63 - Almost Gave Up

6.1K 1K 156
                                    

AUTHOR POV

"Aku benar-benar muak denganmu!"

"Kau pikir kau saja? Aku yang seharusnya mengatakan itu sejak lama!"

"Sejak lama? Apa maksudmu sejak
lama?"

"Jangan berpura-pura bodoh, aku tahu kau hanya ingin mempermainkanku, kan?"

"Jaga mulutmu! Fuck you!"

Chaeyoung membanting ponselnya ke kursi penumpang di sebelahnya setelah dia memutuskan panggilan dengan kekasihnya. Amarahnya kini berada di puncak, bahkan wajahnya yang putih kini berubah menjadi memerah. Nafasnya tidak beraturan karena dia tidak bisa mengendalikan emosinya.

Seperti hari ini, Chaeyoung akan mengajak makan siang Jisoo diluar namun Jisoo menolak karena dia mengatakan hari ini tidak ingin bertemu dengan Chaeyoung.

Bagaimana gadis itu tidak marah. Disaat dia ingin makan dengan kekasihnya, Jisoo dengan entengnya menolak, sementara beberapa hari yang lalu Chaeyoung harus menempuh perjalanan 2 jam dari lokasi pemotretannya ke rumah sakit hanya untuk menemani Jisoo membeli keperluan sehari-harinya.

Adu mulut mereka dari yang hanya sekedar kekesalan Chaeyoung terhadap Jisoo yang menolak ajakan makan siangnya malah menjadi pembahasan yang berat. Seperti semua kekesalan Jisoo keluar saat itu juga. Chaeyoung merasa itu hanya omong kosong, apa yang diucapkan Jisoo semua hanya alasan yang dipaksakan.

Pada intinya Chaeyoung mengambil kesimpulan jika kekasihnya sepertinya sudah bosan dengannya. Sebesar apapun kesalahan yang Chaeyoung buat, baik disengaja maupun tidak, dulu Jisoo tidak pernah mempermasalahkannya. Bahkan dalam situasi dan kondisi apapun dia akan selalu membela.

Tapi kali ini rasanya ada yang berbeda. Seolah kebalikan dari sifat Jisoo dulu, kini dokter muda itu sangat mudah marah dan mudah tersinggung. Entah sampai kapan ini akan berakhir, pikir Chaeyoung.

Akhir-akhir ini Chaeyoung tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik. Emosinya selalu meluap dan kemarahannya meletup setiap kali Jisoo selalu memancing hal kecil untuk menjadi sebuah pertengkaran. Entah apa yang dipikirkan dokter anak itu, namun selalu ada saja yang dia ungkit dan membuat Chaeyoung marah.

Dia lelah? Tentu saja. Siapa yang tidak akan lelah dengan hubungan seperti yang mereka jalani. Beberapa kali mereka mencoba membahasnya namun respon Jisoo terlihat acuh tak acuh yang menyebabkan tidak ada jalan keluar. Chaeyoung bingung karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Untuk sementara dia ingin tidak terlalu memusingkan pertengkaran hari ini, dia memilih pergi ke rumah Jennie untuk mengunjungi sahabatnya itu.

Dia yang mengendarai mobilnya sendiri kini memutar arah ke rumah keluarga Kim. Jennie dan Lisa memang sudah menetap di kediaman orangtua Jennie. Usia kandungannya yang semakin besar membuat pengawasan terhadap Jennie sangat ekstra. Terkadang Mommy Manoban juga menjaga Jennie disana, dan Lisa tidak perlu khawatir karena orangtuanya juga sangat begitu perhatian pada istrinya.

Chaeyoung tersenyum pahit saat membandingkan hubungannya dengan hubungan yang dimiliki Jennie dan Lisa, betapa bahagianya hubungan sahabatnya itu. Menikah, memiliki anak dan saling menyayangi satu sama lain. Tidak pernah ada masalah yang berarti diantara mereka. Dan Chaeyoung merasa iri akan hal itu jika dia bandingkan dengan hubungannya dengan Jisoo.

Ahh, dia menggelengkan kepalanya. Sudah dia katakan sendiri dalam
hatinya, bahwa hari ini dia tidak akan memikirkan tentang Jisoo dan hubungan mereka. Dia akan bersenang-senang dengan Jennie.

Dia berkendara selama hampir 45 menit dan akhirnya tiba, dia masuk ke rumah besar itu dan disambut baik oleh Eomma Kim.

"Jennie berada di taman belakang sendirian. Dia mengatakan tidak ingin diganggu, tapi masuklah, dia pasti tidak akan menolak jika kau yang datang." Chaeyoung tersenyum dan meminta izin sekali lagi untuk menghampiri Jennie.

HONEY FOR BABY - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang