17 - Underestimed

10K 1.3K 160
                                    

AUTHOR POV

"Untuk apa kau menggunakan kacamata hitam seperti itu?" Lisa sejak tadi ingin membicarakan kacamata yang Jennie gunakan namun dia merasa tidak enak pada Eomma Kim. Jadi setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Lisa baru mengungkapkan pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada bayinya ini.

Sekarang Jennie mengenakan topi Chanel yang menjadi hadiah dari Eommanya beberapa hari yang lalu. Dan saat dia akan pergi dia melihat kacamata hitam milik Eommanya lalu tanpa alasan khusus Jennie mengambil kacamata hitam itu dan menggunakannya.

"Apa kacamata ini bagus, Lisa? Jennie menyukainya." dia tidak menjawab pertanyaan Lisa melainkan bertanya balik pada kekasihnya itu. Lisa terkekeh karena keluguan kekasihnya itu menjadi hal yang bisa menghangatkan hatinya setiap saat.

"Hmm, itu sangat bagus. Pakailah jika kau menyukainya." Lisa lupa bahwa kekasihnya ini begitu polos jadi dia tidak memerlukan jawaban lagi mengenai kacamatanya. Melihat Jennie sebahagia hari ini Lisa hanya akan mengikuti kemauan dari kekasihnya.

Pagi ini Lisa menjemput Jennie karena tepat hari ini jadwal Jennie kembali berkonsultasi. Dan tidak ada salahnya sebelum Lisa berangkat dia menjemput dulu kekasihnya itu meskipun Appa Kim mengatakan tidak perlu tapi Lisa bersikukuh membawa Jennie bersamanya.

Semenjak beberapa hari yang lalu orangtua Jennie merestui hubungan mereka, Lisa setiap hari pergi ke rumah Jennie, hanya untuk menemani gadis itu sarapan, menonton film, bermain, tidur siang dan hal-hal lainnya. Lisa tidak keberatan sama sekali, dia malah menyukai beberapa harinya ini. Meskipun terkadang dia hanya bisa mengunjungi Jennie beberapa jam saja dalam sehari.

Eomma Kim juga sangat terbuka dengan Lisa. Perlakuannya sangat lembut dan hangat membuat Lisa tidak sungkan saat berkunjung ke rumah kekasihnya itu.

Seperti dimudahkan dalam segala urusan, Lisa sangat bahagia sudah mengantongi restu dari kedua orangtua Jennie yang mungkin sejak awal dia takuti karena hubungan seperti ini tidak lazim bagi orang Korea. Tapi ternyata Lisa adalah yang paling beruntung karena orangtua Jennie malah berterimakasih padanya.

Lisa terus melirik Jennie beberapa kali ketika gadis itu bersenandung kecil sambil memainkan Nini yang hari ini berada dipelukannya. Lisa sama sekali tidak terganggu dengan sikap gadis yang dia jadikan kekasihnya seperti itu. Bagi sebagian orang mungkin Jennie terlihat tidak normal, namun di mata Lisa, Jennie hanyalah seseorang yang membutuhkan kasih sayang dan Lisa akan sangat dengan senang hati melimpahkan semua rasa sayangnya pada Jennie.

Mereka sudah tiba di rumah sakit tempat Lisa bekerja. Lisa turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil Jennie. Mereka parkir di tempat parkir khusus dokter-dokter dan saat bersamaan Chaeyoung juga turun dari mobilnya. Jangan tanya kenapa dia bisa parkir juga di parkiran dokter, Jisoo memberikan satu akses itu untuk kekasihnya, walaupun mungkin jika dokter Nam selaku direktur rumah sakit ini melihat, dia akan menegur Jisoo.

"Selamat pagi, Chaeyoung!" sapa Jennie dengan riang saat mereka bertiga bertemu.

"Oh hai! Pagi, Jennie." Chaeyoung kemudian menatap Lisa, dia merasa heran mengapa Jennie tiba di rumah sakit bersama Lisa.

"Lisa, apa Jennie sakit mata?" tanya Chaeyoung saat melihat Jennie mengenakan kacamata hitam itu.

Lisa terkekeh dan menggeleng, "Dia baik-baik saja. Dia bilang sedang ingin menggunakan kacamata itu."

Chaeyoung lalu tersenyum karena dia juga menyadari bahwa pasien dari sahabatnya ini memang seperti anak-anak. Ketahuilah bahwa Chaeyoung menjadi lebih dekat dengan Jennie. Meski kesan pertemuan pertama mereka buruk, tapi Chaeyoung yang rendah hati selalu bisa memahami orang-orang yang emosional seperti Jennie.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang