6 - Nini Bear

11.5K 1.3K 115
                                    

LISA POV

"Lisa, menurutmu lebih bagus yang mana?" Mommy menunjukan mainan pistol-pistolan soft bullet di tangan kanannya dan mainan robot Buzz Lighyear di tangan kirinya. Aku menunjuk tangan kanannya karena pistol-pistolan lebih seru.

Mommy mengerutkan dahinya. Dia nampak tidak setuju dengan pilihanku karena sekarang dia malah memperhatikan mainan tersebut satu persatu. Lalu untuk apa bertanya padaku?

Dia berdecak kesal, "Aku akan mencari yang lain." huh, aku menggeleng mendengar jawabannya.

Aku sedang mengantar Mommy membeli mainan untuk cucu dari temannya karena lusa katanya anak itu berulang tahun. Kami sudah berada di salah satu toko mainan di mall ini hampir satu jam tapi dia masih belum menemukan pilihannya. Tiga puluh menit pertama aku masih memberikan saran ini dan itu untuk Mommy tapi dia selalu mengabaikan mainan yang aku tunjukan. Jadi aku lebih baik diam saja.

Karena Mommy masih kembali menuju rak mainan lainnya, kakiku melangkah mencari ke tempat lain. Tapi aku malah berbelok ke rak dimana terdapat berbagai macam boneka. Mulai dari binatang hingga karakter kartun. Dengan warnanya yang cerah dan menarik perhatianku, aku berjalan perlahan memperhatikan boneka itu satu persatu. Sampai pada akhirnya mataku tertuju pada satu boneka kecil yang sederhana.

Dia terlihat lucu dan menggemaskan. Walaupun hanya berwarna cokelat tapi boneka ini adalah boneka yang menarik perhatianku. Aku tersenyum ketika pikiranku langsung tertuju pada Jennie.

"Jennie menyukai boneka." aku membahas ini dengan dia sebelumnya. Dan boneka ini juga cocok untuk Jennie. Keduanya sama-sama imut dan lucu.

Tunggu? Apa aku memuji pasienku?

Sejak kapan? Hahahahaha! Seumur hidupku aku tidak pernah sekalipun memuji pasien-pasienku. Mungkin baru kali ini aku memiliki pasien seperti Jennie.

Menurutku, gangguan yang di alaminya malah cocok dengan wajahnya. Wajahnya tidak terlihat seperti gadis dewasa, namun terlihat seperti anak-anak usia 5 tahun.

Haish, aku tidak boleh membicarakan pasienku. Dia butuh perawatan dan pengobatan. Kedua orangtuanya begitu mempercayakan kesembuhan Jennie padaku.

Aku akhirnya mengambil satu boneka itu untuk kubawa pulang. Aku mengitari rak lainnya dan mendapati Mommy berada di rak paling ujung. Aku menghampirinya yang sedang melihat salah satu mainan sambil berjongkok.

"Lisa, kemari. Lihatlah, sepertinya ini cocok." aku menghela nafasku dan menahan emosiku. "Aku sudah menunjukan ini paling pertama, Mom. Tapi kau mengatakan ini tidak bagus." dia tidak mendengarkanku dan sekarang dia mengambil satu dus mini car remote control berwarna merah itu.

"Ayo kita ke kasir. Mommy berubah pikiran, ternyata ini bagus juga." senyumnya mengembang sambil memperlihatkannya padaku. Baiklah, orangtua memang selalu benar.

"Apa itu? Kau membeli boneka?" tanya Mommy setelah melihat aku membawa satu boneka kecil berwarna cokelat ini. Aku mengangguk dan Mommy membelakakan matanya.

"Sejak kapan kau menyukai boneka?" dengan nada yang keheranan dia bertanya. Ya, sedari kecil aku memang tidak menyukai boneka. Mainan boneka tidak menyenangkan, malah menyeramkan bagiku. Kau hanya akan berimajinasi bahwa boneka itu seolah memiliki nyawa dengan berbicara dengannya. Bagaimana jika bonekanya ternyata bisa bicara sendiri denganku? Tidak! Itu sangat menyeramkan.

"Bukan untukku. Aku memiliki pasien anak-anak jadi aku akan menghadiahi dia dengan boneka ini." aku malas menceritakan tentang Jennie jadi aku lebih baik mengatakan memiliki pasien anak-anak. Bukankah Jennie memang masih terlihat anak-anak?

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang