggak berguna buat kamu." Balas Raja.

Gichel menggeleng tidak terima, perempuan itu mendongak untuk melihat wajah Raja. "Bukan gitu! Aku cuman ngerasa nggak en-"

"Suttt... Aku nggak mau dengar apapun dari kamu tentang itu. Yang paling penting sekarang gimanapun caranya, kamu harus sehat." Potong Raja tegas.

"Hmm, makasih karena mau terima aku." Ujar Gichel dengan senyum lebarnya, perempuan itu memeluk Raja dengan penuh rasa terimakasih dan syukur di dalam hatinya. Begitu beruntung hidupnya bisa bertemu Raja yang awalnya ia pikir sulit untuk di gapai.

"Makasih juga karena udah selalu ada buat aku. Kalo nggak ada kamu, mungkin aku nggak bakal merasa selega ini." Balas Raja. Pria itu mengelus belakang kepala istri nya dengan pelan.

"Udah, aku mau ketemu dokter kamu dulu. Kamu tunggu sebentar di sini nggak papa kan?" Lanjut Raja. Gichel melepas pelukannya dan mengangguk mengerti. "Iya nggak papa, aku tunggu di sini." Jawab Gichel.

"Nggak bakal lama kok. Kalo ada yang godain, langsung tunjukkin foto aku terus bilang kalo kamu udah ada yang punya! Awas aja kalo kamu tanggapin!" Titah Raja dengan tatapan penuh peringatan. Sedangkan Gichel hanya membalas ucapan suami nya itu dengan kekehan geli. "Apaan sih, mana mungkin ada yang godain." Balas Gichel geli.

"Siapa tau? Kamu kan cantik gini." Gerutu Raja kesal. Lagi-lagi Gichel tertawa mendengar gerutuan Raja, perempuan itu mendorong pelan tangan suaminya itu untuk segera pergi. "Udah ah, sana pergi! Kata nya mau ketemu dokter!" Usir Gichel. Wajah nya panas karena gombalan Raja yang receh itu.

"Inget ya! Awas aja kalo kabur!" Peringat Raja sekali lagi. "Iya-iya, aku inget!" Ucap Gichel.

"Ok, aku ketemu dokter dulu ya."

Raja mengecup kening Gichel pelan sebelum pergi menuju ruangan dokter yang tidak jauh dari tempat Gichel saat ini. Sedangkan Gichel menatap kepergian suaminya itu dengan tatapan cerah dan senyum lebarnya sebelum matanya menangkap seseorang yang menatapnya dengan tatapan tidak biasa.

Orang itu berjalan kearah Gichel dengan santai dan duduk di sebelah Gichel. "Nggak nyangka ya kita bisa ketemu di sini, Raja sakit? Atau kamu yang sakit?" Ucap perempuan itu.

Gichel tersenyum membalas ucapan Kania, "Saya datang buat check up rutin, anda sendiri? Ada keperluan apa datang ke rumah sakit?".

Kania terkekeh ringan, perempuan itu mengusap perutnya yang masih rata di hadapan Gichel. "Aku baru selesai check kandungan." Jawab Kania dengan penuh senyuman.

Gichel menoleh dengan terkejut, "kamu lagi hamil? Wah... Selamat ya atas kehamilannya. Semoga kamu Sama bayi nya sehat selalu." Sahut Gichel dengan senyum tulusnya. Perempuan itu sampai menggenggam tangan Kania dengan refleks.

I Became The Protagonist's Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang