50 - Baby Said Yes!

8K 1.1K 286
                                    

AUTHOR POV

"Terimakasih, Chaeyoung. Jennie suka permen kapasnya." ucap Jennie di kursi penumpang. Dia menikmati permen kapas yang baru saja dibelikan oleh Chaeyoung. Chaeyoung menjemput Jennie dan mereka berkeliling menikmati waktu berdua. Kebetulan Jennie juga merasa kesepian di rumah. Appa Kim pergi bekerja dan Eomma Kim mengatakan akan membawa Kuma ke salon untuk memandikannya. Jennie tadinya ingin ikut dengan Eomma Kim namun Chaeyoung mengajaknya bertemu. Jadilah mereka menghabiskan waktu sepanjang hari ini.

Jennie juga masih marah pada Lisa. Dia tidak mau membalas pesan Lisa ataupun mengangkat panggilannya. Mungkin ajang balas dendam patut dicoba karena kemarin Lisa melakukan hal yang sama, mengabaikan Jennie dari pagi hari hingga bertemu pagi hari lagi. Lisa baru membalas pesan Jennie tadi pagi membuat Jennie sedih sekaligus kesal.

Namun kekesalannya berkurang setelah dia menikmati waktu hari ini dengan sahabatnya. Walaupun hanya berdua tapi Jennie tidak lagi canggung dengan Chaeyoung. Dia sangat suka berkeliling sambil melihat sekitar kota. Belum lagi sekarang Chaeyoung membelikannya permen kapas mengingat Jennie sangat menyukai makanan yang manis-manis.

Ponsel Chaeyoung tiba-tiba berdering membuat Jennie menoleh pada Chaeyoung di kursi kemudinya. Untungnya mereka kini berada di lampu lalu lintas berwarna merah jadi Chaeyoung bisa mengangkat telfonnya meskipun dia sedikit berdecak sebelum menaruh ponsel miliknya di telinga.

Jennie dapat melihat Chaeyoung memutar matanya sebal, "Oppa, aku sedang dalam perjalanan bersama temanku. Sabar sedikit, okay?" Jennie kembali menoleh ke depan. Dia tidak tahu Chaeyoung berbicara dengan siapa.

"Ck! Kau sangat berisik, Oppa. Kau tidak membayarku untuk pekerjaan ini tapi kau tidak berhenti mengomel." Jennie menoleh lagi kala Chaeyoung mulai membentak orang dibalik panggilan itu.

"Ya!!! Sekali lagi kau banyak protes aku akan berhenti dari pekerjaan tambahan ini sekarang juga!" wajah Chaeyoung nampak kesal. Apa yang membuat Chaeyoung marah, pikir Jennie.

"Aku tutup panggilannya. Jangan memanggilku lagi!" setelah itu Chaeyoung langsung menurunkan ponsel itu. Chaeyoung menoleh pada Jennie dan ekspresinya langsung berubah. Dia tersenyum sangat manis membuat Jennie keheranan. Bukankah sebelumnya dia marah-marah, mengapa sekarang tersenyum sangat lebar?

"Jennie, aku harus bertemu dengan managerku sebentar di restoran dekat sini. Apa tidak masalah? Kita juga belum makan siang, apa kau sudah lapar? Sekalian saja kita makan disana." ucap Chaeyoung sambil kembali memajukan mobilnya dengan menambah sedikit kecepatan mobilnya.

Jennie mengangguk, "Ayo, Jennie juga ingin makan." sebenarnya Jennie tidak terlalu lapar karena sudah makan makanan manis. Tapi dia selalu ingat ucapan Lisa agar tidak pernah telat makan dan sepertinya makan siang mereka sedikit terlambat hari ini.

Chaeyoung kembali memfokuskan dirinya ke jalan. Beberapa menit setelahnya dia memarkirkan mobilnya di depan salah satu restoran yang terlihat sangat besar. Jennie keluar dengan meninggalkan sisa permen kapas di mobil Chaeyoung.

"Ayo." ajak Chaeyoung sambil menuntun tangan Jennie. Mereka sudah terlihat seperti adik kakak meskipun usia Chaeyoung sama dengan Lisa yaitu satu tahun di bawah Jennie.

Chaeyoung dan Jennie masuk lalu mereka berjalan ke arah sudut dan menaiki tangga. Chaeyoung kembali mengambil ponsel miliknya di dalam tas dan menghubungi seseorang. "Oppa, aku sudah berada di tempatmu. Kau dimana?" Jennie memegang tangan Chaeyoung dan mereka sampai di lantai dua. Ada banyak meja kosong namun entah mengapa Chaeyoung melangkah menuju sebuah pintu yang tertutup rapat.

Chaeyoung mematikan ponselnya lagi dan memasukannya kembali ke dalam tas, "Ayo masuk." Chaeyoung mengajak Jennie dan membuka sebuah pintu di hadapannya ini. Jennie pikir mungkin Chaeyoung akan bertemu dulu dengan managernya di dalam ruangan ini.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang