51 - Baby Wants A Baby

9.6K 1.2K 237
                                    

LISA POV

"Okay, tambahannya kami akan menyiapkan stand makanan untuk cake strawberry dan permen kapas. Bagaimana Miss Lisa?" tanya seorang staff koordinator dari wedding organizer yang aku tunjuk untuk mengurus pernikahanku dengan Jennie.

Di sampingku, calon istriku mengangguk dengan senyuman yang bisa kukatakan cocok disebut senyuman gadis berusia 10 tahun. Ayolah, gadis mana yang ingin menambahkan stand makanan permen kapas di acara pernikahannya. Dia pikir ini pesta balita?

Tapi Jennieku tetaplah Jennieku. Aku mencintai dia dengan semua yang dia miliki termasuk sifat kekanakannya. Selama itu tidak mengganggu apapun, aku tidak pernah masalah dengan sikapnya yang seperti itu.

"Ya, hanya itu saja. Kuharap jangan sampai terlewat." atau istriku akan marah di hari pernikahan kami nanti.

Staff tersebut terkekeh, mungkin menurutnya ini juga lucu. Dan bisa jadi ini satu-satunya pelanggan yang meminta stand makanan permen kapas.

"Bagaimana, Miss Jennie? Mungkin ada yang ingin kau tambahkan lagi?" dia sekarang bertanya pada calon istriku. Jennie hanya menggeleng dan memberikan senyumannya. Satu lagi nilai positif darinya, dia sudah tidak pernah takut lagi jika ada orang asing yang mengajaknya berbicara meski dia hanya akan menjawab seperlunya.

"Baiklah kalau begitu. Kalian bisa melihat-lihat sekitar gedung. Jika ada yang kurang, kalian boleh memanggilku." aku mengangguk dan mempersilahkan staff itu pergi meninggalkan kami berdua.

Aku dan Jennie sedang melihat-lihat ballroom yang akan dijadikan sebagai acara resepsi pernikahan kami nanti. Hari ini juga sekalian kami test food dan hal tidak terduga Jennie meminta tambahan stand makanan cake strawberry favoritnya dan permen kapas.

Kami berjalan melihat semuanya, sepertinya sekitar 20% an lagi dekorasinya akan selesai. 3 hari lagi kami akan sah menjadi pasangan dan merayakannya dengan megah bukan masalah untukku. Apalagi relasi dari Daddy dan Appa juga akan ada banyak sekali.

"Lisa, apa Jennie nanti boleh membawa Nini dan Lili nanti disana?" dia menunjuk kursi pelaminan kami. Yang dia maksud adalah boneka bear cokelat dan kuning yang aku dapatkan untuknya.

"Tentu saja, kau ingin membawa Kuma sekalipun aku tidak masalah." benar, aku tidak sarkas. Aku akan mengizinkan Jennie untuk membawa apapun yang dia mau asalkan dia bahagia.

Dia terkikik lalu gummy smilenya muncul dan itu yang selalu bisa menghipnotisku. Siapa yang memilikinya? Tentu saja hanya aku seorang.

"Apa kau tahu jika kau sangat cantik?" aku tiba-tiba bertanya karena melihat senyumnya. Rasanya aku bisa memujinya cantik setiap hari dan tidak akan pernah bosan dengan itu.

Dia tidak menjawabku namun dia kini menggandeng tanganku dan menyandarkan pipinya ke lenganku. Kami berjalan perlahan melihat-lihat dekorasi yang hampir selesai. Sesekali Jennie bertanya tentang dekorasinya dan aku akan dengan senang hati menjawab pertanyaan bayiku ini.

Ponselku berdering dan aku melihat kontak nama siapa yang memanggilku lalu aku mengangkatnya.

"Hallo, mom."

"Lisa, kalian sudah selesai?" tanya Mommyku. Dia tahu sekarang aku dan Jennie sedang melihat ballroom yang akan menjadi puncak acara pernikahan kami nanti.

"Belum, mom."

Aku mendengar Mommy berdecak dibalik panggilan sana, "Ini sudah hampir jam makan siang! Kenapa kau tidak segera dalam perjalanan pulang?! Jennie pasti lapar dan kau tidak peka." aku menghela nafasku.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang